22

419 51 3
                                    

"Nona!! Anda mau pergi kemana sendirian??" Hana meneriaki nonanya yang sudah berjalan keluar dari tempat penginapan sambil mengenakan gaun bangsawan biasa.

"Menyusup" [Name] mengancungkan jempolnya dan membuat Hana semakin berteriak lalu mengejar Nonanya dengan tatapan panik.

Sedangkan Fiona dan Reon tidak mengetahui hal tersebut karena sedang pergi berdua untuk jalan-jalan sebentar.

Hana berhasil menyusul [Name], nafasnya naik turun karena kelelahan berlari. Matanya menatap kearah gadis itu yang masih menikmati suasana pasar Obelia.

Benar, mereka sudah tiba di Obelia semalam. [Name] tersenyum riang, melupakan kejadian beberapa minggu yang lalu.

Hana tersenyum, setidaknya Nonanya sedang bahagia sekarang. "Hana cepatlah!"

"Iyaaa Nona!" Hana berlari untuk menghampiri [Name] yang kian menjauh ditelan keramaian. Hana menggapai tangan Nonanya lalu menjaga [Name] dari kerumunan.

"Aduhh, karena anda lah karena kita kesulitan seperti ini. Anda terlalu terburu-buru" Hana berusaha mengeluarkan mereka berdua dari kerumunan lalu berhasil.

"Habisnya aku tidak sabar, makanan disini enak-enak tau!" Kedua mata gadis itu seketika berseri-seri sambil mengepal kedua tangannya.

"Lalu dari mana Anda menemukan gaun itu?" Hana menatap gaun yang dikenakan oleh [Name], terlihat biasa saja.

"Hehehe, aku mengambil dari lemari penginapan. Kayaknya orang sebelumnya meninggalkannya" [Name] berucap sambil memegang kedua sisi gaunnya lalu mengibasnya.

Gadis berambut hijau itu terlihat begitu berseri-seri. Sangat cantik dan imut. Meski mengenakan gaun biasa saja ia tetap cantik. Itulah pikir Hana.

Hana tersenyum.

"Ayok kita kembali mencari makanan" [Name] menarik tangannya Hana lalu mencari makanan ringan. Sudah begitu banyak makanan yang mereka beli hingga membuat Hana kewalahan.

Namun [Name] tidak menyerah, sekarang ia terfokus dengan sebuah tempat yang menjual kan hiasan rambut. Matanya melebar dengan cahaya disana, dengan cepat ia bergegas lalu melihat semua hiasan rambut.

Sesuai dugaannya, hasilnya bagus-bagus semua. Sangking bagus semuanya ia jadi ingin membeli semuanya. Sepasang matanya melirik kearah Hana yang terlihat kewalahan akibat mengikutinya.

Matanya kembali melirik kearah hiasan rambut disana. Tangannya mengambil salah satu benda itu yang baginya sangat cocok untuk Hana. Ia membayarnya lalu menghampiri Hana.

"Sudah beli Nona-"

Hana terkejut disaat [Name] memasangkan hiasan rambut itu yang berupa jepit rambut yang begitu cantik, butiran manik manik kecil tersusun rapi menghias jepitan rambut tersebut.

"Tebakanku benar kan. Ini sangat cocok untukmu!" [Name] tersenyum manis. Hana melebarkan kedua matanya lalu ikutan tersenyum. Tangannya menyentuh jepitan rambut tersebut lalu seperti hendak ingin menangis.

[Name] tersentak disaat melihat Hana menahan tanginnya. "Ehh?? Kenapa kamu menangis? Apa kamu tidak suka hadiah dariku??"

"Mana mungkin Nona. Saya sangat menyukainya, saya menangis karena terharu" Hana menghapus air matanya dengan senyuman dibibirnya.

[Name] kembali tersenyum lalu kembali mengajak Hana jalan-jalan. Hana menatap punggung Nonanya yang lebih kecil dibandingkan dirinya, Hana mulai berpikir.

'Jika Nona dalam masalah, maka aku akan menjadi paling terdepan untuk mendukungnya'

***

MR.DUKETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang