Bab 3 : Tragedi Di Kerajaan Uchiha

1.8K 109 3
                                    

Di bawah cahaya rembulan yang gemilang, kerajaan terhampar dalam keheningan malam. Angin sepoi-sepoi malam membawa aroma bunga-bunga dari taman istana yang terhampar luas. Di sepanjang koridor-koridor marmer, lampu-lampu temaram bersinar lembut, menciptakan siluet yang misterius bagi tiang-tiang istana yang menjulang tinggi. Di kejauhan, siluet penjaga istana berjalan sambil menjaga ketenangan malam, seakan menjadi penjaga keamanan bagi seluruh kerajaan yang tertidur.

Saat ini, Naruto baru saja selesai mengerjakan dokumen negaranya, dia bangkit dari kursi yang ada di dalam ruang kerjanya, lalu berjalan keluar dan menuju kearah kamar Sai, setelah sampai tepat di depan pintu, dia diam sejenak kemudian mengetuk pintu dan membuka pintu kamar.

"Yang mulia?!" ucap Sai dengan nada terkejut atas kedatangan Naruto.

"Ada yang ingin aku bicarakan" ujar Naruto sambil berjalan ke sofa kemudian duduk di sana. Sai juga mengikuti dari belakang dan duduk di samping Naruto.

"Kau sungguh tidak memiliki wali?" Tanya Naruto.

"Benar, yang mulia" jawab Sai sambil memberikan senyum kecil.

"Baiklah jika kau menolak mengatakannya"

Sai hanya diam karena tidak tahu harus merespon apa lagi.

Naruto melirik sekilas, lalu beranjak dari sofa, "Kalau begitu, aku pergi dulu."

"Tunggu sebentar yang mulia" ujar Sai sambil meraih pergelangan tangan Naruto, "Apa anda tidak akan tidur di sini?" pungkasnya.

"Tidak, apa kau ingin aku tidur di sini?"

Sai mengangguk, "Iya, jika anda tidak keberatan"

"Baiklah" ucap Naruto sambil melepaskan baju atasannya. Sai yang melihat hal itu matanya langsug terbelalak kaget lalu segera memalingkan pandangannya.

Naruto mengangkat alis setelah melihat reaksi Sai kemudian mulai menyeringai, dia perlahan mencondongkan tubuhnya kearahnya, Sai hanya bisa tersipu, wajahnya semerah tomat dan dia sangat menikmati reaksi Sai.

"Y-yang mulia..." ujar Sai dengan gugup.

"Hm?" jawab Naruto, jemarinya mulai naik ke pipi Sai lalu bergerak perlahan ke bibir bawahnya, mengusapnya dengan lembut menggunakan jemarinya.

Sai tersentak saat merasakan sentuhan tiba-tiba itu di bibirnya, segera dia langsung mendorongnya menjauh,

***

Naruto mematung di depan pintu kamar Sai, diam sejenak lalu tertawa, "Rekasinya sangat lucu"

Beberapa saat yang lalu, karena tidak tahan dengan semua godaan Naruto yang terus di lakukan tanpa henti, dia langsung menariknya keluar dari kamarnya kemudian menutup pintu. Tapi bagi Naruto, itu adalah kemenangannya karena berhasil menjahili Sai.

Naruto melirik pintu kamar itu, "Besok aku akan pergi keluar istana selama seminggu"

Setelah memberitahu hal itu, dia mulai melangkah pergi untuk kembali ke kamarnya, tapi langkahnya berhenti setelah menyadari bahwa dirinya masih telanjang dada, dia hanya menghela napas lalu tertawa pelan dan Kembali berjalan pergi.

***

Pagi telah tiba di istana, dan meja makan dalam ruang makan utama dipenuhi dengan cahaya hangat matahari pagi yang memancar melalui jendela-jendela kaca bergelombang. Sebuah tirai sutra putih yang terbuka lebar menambah keanggunan ruangan, membiarkan sinar matahari memenuhi setiap sudut ruangan. Di meja makan, terhampar berbagai hidangan yang menggugah selera, mulai dari roti segar yang masih hangat, keju impor, buah-buahan tropis yang segar, hingga aneka macam selai yang disajikan dalam piring-piring perak berkilau. Aroma harum kopi yang diseduh segar mengisi udara, menciptakan atmosfer yang menyegarkan dan mengundang selera.

Naruto Harem [M-preg] 🔞🔞🔞(BxB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang