Sebuah pemakaman umum menjadi tempat singgahnya Janghyun di pagi hari. Duduk di sebuah bangku kecil di depan sebuah makam seseorang. Sebuah potret berbingkai emas tertata di atas makam.
Seorang wanita cantik tengah tersenyum di sana.
Janghyun menatap lekat potret tersebut setelah dengan khusyuk berdoa. Ada kerinduan di matanya walaupun wajahnya dibiarkan tanpa ekspresi.
Hari ini, Janghyun tidak sedang mengobrol dengan ibunya seperti biasa dan hanya berdiam diri saja di sana.
Meskipun tatapannya fokus ke arah depan, nyatanya, pikirannya melanglang buana memikirkan seseorang. Bagaimana otak dan hatinya menjadi sinkron saat memikirkan Park Hyungseok.
Tingkah Hyungseok belakangan ini sangat berbeda dari biasanya.
Janghyun sadar setelah hari itu, ekspetasi bahwa Hyungseok akan bertindak sesuai dengan keinginannya tidak lagi terlihat. Malahan, Hyungseok mulai menjauh dari dirinya.
Dan satu fakta mengejutkan bahwa Hyungseok tidak lagi menyukai Jihoon adalah sebuah kebenaran yang tidak bisa ia terima.
Memikirkan bagaimana Hyungseok begitu mendambakan Jihoon hingga dia berani mendekatinya meskipun orang-orang akan berbisik di belakangnya. Ditambah, Hyungseok tidak lagi menempel padanya meskipun ada Jihoon sekalipun. Bahkan, tidak ada satu kali pun pemuda Park itu diam-diam mendekatinya.
Dia tahu, Daniel sekarang melarang Hyungseok untuk dekat dengannya. Janghyun juga mendapat ancaman darinya jika dirinya berani mendekati saudara kembarnya tersebut. Makanya, setelah pertengkaran Hyungseok dan Daniel malam itu, Hyungseok mulai menjauh.
Namun bukan itu yang membuat perasaannya tidak nyaman selama ini.
Meskipun perubahan Hyungseok berhasil menghancurkan rencananya. Faktor lain yang tiba-tiba datang menjadi biang keladinya.
Ketika Hyungseok mengatakan bahwa dirinya tidak lagi mengejar Jihoon dan memilih menyerah. Hyungseok semakin terbuka dengan banyak orang. Dan banyak orang yang mulai menyukai kehadirannya lagi.
Seperti dulu.
Padahal, Janghyun sengaja agar Hyungseok menjauh dari mereka dan menyimpannya untuk dirinya sendiri untuk membalaskan dendamnya.
Mengingat saat di Lotte World. Janghyun tidak mengira Hyungseok mengenal Yoojin dan kelihatan sangat akrab.
Entah apa yang dia rasakan, Janghyun jadi merasa kesal mengingat wajah sialan Yoojin yang terlihat berusaha mengambil hati Hyungseok.
Janghyun mendesah frustasi.
Lalu, Jihoon yang bertindak seenaknya dan merencanakan sesuatu terhadap Hyungseok membuatnya kepikiran.
Bagaimana bisa orang itu bertindak seenaknya dan mengabaikan perintahnya untuk tidak melakukan hal apapun yang merugikan dirinya. Namun Jihoon tetap tidak mau dengar dan itu membuatnya kesal.
Sampai saat ini, Jihoon tidak membalas pesannya.
'Apa aku salah bekerja sama dengan si idiot itu!?'
Ingin sekali membatalkan perjanjian dengannya. Namun Janghyun akan kesulitan membatalkannya karena Jihoon memegang kelemahannya.
Kembali, Janghyun fokus ke arah makam.
Perasaannya jadi goyah setelah memikirkan hal itu. Apalagi terhadap Hyungseok.
Bagaimana rasa di hatinya ketika Hyungseok dekat dengan orang lain dan bukan dirinya. Padahal ketika Hyungseok lebih memilih Jihoon seperti biasanya dibanding dirinya dulu, dirinya tidak masalah. Namun sekarang, ketika menyadari Hyungseok pergi dan memilih bersama orang lain. Hati Janghyun langsung berdenyut sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐖𝐚𝐫𝐧𝐚 𝐝𝐢 𝐌𝐚𝐭𝐚𝐦𝐮 [𝐇𝐲𝐮𝐧𝐠𝐬𝐞𝐨𝐤]
FanfictionCover & art, story by Virgoeminie BL, fanfiction, School Life, Transmigrasi-Reinkarnasi Hyungseok Harem (?) Sinopsis: Setelah kematiannya, Vino Kim masuk ke dalam tubuh Park Hyungseok yang berperan sebagai karakter antagonis dalam cerita AU Jihoon d...