Sakura merasa tubuhnya tertarik ke dalam pusaran yang gelap. Rasanya tubuhnya seperti tercabik. Dia ingin berteriak tapi tak ada suara yang keluar.
'Sakit...tolong hentikan...sakit..'
Dia mencoba melawan, menggerakkan badannya, meronta. Lalu berhasil. Dia berhasil membuka matanya. Duduk dengan nafas terengah-engah.
Dia mencoba menetralkan detak jantungnya yang berpacu cepat juga nafasnya yang tidak beraturan. Setelah tenang dia mulai memeriksa tempatnya berada.
Dia mengerjapkan matanya, 'Ini kamarku...' Setelah menyadari di mana dia berada, dia mulai fokus pada tubuhnya yang terasa lebih kecil.
'Benar, aku berhasil. Gulungannya bekerja. Aku kembali ke masa lalu hahaha....' Dia senang tentu saja, saat mencoba gulungan itu dia tidak yakin akan berhasil.
Dia memandangi kamarnya yang bercat putih. Dia rindu kamar ini, kamarnya yang hancur saat invasi Pain.
Di kamarnya terdapat meja belajar yang menghadap ke arah jendela samping kamar dan lemari di seberang ranjangnya. Di samping ranjang terdapat nakas yang menyanggah lampu serta kalender di atasnya.
Dia menjangkau kalender yang ada di nakas. Dia harus memastikan sekarang tanggal berapa.
Terlihat sekarang adalah tanggal 15 April xxxx.
Saat mengingat apa yang terjadi di hari ini matanya melebar.
'Sialan, kenapa harus kembali di hari ini. Kenapa harus di hari pembantaian klan Uchiha terjadi. Apakah tragedi itu benar-benar tidak bisa dicegah. Aku harus bergegas menuju distrik Uchiha.'
Sakura langsung beranjak dari tempat tidur untuk mengambil kantong kunai di laci meja belajarnya.
Namun saat bangun dari tempat tidur, badannya terhuyung lalu rasa sakit mulai menyerang kepalanya. Dia jatuh terduduk.
‘Apa ini? Ini ingatanku? Sasuke-kun? Apa yang terjadi? Apa ini bukan dimensi asal kami?’ Pertanyaan-pertanyaan itu terlontar dibenaknya saat melihat momen kebersamaan dirinya dengan Sasuke kecil, yang dia yakini tidak pernah dia alami sebelumnya.
‘Atau Sasuke-kun tiba di dunia ini lebih awal dariku?’
.
.
.Apa kalian sama bingungnya dengan Sakura? Mari duduk, biar kuberi tahu kebenarannya.
Kita akan kembali kala mereka masih berusia 7 saat tokoh utama kita yang lain terserang demam tinggi. Tubuhnya tak sekuat yang dia kira untuk melakukan latihan guna melampaui kakaknya.
Dia lupa tubuhnya masih terlalu kecil untuk latihan seintens itu. Dia lalai menjaga tubuhnya, orang di sekitarnya pun lalai dalam menjaganya. Mereka terlalu percaya anak sekecil dirinya mengetahui batasan tubuhnya. Sayangnya Sasuke kecil kita yang naif tak bisa selamat malam itu. Saat itulah Sasuke dari masa depan menggantikan dirinya yang telah tiada.
‘Ah, kali ini aku tak selamat?’ Itu adalah hal pertama yang terlintas setelah dia bangun dari tidurnya. Sayangnya keluarganya belum ada yang menyadari kepergian Sasuke kecil.
‘Kau lebih menyedihkan dari diriku. Pergilah dengan tenang ke tempat yang lebih baik, tak perlu memikirkan yang lainnya, kalau kau ingin membuat mereka bangga akan kulakukan untukmu. Biarkan aku menggunakan tubuhmu. Aku adalah kau, aku akan melakukan apa yang tak bisa kau lakukan, bahkan untuk sekedar melampauinya.’
Setelah mengucapkan itu, badannya terasa lebih ringan. Sasuke tak langsung beranjak dari tempat tidurnya. Dia ingin memastikan tahun dimana dia terbangun. Dia juga harus menyugesti dirinya, dia sudah tak lagi di penjara itu, dia sudah tak lagi menerima kesakitan-kesakitan itu, dia sudah bebas. Tubuhnya tak akan terasa sakit lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Redemption on Another Time
RomantizmSetelah berakhirnya perang shinobi, Sasuke kembali ke desa. Dia sudah siap dengan konsukuensi yang akan dia hadapi. Tapi Sakura tak pernah mengira Sasuke harus menjalani penyiksaan yang tak pantas dia dapatkan. Saat misi penyelamatan dilakukan klan...