14

332 49 0
                                    

"Akghh ayolah, kalian membosankan sekali!" [Name] mengeluh kepada Reon dan juga Fiola yang sedang duduk diruang tamu kediaman mereka.

"Akhir akhir ini kamu selalu keluar, apa tidak lelah?" Fiola bertanya karena khawatir. Akhir akhir ini gadis itu mulai menunjukkan tanda tanda kurang sehat.

Seperti batuk kecil dan bahkan [Name] bisa saja tidur dimana saja jika matanya terlelap sebentar. Fiola khawatir dengan keadaan [Name] maka dari itu baru kali ini ia menolak ajakan bermainnya [Name].

Merasa ajakan mainnya ditolak [Name] hanya dapat melipat kedua tanganya sebal, jarinya mengetuk ngetuk area sekitar siku.

Bukan tidak ada alasan mengapa [Name] sering mengajak mereka berdua keluar bersama, ia ingin Reon memiliki kesempatan buat menghabiskan waktunya bersama dengan Fiola.

Bahkan seharusnya yang dikhawatirkan saat ini adalah Fiola. Fiola akhir akhir ini selalu sibuk dengan kerjaanya dan bahkan keliatan jelas area bawah matanya menunjukkan warna gelap disana.

"Kalian berdua yang harus dikhawatirkan" Reon berucap sambil menatap dua orang yang berada didekatnya secara bergantian.

Dari tadi Reon memperhatikan keduanya dan dua-duanya sama-sama kurang sehat. Berakhir pria itu menyuruh kedua orang itu untuk beristirahat.

"Fiola, untuk hari ini bisakah kau nginap disini untuk sehari? Mukamu terlihat sangat pucat" Reon berucap dengan nada yang khawatir.

Ia tidak bisa tenang karena Fiola benar benar seperti makhluk yang seperti mau mati. Fiola sempat menolak dan memilih untuk pulang saja.

Reon merasa kesal dan terpaksa langsung menggendong Fiola dan membawanya ke kamar tamu. [Name] melihat itu sontak termenung diposisi awalnya.

Ia tidak habis pikir, dari mana munculnya keberanian seperti itu. Namun gadis itu hanya terkekeh kecil lalu menyuruh pelayannya untuk memanggil dokter untuk mengecek kesehatan Fiola.

"Nona, anda juga harus istirahat" Hana menyuruh Nonanya untuk beristirahat dan diturutin oleh gadis itu.

Ia akan tidur lebih awal untuk beristirahat dan menyerahkan urusan tokoh ke asistennya untuk sementara. Ia percaya pada karyawanya semua dan ia bisa tidur dengan nyenyak.

***

"Reon turunkan aku!" Fiola memohon kepada Reon yang masih saja menggendongnya, Reon tidak menggubrisnya sama sekali.

Fiola menghela nafas panjang dan dirinya mulai menyerah dan menempelkan kepalanya di dada bidangnya milik Reon dan menutup kedua matanya.

Dipikirin Reon saat ini fokus soal kesehatanya Fiola, namun setelah kepala Fiola menyender padanya membuat jantungnya meledak dan hampir saja dirinya tumbang.

Dengan cepat ia kembali ke tujuan utamanya dan membawa Fiola ke kamar tamu. Tidak lama mereka tiba dan dokter yang diminta juga datang.

Dokter mengatakan kalau Fiola kurang istirahat dan kekurangan gizi. Reon menatap tajam kearah Fiola, gadis itu hanya tersenyum sambil mengalihkan pandanganya. Dirinya merasa takut dengan tatapan milik Reon untuk kali ini.

Setelah Dokter itu keluar dari kamar, Reon langsung memerintahkan salah satu pelayan untuk membawakan makanan sehat untum Fiola. Pelayan itu mengerti dan bergerak pergi mengarah dapur.

"Reon aku baik baik sa-" Fiola menghentikan perkataanya disaat mendapatkan aura hitam dari Reon.

"Aku tidak baik baik saja" Fiola mengganti perkataanya sambil membuang muka.

Reon menghembuskan nafas panjang lalu duduk dikursi didekat kasur yang diduduki oleh Fiola.

"Bagaimana bisa kamu sampai tidak makan? Bahkan kamu sampai kekurangan gizi?" Reon bertanya dengan nada selembut mungkin, meski dirinya juga marah kepada Fiola.

MR.DUKETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang