Tubuhnya merosot begitu saja setelah sampai di bilik toilet paling ujung. Wajahnya ditutup dengan kedua tangannya berusaha disembunyikan namun perasaannya sangat jelas terlihat.
Kedua matanya yang mengintip di antara celah-celah jari nampak membola saking terkejutnya ia akan situasi yang beberapa waktu lalu ia lihat.
'Tidak mungkin! Tidak mungkin!'
Terus berucap demikian di benaknya berkali-kali mengenyahkan tebakan di dalam pikirannya karena hatinya yang tidak mau setuju. Kedua tangannya pun menyisir rambutnya sampai ke tengkuk.
"Tidak mungkin, kan..??" Gumamnya masih merasa tak percaya.
Mengingat kembali kejadian di kantin di mana dirinya merasa familiar dengan salah satu cerita alternatif yang pernah ia baca sekali seumur hidupnya. Sebuah fiksi penggemar dari Lookism dengan tema pelangi terakhir yang ia baca sebelum kematian pertamanya. Dan juga satu-satunya cerita yang ia baca di mana pasangan utamanya adalah dua karakter yang ia anggap sebagai dominan mutlak.
'Saat itu aku benar-benar syok karena kukira genrenya itu friendship dan bukannya boyslove. Tapi tetap aku lanjutkan, sih soalnya ceritanya seru. Tidak ku sangka, salah satu adegan di dalam cerita itu ada di depan mataku.'
Kepalanya mendongak ke atas. Berusaha mengingat judul cerita tersebut. 'Kalau tidak salah..., judulnya itu, warna di matamu kan? Jadi.., apa aku masuk ke dunia AU? Bukan ke cerita aslinya?'
Hyungseok menghela nafas kecewa. Tangannya memeluk kedua kakinya yang terlipat dan menyembunyikan wajahnya di sana. Merasa lemas seketika akan kenyataan yang ia ketahui barusan. Pun jadi tidak menyadari terdengar pintu kamar mandi terbuka.
"Apa yang kulakukan setelah ini? Aku bingung...." Bingungnya dengan suara yang teredam.
Keheningan menyapa. Hyungseok melamun cukup lama di atas lantai yang cukup dingin. Dalam celah pintu bilik ada sepasang sepatu di sana. Seseorang tengah berdiri di depan bilik yang ditempati Hyungseok tanpa suara.
Hyungseok masih tidak menyadari keadaan sekitarnya. Pikirannya asyik menerawang, berusaha mengingat kembali cerita yang dibacanya itu. Berpikir, mungkin dengan ingatnya dirinya akan cerita tersebut dapat membantu hidupnya agar lebih muda di sini.
'Coba ku ingat. Seingatku, cerita ini tema utamanya slice of life dan Janghyun dan Jihoon yang jadi tokoh utamanya. Hanya kisah di mana perjuangan cinta Jihoon terhadap Janghyun dan berakhir pacaran. Lalu lanjut season dua, di mana genrenya bertambah dan ada yang mengganggu hubungan harmonis mereka. Kalau tidak salah, antagonisnya adalah sahabat Janghyun yang sekelas dengannya. Dia—"
Hyungseok langsung duduk tegak hingga punggungnya menabrak cukup keras dinding bilik. 'Tunggu! Aku kan sahabatnya Janghyun! Dan aku adalah Park Hyungseok! Dengan kata lain, di dunia ini aku adalah antagonisnya!!?'
Hyungseok tertawa miris setelahnya. Tidak menyangka nasib kehidupan keduanya seperti ini. Menjadi pelakor dari hubungan harmonis dari sahabatnya sendiri. Apalagi di akhir cerita, nasib Hyungseok tidak akan berjalan baik dan kemudian hancur hingga tak bersisa.
Teman-temannya akan menjauhinya dan tidak ada lagi yang mau mendekatinya. Ayahnya dipecat dan tidak bisa bekerja lagi karena tahu anaknya mengganggu anak pemilik rumah sakit. Ibunya yang menggantikan mencari nafkah jadi sakit-sakitan dan akhirnya meninggal. Daniel yang selalu membela dirinya meskipun tahu salah dijebloskan ke penjara. Dan berakhir, mentalnya akan sakit dan masuk rumah sakit jiwa karena terlalu obsesi terhadap Jihoon.
"Benar-benar menyedihkan..."
Meskipun dirinya tidak menyukai Hyungseok yang terlalu obsesi pada Jihoon, nyatanya balasan untuknya tersebut terlalu berlebihan hingga tak ada waktu untuk Hyungseok berubah.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐖𝐚𝐫𝐧𝐚 𝐝𝐢 𝐌𝐚𝐭𝐚𝐦𝐮 [𝐇𝐲𝐮𝐧𝐠𝐬𝐞𝐨𝐤]
FanfictionCover & art, story by Virgoeminie BL, fanfiction, School Life, Transmigrasi-Reinkarnasi Hyungseok Harem (?) Sinopsis: Setelah kematiannya, Vino Kim masuk ke dalam tubuh Park Hyungseok yang berperan sebagai karakter antagonis dalam cerita AU Jihoon d...