Surat cinta misterius

232 7 0
                                    

Biru Alaska x Jingga Anggira (Part 2)

Untuk kamu yang pernah menjadi senja, pernah datang, pernah bertahan tapi pada akhirnya memilih pergi.

Penasaran ya, tentang aku?
Tentang siapa aku ini untuk kamu? Mau cari aku? Tenang, aku kasih kamu bantuan supaya bisa secepatnya tahu siapa aku.

Aku berada di bawah langit yang sama seperti kamu. Bediri diatas pijakan tanah yang sama. Menghirup udara sama seperti kamu. Juga yang paling penting, sama seperti kamu, aku juga suka bau novel baru. Apa sudah mulai menemukan jawaban siapa aku?

2021

Dari manusia yang mencintai senja:)

*****

"Dapat surat lagi?" Jingga mengangguk.

Dira menghela nafas, "Jujur ya, penganggum rahasia lo itu bikin gue penasaran banget."

"Kira-kira siapa ya?" Jingga terlihat sedang berpikir tentang siapa orang yang selalu mengiriminya surat. Pasalnya selama sebulan belakangan ini ia sering mendapat sepucuk surat di laci mejanya.

"Adek kelas kali." Celetuk Nina.

"Masa sih? Gue kan nggak terlalu terkenal gimana. Gue juga nggak cantik-cantik amat." Jingga berpendapat tentang dirinya sendiri.

"Gimana kalau kita bikin rencana nangkep pengirim surat lo itu?" Usul Dira. Jingga dan Nina saling menatap satu sama lain, lalu kemudian mengangguk dan tersenyum.

"Ayo ayo. Gue juga penasaran banget." kata Nina semangat.

"Tapi gimana caranya?" tanya Jingga akhirnya.

Dira tersenyum misterius. Jingga dan Nina menatapnya bingung plus ngeri. Pasalnya senyum Dira ini seperti tokoh antagonis yang memiliki niat jahat.

"Sini-sini gue bisikan caranya." Jingga dan Nina lantas mendekati Dira dan mendengar dengan seksama apa yang dikatakannya.

Tepat pukul 14.00, bel sekolah berdentang keras di seluruh penjuru sekolah pertanda proses belajar mengajar hari ini telah selesai. Semuanya lantas bergerak menyimpan peralatan tulis menulis ke dalam tas dan siap untuk pulang.

"Gue duluan ya, abang gue udah di depan." ucap Nina, melambaikan tangan lantas pergi duluan keluar dari kelas.

Jingga dan Dira mengangguk. Mereka berdua akhirnya pergi menuju parkiran untuk mengambil sepeda. Keduanya berencana pulang bersama dengan naik sepeda.

Sampai di parkiran, Jingga mengambil sepedanya. Pelan-pelan tapi pasti ia mencoba mengeluarkan kendaraan roda dua kesayangannya dari dua motor mahal yang menghimpit.

"Woi cepet Jing! Puanas tau, gak." Dira dengan kesal menunggu mulai bercoletah.

"Sabar, gue juga lagi usaha ngeluarin nih." balas Jingga. "Sekolah kaya, tapi parkirannya cuma dua." Dirinya jadi terikut kesal juga.

Sekolahnya memang belum berniat membangun parkiran untuk sepeda. Murid-murid disini rata-rata naik kendaraan umum, ada juga yang membawa kendaraan roda dua milik pribadi. Sepeda hanya beberapa orang saja yang punya. Alasan itulah yang membuat sekolahnya belum mau membangun parkiran untuk sepeda.

"Kalau motor gue lecet, ganti rugi!" Seseorang bersuara, Jingga mendongak dan melihat sang pemilik motor sebelah kiri sedang berdiri menatapnya. Dia Biru Alaska, mantan pacarnya.

Ia menunduk kembali, tak mau menanggapi, hanya diam berusaha meloloskan sepedanya.

"Dasar bisu!" Biru berdecak kesal tidak di acuhkan. Tapi pada akhirnya dia mendekati Jingga dan mencoba membantunya.

About U And Me [Cerpen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang