hfd14🔰

243 12 0
                                    

Tuhan.. mulai dari kata mana ku awali tulisan ini. Bukankah terlalu indah dan tak pantas untukku. Engkau pemberi segala emosi memberiku pilihan, mana yang harus ku tampilkan dan terima. Ada satu emosi yang selama ini membuatku kehilangan diriku. Bahkan aku pun takut akan diriku. Ku baca kitab agar lebih dekat denganmu ku nyanyikan alunan merdu hanya untukmu berharap itu sebagai penenang hatiku.

Apa kau akan marah?
Mengingat diriku yang selalu lengah. Sangat sulit berbicara denganmu. Apa perasaanku saja? Sebenarnya ada hal yang ingin ku katakan akhir-akhir ini. Bukan! Bukan hanya sekali bahkan dua kali emosi ini muncul. Apa maaf mu akan terbuka untukku?

Aku ingin mengakhiri hidupku!!

04,05, 20xx
Taehyung



.........
Buku usang berwarna coklat itu mengkisahkan semua cerita semanis empedu. Meninggalkan sosok yang kini menangis tersedu-sedu. Apa ini yang selama ini ia rasakan, apa perasaan ini yang ia rasakan, apa ini semua. Hujan yang deras sekarang meninggalkan bekas Batu dibawah atap yang terkikis perlahan-lahan oleh air hujan. Batu mengira air hujan begitu kejam tapi batu tidak sadar bahwa cekungan yang didapat itu membuatnya menampung sumber kehidupan. Kenapa malah membahas batu jika hujan saja tidak tahu kapan ia akan turun.

Jungkook menutup buku itu dan memanggil seseorang yang selalu muncul dihadapannya yang tak pernah ia pedulikan. Ia ingin mencarinya tapi tak tau kemana. Jejaknya hilang begitu pun kehadirannya. Kenapa sesal selalu diakhir meninggalkan banyak keputusasaan.

Mengapa selalu kata "Maafkan aku", "kembalilah padaku", "jangan tinggalkan aku", "aku salah", "aku menyesal", "tolong", "maaf" yang selalu digunakan. Mengapa bukan yang lainnya. Ini terlalu sulit untuk diterima. Apa ini cukup? Tidak.



.........

"Taehyungggg cepat kemari"

"Baik eomma"

"Berhenti bermain layang-layangan kau sudah dewasa. Apa kau tidak malu"

"Oh ayolah eomma, aku ingin mencari suasana baru"

"Dan berhentilah mengganggu anak kecil tae. Setiap sore orang tua mereka mengadu pada eomma. Membuat eomma pusing"

"Hehe... bukankah kau menginginkan cucu eomma agar tidak kesepian disore hari. Aku sudah melakukannya"

"Entahlah... jika eomma katakan kau pasti akan menyelanya. Sana mandi!"

Cup

"Nee eomma ku sayang"



.........

"Maaf tuan kami sudah mencarinya disemua tempat dikorea tapi kami tidak menemukannya"

"Cari lagi mungkin kalian melewatinya saat melacak"

"Baik tuan"

Jungkook menatap sendu bangunan yang menjulang tinggi dihadapannya. Menghisap rokok ditangannya mengepulkan asap keatas membentuk pola. Kantung mata berlapis mengurangi ketampanannya. Ia tidak pernah seperti ini sebelumnya. Hanya satu orang yang berani membuatnya begitu. Nama taehyung tertulis dilengannya.

"Aku merindukanmu tae" lirihnya.

Suara ombak yang menakutkan dan para nelayan yang berjejer membawa hasil tangkapan mengalihkan perhatian taehyung yang sedang bersantai diatas pohon kelapa. Binar matanya terlihat begitu jelas, kekaguman dan juga ketidak percayaan. Ia mendongak keatas dan pikirannya berkecamuk kemana-mana. Perlahan matanya menunduk.

Cahaya mentari menyilaukan mata masuk dicela-cela dedaunan. Taehyung berkeringat ia tidak menyangka jika pekerjaannya sangat sulit. Ia menyeka keringat dengan tangan kanannya.

[END] ONESHOOT RANDOM //K.V🐯🐰Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang