3

417 68 2
                                    

"Hmm, apa gaun ini beneran cocok untukku?" [Name] melihat penampilannya dicermin.

Ia merasa kurang yakin dengan penampilanya, bukannya ini sedikit ramai pada gaunya? Gadis itu meminta mengganti gaun yang lebih simpel, karena hari ini hari pernikahan putri kerajaan Obelia.

"Kita tidak boleh menjadi pusat perhatian, karena yang seharusnya jadi pusat perhatian itu kedua pengantin" ucap [Name].

Hana mengangguk lalu mulai membawa gaun yang lebih simpel namun anggun. [Name] menyukainya lalu ia meminta rambutnya dimodel seperti biasanya.

"Apa aku keliatan menarik untuk dipandang tuan Izekiel?" [Name] bertanya malu-malu kepada Hana. Hana mengedip matanya beberapa kali lalu tertawa tipis.

"Hahaha, anda sungguh menarik" [Name] terkekeh kecil lalu mulai keluar dari kamarnya.

"Kenapa kau lama sek– wow" Felia kagum dengan penampilan [Name]. Gadis itu membuka kipasnya lalu menutup setengah wajahnya menggunakan kipas miliknya.

"Menarik juga penampilanmu untuk mengambil perhatian Tuan Duke" Felia kembali menutup kipasnya lalu mengarahkan didepan wajah [Name], Felia tersenyum miring karena ingin menggoda sepupunya.

"A-apa... Kau mengetahui rencanaku?" [Name] merasa malu karena ketahuan tujuanya.

"Hahaha, siapa yang tidak menyadarinya? Reon pasti juga bakalan mengetahuinya"

"Haaa, terserah kamu saja" [Name] menghembuskan nafasnya. Mereka berdua berjalan menuju kereta kuda yang sudah terpakir didepan masion Duke.

Disana juga sudah terdapat Izekiel bersama keluarga [Name]. [Name] yang melihat penampilan Izekiel kini tersipu malu, ia takut Izekiel juga menyadari tujuanya.

"Anda sudah siap Lady? Kita akan segera berangkat"

[Name] tersentak disaat Izekiel mengulurkan tanganya kepadanya. [Name] dengan malu malu menggapainya lalu menerima bantuan Izekiel untuk menaiki kereta kuda.

"Sampai jumpa di Istana, Lady" Izekiel tersenyum manis kepada [Name]. [Name] merasakan panah cinta kearahnya, gadis itu sudah tidak kuat menahan rasa malunya dan hanya dapat menunduk malu.

"I-iyaa" 

[Name] menaiki kereta kuda yang sama bersama kedua sepupunya. Felia menghembuskan nafasnya, ia tidak habis pikir dengan pola pikir [Name].

"Heii, orang bodohpun tau kalau kau sedang menahan malu" jawab Felia membuat [Name] mengangkat pandanganya.

"Keliatan jelas!?"

"Banget, bukan begitu?" Felia bertanya kepada sepupu laki-lakinya yang duduk disebelahnya.

Wouryt menganggukkan kepalanya dan mengangkat kedua tanganya. "Aku pun yang tidak peka saja mengetahuinya, apa lagi Tuan Duke"

"....apa dia bakalan risih denganku ya..." [Name] berguman pelan.

"Sudahlah, ga usah dipikirin begitu ka–"

PLAK

Wouryt mendapatkan pukulan pedas dari Felia. Laki-laki itu mengusap bahunya yang terasa panas akibat pukulan Felia.

"Kenapa kau memukulku?!"

"Karena kau bodoh"

"Apa?!"

Berakhir keduanya saling adu mulut selama perjalanan menuju istana Obelia. Berakhirnya pertengkaran mereka karena dipisah oleh Romeon.

"Kenapa kalian selalu saja bertengkar karena hal yang tidak berguna?" Romeon menepuk keningnya pasrah.

MR.DUKETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang