08

565 72 16
                                    

Pesta pun di mulai sekitar jam 7 malam. Semua murid yang mendapat undangan sesuai dengan permintaan Yoojin pada pihak Sekolah kini memenuhi restoran mewah di lantai 1. Makanan dan minuman khas restoran tersebut terjajar sebagai prasmanan. Suara musik yang mengalun menyenangkan berhasil memeriahkan suasana. Seorang murid di jurusan musik&dance sengaja membawa senjata mereka untuk pesta ini.

Hyungseok bersama teman-temannya asyik mengobrol di sana. Gimyung pun beserta ketiga temannya juga turut andil dengan dalih jika dirinya juga bagian dari SMA Jaewon meskipun berbeda aliran. Kali ini Hero Burn Knuckles dan Bos Big Deal nampak akur karena memiliki selera makanan yang sama.

"Kau tadi lama sekali ke toilet, Daniel. Kebelet berak atau gimana?" Zin tiba-tiba menyahut setelah memasukan satu suap makanan ke mulutnya. Mijin menyenggol kasar tangannya merasa tidak suka. "Ih, jangan ngomong jorok saat kita lagi makan gini, Zin!"

"Hehe. Maaf." Balas Zin cuman cengengesan.

Jeda. Daniel seolah memikirkan sesuatu sebelum menjawabnya. "Oh.., hm." Namun hanya deheman di sana. Terdengar malas dan lebih fokus dengan cake stroberi di tangannya.

"Lalu kau..!" Zin menunjuk dengan dagu ke Hyungseok yang duduk di samping Daniel. "Kenapa tiba-tiba ngilang, hah? Kau tau seberapa paniknya aku—maksudku kita mencarimu?"

"Aku udah bilang kok tadi, kalau aku mau jalan-jalan sendiri!" Ucap Hyungseok tidak terima. Merasa di tuduh.

"Kapan? Gak ada tuh kau bilang kayak gitu!" Timpal Zin lagi dengan ekspresi sewot.

"Aku bilang ke Jay kok. Iya kan, Jay?"  Jay mengangguk mengiyakan kemudian meminum anggun minuman merah miliknya—bukan wine, karena ada gelembungnya.

Zin mendecih tidak suka. "Kenapa hanya dia saja, kenapa bukan padaku—maksudku, ke grup chat saja!"

"Ah...itu—" Sebenarnya kalau bukan karena Jay yang mengirim pesan duluan padanya, Hyungseok tidak akan ingat untuk memberitahukan mereka. "—aku cuman ingat Jay tadi. Makanya..."

Jay tersenyum senang mendengar ucapan Hyungseok. Meskipun terdengar seperti alasan, Zin tetap merasa jengkel mendengarnya dan memilih pergi dari sana dengan langkah menghentak keras.

Hyungseok terkekeh paksa merasa bersalah melihat kepergiannya.

Ting!

Sebuah pesan ia dapatkan dari nomor tak dikenal. Namun isi pesannya langsung bisa ditebak siapa. Mendongak ke lantai 2, Yoojin berdiri di dekat pembatas setinggi pinggang. Tangannya melambai memberi 'Halo' padanya.

Lalu meminta izin pada mereka untuk pergi sebentar dari sana dan menuju ke luar restoran lewat pintu belakang. Di sana Yoojin dan Yoosung, serta Mandeok di belakang mereka menunggu.

Yoosung dengan kebiasaannya memeluk seseorang yang ia sayangi langsung menghambur ke arah Hyungseok. Menduselkan wajahnya di perpotongan leher Hyungseok. Pemuda freckles itu jadi suka dengan wangi khas milik penyelamatnya.

"Maaf aku memintamu untuk datang ke sini, padahal lagi senang-senangnya bersama teman-temanmu."

"Gak apa-apa, kok."

Angin dingin berhembus lembut di tengah suasana hangat di antara mereka. Menerbangkan helaian rambut halus Hyungseok yang hampir menutupi pandangannya. Pengusaha muda itu terdiam beberapa saat begitu merasa kagum akan paras Hyungseok. Berterima kasih karena wahana indoor ini berhasil menyesuaikan suasana dengan waktu malam hari ini.

Meskipun sekarang sudah gelap, cahaya lampu yang menyinari mereka tak dapat menghilangkan pesona pemuda Park yang seakan bersinar.

"Aku hanya ingin pamit denganmu karena kami akan pulang lebih awal."

𝐖𝐚𝐫𝐧𝐚 𝐝𝐢 𝐌𝐚𝐭𝐚𝐦𝐮 [𝐇𝐲𝐮𝐧𝐠𝐬𝐞𝐨𝐤]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang