"Gania, gadis berumur 17 tahun yang hilang secara misterius di sekitar rumah sakit-"
Aku berdecak kesal mendengar berita tersebut dan langsung mematikan TV. Lagi lagi berita itu lagi. Apa gadis-gadis zaman sekarang tidak bisa menjaga dirinya sendiri? Apa mereka lupa jalan pulang ke rumah? Jangan jangan 'hilang' hanya jadi alasan untuk pergi dari orang tuanya. Ck. Mungkin juga polisi yang tidak becus menemukan beberapa gadis yang akhir-akhir ini dinyatakan hilang.
Aku beranjak dari ruang TV menuju dapur. Sepertinya susu cokelat hangat cocok untuk diminum malam ini. Sambil memanaskan air, aku meraih koran yang tersimpan di atas meja bar. Sekilas aku membaca berita yang terdapat dalam koran namun sedetik kemudian aku melemparnya karena lagi-lagi memberitakan gadis lain yang hilang secara misterius.
"Kenapa semua gadis menghilang? Apa mereka pergi ke planet yang hanya di isi oleh perempuan saja? Hal yang gila!"
Waktu sudah menunjukkan jam 10 malam. Mama dan Papa masih belum datang. Hari ini mereka berpergian menghadiri undangan makan malam teman lama mereka dan berjanji akan pulang sebelum jam 12 malam. Namun aku tidak peduli mereka pulang atau tidak, yang penting mereka tidak menghilang seperti berita gadis-gadis yang menghilang secara misterius. Hahaha berita yang konyol.
Tak lama kemudian suara mobil terdengar berhenti di depan rumah. Ah, baru saja aku membicarakannya dan mereka sudah sampai. Papa memanggil namaku dari luar memintaku membuka pintu, aku lalu mematikan kompor dan segera menghampiri arah panggilan tersebut.
"Kau baik-baik saja sendirian?" Tanya Mama langsung memelukku.
"Ya."
"Bagus. Akhir-akhir ini banyak gadis-gadis dikota ini menghilang. Selama di acara tadi Mama selalu memikirkan kamu. Untung saja aku masih melihatmu ada di depan kepalaku saat ini." Kata Mama.
"Ah ayolah mama. Itu sangat konyol." Balasku tertawa pelan. "Lihat, aku sangat baik sendirian disini."
"Christa, ayo bantu Papa membawa barang-barang ini!" Teriak Papa yang sudah berdiri di belakang bagasi mobil.
"Ya oke!" Balasku lalu meninggalkan Mama di depan rumah. Orangtua memang selalu mencemaskan hal-hal berlebihan yang tidak terjadi bahkan tidak pernah terjadi.
"Ini apa Papa?" Tanyaku melihat beberapa kotak besar tersusun rapi di bagasi mobil.
"Ya kau pasti sudah tahu itu adalah makanan. Seperti biasa teman Papa selalu memberikan makanan yang banyak untuk dibawa pulang." Kata Papa sambil tertawa mengingat kelakuan sahabatnya itu. Aku mengangguk mengiyakan, ya Paman Briyan memang selalu royal tentang makanan.
"Kau bawalah ini ke dalam. Biar Papa mengangkat kotak yang besar ini." Kata Papa. Aku segera membawa beberapa kotak makanan dari bagasi ke dalam rumah.
"Permisi."
Langkahku berhenti, secara refleks tubuhku berbalik menatap pria asing yang tiba-tiba menyapa Papa. Pria itu tersenyum manis sambil memperbaiki letak kacamata yang dipakainya lalu memberikan sekotak makanan pada Papa.
"Maaf paman, perkenalkan saya Andrio. Saya baru saja pindah tadi sore dirumah kosong di depan. Ini sedikit makanan dari saya." Kata pria bernama Andrio itu.
"Ah iya terimakasih ya. Salam kenal nama saya Roni. Semoga kau betah tinggal di kompleks ini ya." Kata Papa. "Christa! Christa kemarilah, bawa ini juga!" Papa tiba-tiba memanggilku.
Aku segera kembali ke arah bagasi. Papa kemudian menaruh kotak makanan barusan di atas susunan kotak makanan dari Paman Briyan.
"Perkenalkan, ini anakku Christa." Ucap Papa.
KAMU SEDANG MEMBACA
About U And Me [Cerpen]
Short StoryIni adalah kisah cinta kami. Cerita kami bersama. *Sesuai judul, ini hanyalah cerpen dan setiap bab beda-beda ceritanya