01

1.3K 103 20
                                    

Sebuah kota yang padat terlihat ramai dan tertib. Bangunan tinggi di siang hari menampakkan sebuah Billboard besar yang menunjukan gambar seorang karakter di sebuah webtoon.

Webtoon yang paling populer akhir-akhir ini menjadi perbincangan teman-temannya di kampus. Vino Kim, pemuda blasteran Korea-Indonesia ini nampak terlihat lesu sambil memandangi Billboard tersebut.

Dalam hati bertanya-tanya, kapan dirinya berisekai dan mengumpulkan para harem yang cantik dan seksi. Tidak! Satu wanita saja cukup untuknya! Atau....pria manis dengan pinggang kecil pun tak masalah.

'Sadarlah pada kenyataan, Vino!'

Hidupmu yang masih jomblo dari lahir tidak akan merasakannya jika tidak sukses dan jadi budak korporat setelahnya. Setampan-tampannya dirimu jika tidak punya uang, semua akan lari darimu.

'Ok! Mari menyebrang saja!'

Vino yang sedari tadi berada di sisi jalan mulai menyebrang setelah menunggu beberapa saat. Berjalan berbarengan dengan orang-orang yang berjalan di sisi yang sama. Dirinya tidak menyadari bahaya apa yang akan terjadi padanya di kejauhan.

Pikirannya yang tidak fokus, tidak sadar ada sebuah mobil pemadam kebakaran yang melaju kencang dengan sirine penanda melaju ke arahnya. Orang-orang di sekitarnya yang sadar akan kedatangan mobil tersebut bergegas menghindar, namun Vino yang baru sadar setelah makin dekat tidak bisa menghindar. Alhasil, dirinya tertabrak tak tertolong.

Tentu, orang-orang yang melihat kejadian itu panik dan terkejut. Melihat tubuhnya berlumuran darah dan membasahi jalanan beraspal membawanya dalam kondisi kritis. Namun, pikiran Vino saat ini selain rasa sakit yang ia derita di seluruh tubuhnya adalah-

'Akhirnya aku mati juga... Kuharap dengan ditabraknya mobil, aku bisa berisekai sesuai impianku. Tapi, jika hal itu tidak terwujud..., aku harap bisa bereinkarnasi menjadi seseorang yang dicintai banyak orang... Tapi kalau itu juga tidak bisa, setidaknya biarkan aku bermimpi dan tunjukan jodohku yang seharusnya menikah denganku di masa depan.'

Entah Tuhan yang terlalu baik atau merasa kasihan padanya, sebuah mimpi datang padanya setelah mata sayu itu tertutup rapat. Mimpi itu terlihat menyenangkan sampai-sampai Vino enggan pergi dari mimpi tersebut. Meskipun tak ingat apa yang ia mimpikan, namun, Tuhan masih sayang padanya dengan jodoh yang sangat baik dan perhatian padanya.

Matanya pun kembali terbuka, mimpi yang tiba-tiba terlupakan itu menjadi penanda awal kehidupan barunya. Setelah sadar dan bangkit dari tidurnya yang terasa panjang, Vino menyadari satu hal.

"Apa aku ada di alam baka?" Melirik sana sini, Vino malah bingung dengan sebuah kamar yang ia tempati. "Tapi, kok, kayak sama saja, ya?" Dia mengira jika kamar ini adalah tempat tunggu sebelum masuk alam akhirat.

Kamarnya cukup rapih dan lebih luas dari kamar kosannya yang dulu. Kasurnya yang bisa diisi tiga orang, meja belajar yang diisi komputer, laptop, dan sejenisnya, ada juga tv dan satu sofa, dan lagi kamar mandi?

"Wah, kamar mandinya saja bagus begini? Lebih luas dari kamarku di kosan pula!" Sepertinya, Tuhan baik sekali padanya karena sudah memberikan fasilitas tunggu sebagus ini.

Kakinya kemudian pergi ke area tv, duduk di sofa putih lalu menyalakan tv. "Wah, ternyata di alam baka bisa nonton drakor juga." Cemilan di samping sofa tersedia di sana. "Bahkan bisa makan juga. Hebat!"

Vino tidak menyadari jam di laci samping ranjang yang menunjukkan pukul 7:40, dia asyik dengan tontonannya. Dia terhanyut oleh dugaannya hingga ketukan di pintu terdengar lalu terbuka kemudian.

Seorang pemuda jangkung dengan setelan seragam sekolah terpampang di sana. Wajahnya yang awalnya datar berubah mengkerut bingung.

"Hyungseok?" Vino yang mendengar suara beratnya seketika menoleh dan terdiam. "Kenapa kamu belum juga turun? Bunda sama ayah udah nungguin kamu di bawah." Pemuda jangkung itu masuk sambil melihat penampilan Vino serta tv yang menyala lalu menggeleng.

𝐖𝐚𝐫𝐧𝐚 𝐝𝐢 𝐌𝐚𝐭𝐚𝐦𝐮 [𝐇𝐲𝐮𝐧𝐠𝐬𝐞𝐨𝐤]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang