𝐖𝐚𝐫𝐧𝐚 𝐝𝐢 𝐌𝐚𝐭𝐚𝐦𝐮 [𝐇𝐲𝐮𝐧𝐠𝐬𝐞𝐨𝐤]

10

Hyungseok sekolah seperti biasanya. Saat dirinya turun ke lantai 1, hanya ada ibu Park yang ada di ruang makan. Dirinya ingat jika ayahnya sudah berangkat subuh-subuh tadi. Ayahnya sudah menetap di rumah sakit beberapa hari yang lalu dengan jangka waktu yang tidak ditentukan, mungkin kisaran satu tahunan. Kemarin ayahnya izin cuti sehari hanya untuk mengajaknya makan malam bersama Yoojin. Meskipun baru beberapa hari bekerja sebagai ketua tim di pusat trauma TJ Hospital, ayah Park tidak mendapat masalah dengan pihak rumah sakit.

Lalu Daniel. Kakaknya ini agak lain. Hyungseok jadi tau kehidupan kembarannya itu selama ini. Pulang pergi hanya untuk menginap di kantor polisi karena perilakunya yang selalu melanggar peraturan. Kata ibu Park, Daniel membuat kerusuhan dan merusak properti umum. Pemuda manis itu pernah bertanya pada ibu Park apakah malu punya anak seperti Daniel dan jawaban darinya membuatnya speechless.

Katanya, "Udah biasa. Dia ini mirip papa kamu. Bandelnya minta ampun, tapi untungnya gak sampe narkoba dan bunuh orang. Kalo sampe kejadian, bunda bakal coret Daniel dari kartu keluarga sekalian sama papamu."

Hyungseok geleng-geleng kepala mengingatnya. Yah, jangan lupakan cerita asli Lookism yang penuh ke-tidak-masuk-akalan karakternya. Pasti penulis 'Warna di Matamu' juga akan menggunakan plot tersebut di ceritanya ini.

'Aku jadi rindu gelut mereka. Sudah episode berapa ya Looksim saat ini di duniaku yang dulu.'

Tiba-tiba melankolis. Hyungseok itu beneran penggemar cerita milik Park Taejoon tersebut. Sejak dirinya masih bangku sekolah sampai kuliah, webtoon tersebut sudah menemaninya. Sebenarnya, selain cerita alternatif 'Warna di Matamu', Hyungseok sudah lupa dengan fiksi penggemar yang lainnya. Dia sudah banyak membaca cerita buatan penggemar apapun genrenya. Namun begitu masuk ke dunia ini, semuanya seakan lenyap dan hanya tersisa ingatan cerita 'Warna di Matamu' saja.

Meskipun demikian, Hyungseok tidak memiliki masalah tentang itu karena tidak akan mempengaruhi dirinya juga.

Hyungseok selesai sarapan dan pak supir akan mengantarnya ke sekolah seperti biasanya. Dalam perjalanan entah kenapa Hyungseok merasa tak enak dan agak gugup. Sepanjang perjalanan hanya keheningan yang melanda. Pak supir yang aneh karena tuannya diam tidak seperti biasanya ikutan menutup mulut.

Sesampainya di sekolah, Hyungseok pamit pada pak supir lalu menuju ke dalam gedung sekolah. Selama dirinya berjalan di sepanjang koridor, tatapan seakan menusuk ke arahnya secara tak biasa. Hyungseok memiliki kepekaan karena dulu sebelum masuk ke tubuh ini, pandangan setiap orang yang mengarah padanya akan sangat ia sadari.

Saking sensitifnya karena jarang diperhatikan orang banyak, bulu hidung dosen pembimbing yang panjangnya sampai terlihat di luar lubang cenderung ia perhatikan saat terpapar hembusan angin.

'Ada apa ini? Kok orang-orang pada liatin aku? Apa aku buat kesalahan? Masa sih karena tadi aku gak sengaja tersandung kakiku sendiri...Malu-maluin banget, sih!'

Langkahnya makin dipercepat dengan matanya tertutup malu. Namun karena itu, dirinya tidak sengaja menabrak bahu seseorang. Beberapa siswa terdengar lirih memaki, saat matanya bertemu tatap dengan Hyungseok, ada rasa kaget dan cepat-cepat pergi dari sana tanpa meminta maaf padanya sambil berbisik dengan teman-temannya. Pemuda manis itu mendengar dengan jelas apa yang dirinya bisikan.

"Eh, bukannya dia yang viral di base sekolah itu?"

Memilih pergi dari sana secepatnya, Hyungseok jadi merasa terbebani dengan tatapan mereka ke arahnya. Bahkan bisikan lainnya berhamburan setelahnya.

Viral? Hyungseok bertanya-tanya mendengarnya. Sejak kapan orang-orang jadi berbisik seperti itu mengenai dirinya? Apa kejadian kakinya tersandung tadi tiba-tiba viral secepat itu?? Kalau beneran, bukannya sekolah terlalu berlebihan padanya?? Dan juga, dirinya baru tau jika sekolah ini punya akun sosial medianya sendiri. Hyungseok harus memeriksanya sesegera mungkin.