4

430 59 0
                                    

"Apa kau yakin?" Felia sekaligus sepupu [Name] hanya dapat menatap heran kearah gadis tersebut.

Dimana posisi saat ini [Name] sedang merebahkan dirinya diatas kasur dengan posisi telungkup dan merentangkan kedua tanganya.

Felia melipat kedua tanganya, menghela nafas panjang lalu kembali menatap kearah [Name].

"....kin"

Suara [Name] tidak terdengar sama sekali, Felia menatap sabar kearah [Name]. Felia melangkah mendekat lalu menarik tangan sepupunya.

"Lain kali kalau bicara itu yang jelas" Felia memegang kedua pipi [Name], membuat bibir gadis itu sedikit monyong.

"Ywa ywa akwu twu"

Felia kembali menghela nafas panjang, menarik kembali kedua tanganya lalu berjalan menuju kearah pintu. Dikarenakan ada seseorang yang mengetuknya.

Klek

"...Apa Lady ada didalam?" Felia sedikit terkejut disaat melihat kemunculan Izekiel secara mendadak.

Felia mengedip matanya beberapa kali lalu menganggukkan kepalanya, gadis itu berkata kalau orang yang dicari laki-laki itu ada didalam.

"Ada apa Tuan?"

Dengan cepat [Name] muncul dihadapan Izekiel dengan kondisi sudah rapi sempurna. Felia melihat itu hanya dapat termenung dan menggelengkan kepalanya, ia izin pamit undur diri.

"Tuan seharusnya tunggu saja ditempat yang dijanjikan, jangan datang mendadak dong... Saya kan jadi berharap lebih"

"Begitu... Baiklah" Izekiel menjawab dengan eskpresi polos.

[Name] membatu mendengar jawaban Izekiel, gadis itu kembali menghembuskan nafasnya.

"Tidak, saya bercanda. Lupakan saja yang tadi"

Izekiel menatap gadis yang sudah berdiri disebelahnya dengan heran. Sebelumnya [Name] mengajak laki-laki itu untuk minum teh bersama, sebelum gadis itu kembali pulang kerumahnya.

Mereka duduk disebuah taman masion milik keluarga Duke Alpheus. Suasanya benar-benar tenang karena disertai suara kicauan burung.

Mereka berdua meminum teh mawar dan mengobrol santai, Izekiel menanggapinya dengan lembut walau masih agak kaku.

"Saat saya pulang nanti mau kah Tuan membalas setiap surat yang saya kirim?"

Izekiel memandang [Name], laki-laki itu membuka kecil bibirnya lalu mulai membentuk senyuman.

"Saya akan membalasnya"

[Name] mendengar hal itu kini tersenyum senang, ia mengulurkan jari kelingkingnya, untuk membentuk sebuah janji.

Izekiel menautkan jari kelingkingnya pertanda kalau dia sudah janji kepada [Name]. [Name] merasa bahagia dan membuat hatinya berbunga-bunga.

Rasanya ia sedang dikelilingi oleh hamparan bunga, rasanya benar-benar bahagia.

"Benar juga, apa anda ada waktu nanti malam?" [Name] bertanya setelah menarik kembali tanganya.

Izekiel mengambil cangkirnya lalu meminum tehnya. "Ada apa emangnya Lady?"

"Saya ingin mengajak anda keluar, kepasar malam" [Name] mengatakanya dengan senyuman manis. Sekelilingnya seperti ada cahaya mentari, membuat Izekiel merasakan sinaran tersebut.

"Akan saya usahakan"

"Okeyy" [Name] menjentikan jarinya lalu menyengir manis. Izekiel tersenyum tipis lalu menggelengkan kepalanya.

***

"kak"

Reon menolehkan kepalanya kepada sang adik yang sedang berjalan menghampirinya. Reon menyambut hangat kedatangan sang adik dan meminta sebuah pelukan.

MR.DUKETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang