Dengan hati-hati, Shino membuka pintu dan memasuki ruangan kerja pribadi Naruto. Ruangan itu luas dan terang, dengan jendela besar yang memungkinkan cahaya matahari menyinari setiap sudut. Di tengah ruangan, sebuah meja besar terbuat dari kayu kokoh menjadi pusat perhatian, dengan tumpukan dokumen dan laporan yang tersusun rapi di atasnya. Naruto duduk di balik meja, dengan wajah muram saat ia menggosok wajahnya dengan frustasi.
Shino berjalan mendekati meja kerja Naruto lalu memberikan sebuah dokumen, "Yang mulia, pembangunan istana selir sedikit terhambat"
Mendengar hal itu, dahinya berkerut dan menatap Shino, "Jelaskan lebih rinci"
Shino menatap Hokage dengan penuh perhatian, menyadari pentingnya situasi yang dihadapi oleh negara mereka. Dengan hati-hati, ia menjelaskan, "Yang Mulia, terdapat beberapa kendala yang menghambat kemajuan pembangunan istana selir. Pertama, pasokan bahan bangunan terutama batu bata dan kayu mengalami keterlambatan karena cuaca buruk dan kesulitan dalam transportasi. Kedua, terjadi perubahan desain yang memerlukan waktu tambahan untuk pengaturan ulang konstruksi. Dan yang ketiga, tim kontraktor utama mengalami masalah keuangan yang memperlambat proyek secara keseluruhan."
Naruto mengangguk, menyerap setiap detail dengan serius., "Ini belum pernah terjadi sebelumnya, selidiki lebih dalam dan cari tahu penyebab sebenarnya dari masalah ini"
Shino mengangguk hormat, "Baik yang mulia, saya akan segera menyelidiki masalah ini dan memberi Anda update secara berkala."
"Kerja bagus, Shino. Saat kau keluar, beritahu pelayan untuk memberitahu Shikamaru bahwa aku memanggilnya"
Dengan hormat, Shino menanggapi perintah Naruto dengan anggukan singkat sebelum meninggalkan ruangan dengan langkah yang mantap. Dia segera menuju pintu dan keluar dari ruangan, meninggalkan Naruto untuk melanjutkan pekerjaannya.
Setelah keluar dari ruangan, Shino berpaling ke arah pelayan yang menunggu di luar pintu. "Tolong beritahu tuan Shikamaru bahwa Yang mulia memanggilnya," ucapnya dengan sopan.
Pelayan itu mengangguk dengan hormat, mengerti pesan Shino, sebelum bergegas pergi untuk memberi tahu Shikamaru tentang panggilan dari Naruto. Saat Shino melangkah pergi, dia merasa lega karena telah menyelesaikan tugasnya dengan baik.
***
Beberapa saat setelah Shino memberi pesan kepada pelayan, Shikamaru datang ke ruangan kerja Naruto dengan langkah yang mantap. Pintu terbuka dengan halus saat dia memasuki ruangan, dan dia menemukan Naruto duduk di balik meja kerja, terlihat serius memeriksa beberapa dokumen.
"Anda memanggilku, Yang mulia?" tanya Shikamaru dengan nada tenang saat dia berjalan mendekati meja.
"Ya, Shikamaru. Ada beberapa masalah yang perlu kita bicarakan," jawabnya, menunjuk pada kursi di depan meja.
Shikamaru duduk dengan santai, tetapi matanya tetap fokus pada Naruto, siap mendengarkan dengan serius, "Ada apa yang mulia?"
"Jujur padaku, kau menaruh obat perangsang di minuman-ku, kan?"
Shikamaru tidak menjawab, dia hanya diam. Naruto menatap diam Shikamaru dan menganggap diamnya itu sebagai jawaban bahwa semua ulah semalam, dalangnya adalah Shikamaru sendiri. Suasana di ruangan itu menjadi tegang saat Naruto menatap Shikamaru dengan serius. Mata mereka bertemu, dan meskipun Shikamaru tetap diam, ekspresi wajahnya mengungkapkan campuran perasaan dari penyesalan.
Naruto merasakan kekecewaannya meluap-luap, "Aku sudah memberimu kepercayaan untuk menjadi salah satu calon selir-ku, Shikamaru," ucapnuanya dengan suara yang penuh emosi lalu melanjutkan, "Dan sekarang, kau melakukan hal seperti ini."
Shikamaru menundukkan kepalanya, merasa beban kesalahannya yang berat. Meskipun dia tidak menjawab, dia menyadari betapa serius konsekuensi dari perbuatannya itu. Naruto mengambil nafas dalam-dalam, mencoba mengendalikan emosinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Naruto Harem [M-preg] 🔞🔞🔞(BxB)
FanfictionINI CERITA ⚠️HOMO⚠️, JADI TIDAK ADA YANG NYASAR, KALAU MASIH ADA YANG NYASAR, FIX BUTA!!! ____________________________________________________ Naruto Uzumaki, seorang kaisar di Negara konoha, sebelumnya ia memiliki 2 permaisuri, Sakura dan Hinata. T...