Perhatian: Spoiler bagi yang belum baca Lookism arc 'Mengalahkan Big Deal'
•••
Duduk di pojok kantin di mana lapangan sepak bola terpampang di samping meja yang disekat dengan jendela besar. Hyungseok tidak menyangka SMA Jaewon punya lapangan sebesar itu.
"Kamu mau ngomong apa?"
Zin tidak langsung menjawab. Pandangan malas ia tujukan pada Hyungseok yang terlihat mengelus dadanya seolah mensyukuri sesuatu. Lalu tiba-tiba menoer dahi Hyungseok dengan dua jarinya.
"Akh! Sakit!"
"Rasain. Soalnya keliatan bodoh, sih."
"Kenapa tiba-tiba bilang bodoh padaku?? Memangnya aku ngapain?"
Zin terdiam. Dahi Hyungseok yang diusap-usap oleh pemiliknya menjadi merah. Mengerutkan dahinya bingung padahal dia melakukannya sepelan mungkin. Tangannya terulur menyentuh dahi itu.
"Apa sakit?" Tanyanya sambil mengelus pelan dengan ibu jarinya.
"Yaiyalah!" Ucap Hyungseok tak terima karena dahinya jadi berdenyut dan panas.
"Maaf, deh. Aku salah." Zin memberikan semua daging yang ada di nampannya untuk Hyungseok. "Nih."
"Zin memberikan semua ini untukku?" Hyungseok merasa terharu meskipun masih memasang muka cemberut, mengira Zin memberikannya untuk permintaan maaf. "Bukan, sih. Semua ini Daniel yang kasih."
"...Hyung?" Menoleh ke arah meja yang agak jauh. Ketiga teman yang biasa menjadi teman makan di jam istirahat sedang duduk bersama. Mijin yang tidak menyadari pandangannya dan asyik berceloteh dengan Daniel di sampingnya yang membelakanginya. "Ngapain, sih, harus lewat Zin..? Kan bisa kasih sendiri...." Gerutu Hyungseok namun pipinya merona tipis merasa senang.
Jay yang menyadari tatapan Hyungseok terlihat mengetakan sesuatu. Gerakan bibir yang hanya diketahui oleh Park bersaudara membuat Hyungseok memiringkan kepalanya.
Pemuda kaya raya itu mengatakan padanya bahwa semuanya akan baik-baik saja. Bersamaan dengan sebuah pesan di ponselnya, Jay menulis sesuatu di sana.
Jay
Daniel sebenarnya tidak benar-benar marah. Dia cuman gengsi untuk berbicara duluan denganmu, Hyungseok. Jadi tidak apa-apa. Jangan sedih ya...Isi pesannya membawa Hyungseok reflek menatap Jay kembali. Senyuman yang selalu tulus padanya itu membuat Hyungseok merasa tenang. Ia membalas senyuman Jay lebih lebar hingga matanya menyipit.
Zin yang menyaksikan interaksi sunyi yang menghangatkan itu dengan senyuman tipis sambil menggelengkan kepalanya pelan. Tidak ada yang perlu ia khawatirkan dengan kedua saudara kembar itu. Bahkan dengan perbuatan kecil seperti ini, hubungan keduanya tidak akan merenggang semudah itu.
Hyungseok dengan lahap memakan daging pemberian Daniel. Hatinya terasa lega karena Daniel tidak benar-benar marah padanya.
"Oh, ya. Zin mau ngomong sesuatu padaku, kan? Apa itu?" Hyungseok hampir lupa tujuan awal Zin mengajaknya bicara berdua tadi.
Pemuda bermata sipit itu lebih dulu minum soda miliknya hingga hampir tandas. "Sebaiknya kamu ikuti ucapan kembaranmu. Itu lebih baik untukmu."
Hyungseok terdiam. Bahkan Zin pun juga menginginkan dirinya untuk menjauhi Janghyun. Sebenarnya, sebab apa yang mengharuskannya untuk melakukannya? Padahal Janghyun selalu baik padanya meskipun dia tahu Hyungseok suka pada kekasihnya dan berusaha untuk merebut.
Jika memang ada sesuatu yang disembunyikan Janghyun darinya dan memang merugikan untuknya, seharusnya dia sudah tahu dari cerita aslinya. Tidak ada alur di mana Janghyun merugikan Hyungseok oleh tangannya sendiri. Kemalangan Hyungseok di dalam cerita asli pun karena ulah Hyungseok sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐖𝐚𝐫𝐧𝐚 𝐝𝐢 𝐌𝐚𝐭𝐚𝐦𝐮 [𝐇𝐲𝐮𝐧𝐠𝐬𝐞𝐨𝐤]
FanfictionCover & art, story by Virgoeminie BL, fanfiction, School Life, Transmigrasi-Reinkarnasi Hyungseok Harem (?) Sinopsis: Setelah kematiannya, Vino Kim masuk ke dalam tubuh Park Hyungseok yang berperan sebagai karakter antagonis dalam cerita AU Jihoon d...