8. Desakan Nenek

69 5 1
                                    

"Kamu kenapa sih Gun akhir-akhir ini uring-uringan mulu? Mana nggak jelas lagi," tegur Jessica seraya menatap Anggun yang baru saja masuk. Tadi di tengah pelajaran berlangsung Anggun izin pergi ke kamar mandi. Tapi seperti biasa jika gadis itu malas belajar, Anggun baru akan kembali ke kelas setelah pergantian jam pelajaran berikutnya.

"Gun, kamu habis ngerokok lagi ya?" sahut Wulan sembari mengendus-endus tubuh Anggun yang beraroma rokok.

"Kalian ini kenapa sih ribut aja!" Anggun mengambil satu permen berasa mint dari dalam tas lalu segera membuka bungkusnya, memasukkan ke dalam mulut demi menyamarkan aroma rokok dari tubuhnya.

"Katanya tobat nggak mau lagi dipanggil Pak Juna?" ejek Wulan dengan mata memicing. "Atau jangan-jangan kamu sengaja biar dipanggil lagi ke rungan Pak ganteng itu?" imbuh Wulan yang hanya ditanggapi oleh Anggun dengan senyuman sinis. Perasaannya sedang kacau, jadi ia tidak ingin lagi menambah beban pikirannya dengan membicarakan guru BK tersebut.

Andai saja mereka tahu sebenci apa dirinya kepada orang yang bernama Arjuna tersebut. Di muka bumi ini orang yang paling ingin Anggun hindari adalah laki-laki kaku dan dingin tersebut. Tapi mau gimana lagi, semua kartunya memang dipegang oleh laki-laki itu dan selama dirinya masih sekolah di sini maka laki-laki itulah yang akan sering mengusik kesenangannya.

Jessica mendadak teringat saat semalam melihat Anggun ke luar dari klinik bersama kedua orang tuanya. "Eh Gun semalam pas aku nemenin Kakak beli obat di apotek, aku lihat kamu dan orang tuamu ke luar dari klinik. Tumben kalian pergi bertiga?" cecar Jessica penasaran. Mungkinkah dari ketiga orang yang dilihatnya dari dalam mobil itu salah satunya ada yang sakit.

Wajah Anggun seketika berubah kelam. Hal yang paling enggan untuk ia bicarakan, tapi sejujurnya Anggun juga sedang membutuhkan teman bicara saat ini. Jessica yang memperhatikan perubahan wajah Anggun langsung menaruh rasa curiga. Sahabatnya itu pasti sedang menyembunyikan sesuatu yang penting dari mereka berdua.

"Kamu lagi sakit Gun?" Wulan mengecek suhu tubuh Anggun dengan menempelkan punggung tangannya di kening sahabatnya. "Nggak panas!" imbuh Wulan merasa lega.

"Aku nggak sakit... Aku cuma bad mood aja."

"Kapan juga kamu good mood?" sindir Wulan kemudian. "Sebaiknya kamu sering-sering minum good mood deh biar mood kamu nggak bad-bad mulu!" tambah Wulan yang malah nyinyir.

"Aku kasih tahu sesuatu y? Tapi ini rahasia kita bertiga aja!" lirih Anggun yang seketika membuat kedua sahabatnya merapatkan tempat duduk mereka.

"Apaan?" sahut Jessica yang sudah tak sabar. Anggun menatap kedua sahabatnya dengan tatapan tak terbaca sehingga membuat Jessica kesal. "Cepet ngomong dodol. Aku udah nggak sabar denger nih!"

Anggun tampak menghela napas panjang lalu kembali berbisik, "Tante Intan hamil!"

Seketika Jessica dan Wulan memekik dan dengan cepat Anggun memukul mulut mereka dengan buku. Tapi untungnya perhatian teman di sekitar mereka teralih saat seseorang berteriak di ambang pintu kelas.

"Hello!!! Aku ada kabar gembira nih!" seru salah satu teman Anggun. Kelas yang tadinya sudah lumayan gaduh menjadi lebih parah dari sebelumnya. Tentu saja mereka sudah tak sabar menunggu kabar baik yang dibawa oleh temannya.

"Pak Helmi kosong!" pekik siswa tersebut yang langsung disambut dengan sorak-sorai teman sekelasnya.

"Serius kamu Gio?" Salah satu siswi menyahut demi memastikan kebenaran kabar tersebut. Pasalnya Pak Helmi, guru materi pelajaran agama mereka selama ini memang sering datang terlambat. Jangan sampai mereka kena prank lagi seperti sebelumnya.

"Serius dong! Motornya nggak ada tuh di parkiran guru!" Gio dengan antusiasme tinggi menjawab.

Namun, tak lama keriuhan kelas itu tiba-tiba lenyap saat seorang laki-laki bertubuh atletis dalam balutan kemeja hitam berdiri di belakang Gio. Tatapan setajam elang itu mengedar, membidik satu persatu siswa yang menghadap ke arahnya. Lalu dalam hitungan beberapa detik saja para siswa dan siswi kembali menempati kursi masing-masing.

Dinikahi Guru BKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang