"Gun wajah kamu pucat banget, kamu sakit ya?" Tanya Wulan saat melihat wajah Anggun yang terlihat pucat.
"Iya wajah kamu pucat banget, mau aku antar pulang? Kebetulan tadi aku bawa mobil. Entar motor kamu titipin di sekolah aja," sahut Jessica dengan khawatir seraya memegang kening Anggun demi memastikan suhu tubuhnya.
Setelah tryout mereka bertiga lebih memilih beristirahat di kelas daripada pergi ke kantin."Nggak, aku nggak papa kok. Aku cuma kelaperan dan nggak sempat pakai make up tadi," jujur Anggun sambil mengeluarkan kotak bekal sarapan yang tadi dibawakan oleh neneknya. "Aku mau sarapan dulu!" sambung Anggun sambil membuka kotak bekal tersebut. "Kalian mau?"
"Nggak, thanks," sahut Wulan dan Jessica sembari tetap memperhatikan sahabat mereka yang terlihat aneh hari ini.
Anggun melahap makanannya dengan acuh. Andai kedua sahabatnya tahu masalah yang sedang dihadapinya tentu mereka akan syok, apalagi jika sampai menjadi gosip di sekolah. Anggun tidak akan mampu menghadapi rasa malu karena harus menikah dengan guru BK yang sering memanggilnya karena harus mempertanggungjawabkan kenakalan yang telah dilakukannya. Maka dari itu ia sudah membuat keputusan untuk merahasiakan apapun tentang dirinya dan Arjuna. Rahasia itu akan ia simpan sendiri sampai nanti mereka lulus sekolah.
"Serius kamu nggak papa Gun? Kamu hari ini terlihat lemah, letih, lesu," ujar Jessica tak percaya. Jessica yakin ada sesuatu yang disembunyikan oleh sahabatnya. "Mata merah, bawah mata hitam, wajah pucat, nggak ada gairah." Jessica menjabarkan dengan detail sesuai pengamatannya.
"Kayak iklan di TV aja," sela Wulan saat mendengar ucapan Jessica yang mirip dengan iklan di TV.
Jessica menatap wulan penuh arti tapi seperti biasa sahabatnya satu itu tak juga peka. Gadis itu malah asyik melanjutkan bermain dengan ponselnya. Jessica menghela napas dalam-dalam demi meredam rasa kesal di hatinya. Ia benar-benar yakin Anggun sedang menyembunyikan sesuatu yang serius dari mereka berdua.
Karena masih penasaran Jessica mencoba mengorek informasi dengan menanyakan tentang mamanya.
"Gun kamu jadi nanya ke Mama kamu soal perkataan Samuel waktu itu?"
Pertanyaan Jessica sukses membuat Anggun meletakkan kembali sendok yang hampir saja masuk ke dalam mulutnya. Salah satu alasan Anggun galau dan tidak tenang. Dua hari lalu ia bertemu mamanya. Namun Anggun ragu ketika hendak menanyakan perihal ucapan Samuel tentang mamanya. Bukan kemarahan mamanya yang Anggun takutkan melainkan kebenarannya. Anggun takut jika apa yang dikatakan oleh saudara tirinya tersebut adalah sebuah fakta. Akhirnya Anggun memilih diam daripada menciptakan masalah baru.
"Aku takut Jes. Bingung juga cara nanya ya gimana," aku Anggun sambil menghembuskan napas kasar. "Bisa jadi itu hanya akal-akalan Samuel aja untuk menjauhkan aku dari Mama kan?"
Anggun masih terus berusaha menyakinkan diri jika ucapan Samuel hanyalah sebuah fitnah walaupun keraguan menguasai hatinya. Apa yang disampaikan oleh Samuel sungguh membuatnya hampir gila, bisa-bisanya laki-laki itu berani berbohong atas nama ibunya yang sudah meninggal dunia.
"Tapi.. Masak Samuel berani bersumpah atas ibunya hanya untuk menyakiti kamu?" Wulan menimpali. Mata Jessica seketika mendelik mendengar pertanyaan Wulan yang tentunya bisa semakin memperkeruh keadaan.
"Ah itu cuma akal-akalan Samuel aja biar kamu nggak sering-sering menemui mama kamu," sahut Jessica agar Anggun tak terpengaruh oleh ucapan Wulan meskipun ia sendiri merasa ragu atas kebohongan Samuel. Terlalu sulit dipercaya seorang anak berani bersumpah atas nama ibunya yang sudah meninggal hanya demi menyakiti hati orang lain.
"Bisa jadi. Memang lebih baik aku nggak mikirin itu lagi. Terpenting sekarang mama bahagia dengan keluarga barunya," ucap Anggun mencoba ikhlas menerima takdirnya meskipun ia harus mendustai hatinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dinikahi Guru BK
Любовные романыBlurb "Pak Bapak jangan galak-galak kenapa? nanti gantengnya luntur loh!" ucap Anggun dengan santainya kepada guru BK di hadapannya tersebut. "Nggak papa luntur wong saya udah punya calon istri kok," balas Arjuna dengan tatapan tak terbaca. "Hahah...