6. Guru Galak

82 6 1
                                    

"Eh Gun serius Pak Arjuna udah punya calon istri?" Wulan tiba-tiba mengingat grup chat kelas mereka yang semalam dibuat gaduh gegara gosip dari Anggun.

"Tadi pas apel pagi anak-anak pada heboh banget," sahut Jessica seraya melayangkan tatapan menyelidik ke arah Anggun yang mengacuhkan mereka.

"Udah deh jangan ngomongin orang itu lagi. Bosen aku. Hariku udah cukup sial. Jadi jangan ditambahi lagi," kesal Anggun yang sedang bad mood.

"Eh eh... Gosip ini tuh asalnya dari kamu, Gun. Klo sampai kamu bikin gosip ngawur bisa mampus! Ditelan bulat-bulan sama Pak Arjuna," peringat Jessica seraya membayangkan wajah datar guru BK mereka. Walaupun ekspresi wajahnya datar kayak papar selancar dan sikap sedingin gunung es tapi tetap saja pria itu menjadi idola para siswi.

Anggun menatap kesal kepada kedua sahabatnya lalu berdecak. "Siapa juga yang sebar gosip. Orangnya sendiri yang bilang klo udah punya calon istri kok," papar Anggun mengatakan dengan jujur seperti yang kemarin pria itu katakan padanya di ruang BK. "Malahan ya calon istri Pak Arjuna itu sis..."

"Selamat pagi anak-anak semua!" Sapaan nyaring  guru IPA seketika menghentikan aktivitas semua siswa di kelas.

"Selamat pagi Bu Guru!" jawab seluruh siswa dengan serempak.

Semua siswa-siswi lantas segera menempati kursi masing-masing dan mengeluarkan buku tulis beserta buku pelajaran ketiga tersebut.

"Entar aja gosipnya dilanjut!" Wulan berbisik. Sejujurnya Wulan masih belum percaya dengan gosip yang beredar tentang Arjuna. Jika gosip itu benar maka hari ini akan menjadi hari patah hati bagi siswi se SMA Tunas Bangsa.

Teet.... Teet.... Teet....

Tiga kali bel berbunyi. Tanda jam istirahat telah tiba. Tak terasa dua jam pelajaran berakhir. Hampir semua siswa-siswi menghambur ke luar kelas masing-masing menuju kantin sekolah. Begitupun tiga sekawan tersebut. Anggun yang paling antusias memesan makanan. Perutnya benar-benar lapar, tadi ia hanya sarapan sedikit karena mendengar kabar kehamilan ibu tirinya.

"Jess aku bakso jumbo ya!" ucap Anggun kepada Jessica yang hendak memesan bakso sedangkan Anggun dan Wulan mencari tempat duduk sebelum kantin itu penuh.

Terlihat para siswa-siswi berebut tempat duduk. Meskipun kantin sekolah sangat luas tapi tetap saja setiap jam istirahat akan penuh sesak oleh penduduk sekolah. Semua jurusan membaur menjadi satu meskipun jelas mereka memiliki gank masing-masing. Seperti sekolah di kota-kota besar pada umumnya. Setiap jurusan memiliki ciri khas dan gank siswa atau siswi yang sok berkuasa. Sasaran empuk mereka tentu saja para siswa-siswi cupu yang bisa semena-mena mereka bully. Maka tak heran jika di sekolah ini memiliki 5 guru BK sekaligus untuk menangani para siswa-siswi badung yang biasa membuat masalah.

Kenakalan Anggun tak seperti mereka yang suka mem-bully. Anggun tidak pernah mengusik teman-temannya. Ia hanya melakukan apapun yang mampu membuatnya senang tanpa merugikan orang lain. Contohnya saja Jessica dan Wulan, walaupun mereka bertiga bersahabat tapi Anggun tidak pernah mengajak ataupun mempengaruhi mereka berdua untuk melakukan kenakalan bersamanya. Ya walaupun terkadang Jessica dan Wulan terseret kasusnya sebagai saksi.

"Buset.. Tumben banget. Kamu serius pesen bakso jumbo?" ujar Wulan heran. Tak biasanya sahabatnya itu makan dengan porsi besar.

"Aku laper banget. Tadi nggak selera sarapan gara-gara mama tiri... " Tiba-tiba Anggun teringat untuk tidak memberitahu kepada siapapun jika dirinya akan memiliki adik dari ibu tirinya.

Anggun belum siap menjadi bahan lelucon teman-teman sekelasnya. Jadi untuk saat ini ia harus mengunci mulut rapat-rapat. Jangan sampai ada yang tahu mengenai hal memalukan tersebut. Pamor Anggun yang terkenal badung dengan berbagai hukuman yang pernah dijalaninya akan runtuh seketika jika kabar itu sampai menyebar seantero sekolah.

Dinikahi Guru BKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang