Tiga bulan lalu....
Tok... Tok... Tok....
"Assalamualiakum!" ucap seorang siswa berseragam olahraga di ambang pintu kelas 12 IPA-A yang berhasil memecah konsentrasi semua siswa yang tengah serius memperhatikan guru menerangkan pelajaran matematika di papan tulis.
"Waalaikumsalam," balas guru dan sebagian siswa di dalam kelas.
"Maaf Bu saya diperintahkan oleh Pak Arjuna untuk memanggil Kak Anggun Citra Lestari," ucap siswa tersebut dengan sopan.
"Mampus kamu Gun! Kan udah aku bilangin jangan melakukan itu di sekolah!" bisik siswi di samping Anggun. Dia adalah Jessica, salah satu sahabat yang dimiliki Anggun.
"Kalian tenang aja guys. Aku tuh mau ketemu Pak Arjuna, guru paling ganteng di sekolah ini, kalian jangan jealous ya!" balas Anggun dengan santai pada kedua sahabatnya. Tak ada sedikit pun rasa penyesalan atau takut yang tersirat di wajah cantik Anggun.
Gegas Anggun bangkit dari tempat duduknya lalu berpamitan dengan Bu Sari, guru matematika di kelasnya dengan sopan. Selama ini Anggun memang terkenal bandel tapi sekali pun Anggun tidak pernah membantah perintah semua guru yang ada di sekolah. Anggun tetap bersikap santun. Bahkan Anggun tidak pernah berbicara sebelum gurunya memberikan kesempatan untuknya menjawab.
Dengan santai Anggun ke luar dari kelas. Anggun dan guru BK adalah satu kesatuan yang tidak bisa terpisahkan itulah slogan teman sekelas Anggun karena sudah saking hapalnya dengan sepak terjang Anggun selama ini. Di kelas 12 IPA-A ada tiga siswa yang rajin berkunjung ke ruang BK. Antok, Gio, dan Anggun. Jadi jika ada panggilan BK untuk ketiga siswa tersebut kelas tidak pernah gaduh. Itu adalah hal yang sangat biasa bagi mereka semua.
Sepasang kaki Anggun berayun secara bergantian menyusuri koridor kelas dengan santai. Antara kelas Anggun dengan kantor BK memang berjarak lumayan jauh. Anggun harus melewati kelas 10 dan 11 IPA. Jadi SMA Tunas Bangsa tempat Anggun bersekolah ini memiliki tiga jurusan yaitu IPA, IPS, dan Bahasa. Setiap jurusan berada dalam satu gedung. Setiap jenjangnya terdiri dari 12 rombel atau rombongan belajar yang terbagi menjadi 3 jurusan. Kelas pun terpilih dari hasil tes seleksi masuk sekolah dan Anggun masuk di kelas A. Artinya Anggun bukanlah siswi yang tidak pandai. Anggun sendiri tidak pernah mendapatkan nilai di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum). Hanya saja sejak naik di kelas 11 nilai pelajaran Anggun mulai menurun bersamaan dengan minat belajarnya yang sering moody. Sejak itu pula Anggun tak jarang membuat ulah dan masalah di sekolah.
Anggun menghentikan langkah kakinya sejenak di depan pintu berwarna hitam di hadapannya. Sedikit mengangkat wajahnya Anggun kembali mengeja nama ruangan yang tentu saja sangat dihapalnya. Di dalam sana ada 5 guru BK yang selalu sabar menghadapi para siswa bermasalah. Nahasnya Anggun berada dalam pengawasan guru BK paling ditakuti semua siswa di SMA Tunas Bangsa.
Anggun mengucap basmallah dalam hati sebelum mengetuk pintu di hadapannya. Ketukan ketiga barulah seorang perempuan berusia sekitar 25 tahun membuka pintu untuknya.
"Assalamualiakum," ucap Anggun seraya meraih tangan perempuan bernama Zahra tersebut. Zahra adalah guru BK paling ramah dan sabar yang menjadi idola para siswa.
"Waalaikumsalam, pasti mencari Pak Arjuna ya?" balas Zahra dengan tersenyum lembut.
"I iya Bu," jawab Anggun dengan sopan.
"Ya udah tunggu saja di sana, beliau sepertinya masih ke kamar mandi," balas Bu Zahra lalu ke luar dari ruangan tersebut.
Udara dingin seketika menyergap kulit tubuh Anggun. Ruangan terangker sekaligus terpanas yang sering dirasakannya. Anggun menyapa guru BK lain yang berada di ruangan tersebut lalu duduk di kursi seberang meja yang terdapat name tag Arjuna Fusena Cakrawangsa. Sebenarnya Anggun tidak takut pada laki-laki berkacamata berparas tampan tersebut. Anggun hanya merasa tidak nyaman jika orang lain mengusik masalah pribadinya. Terutama masalah dalam keluarganya. Mungkin di mata sebagian orang penyebab kenakalannya terdengar berlebihan. Tapi bagi Anggun perpisahan kedua orang tuanya benar-benar menghancurkan hidupnya. Mereka egois dan lebih mementingkan kebahagiaan masing-masing tanpa memikirkan perasaan dirinya sebagai anak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dinikahi Guru BK
RomansBlurb "Pak Bapak jangan galak-galak kenapa? nanti gantengnya luntur loh!" ucap Anggun dengan santainya kepada guru BK di hadapannya tersebut. "Nggak papa luntur wong saya udah punya calon istri kok," balas Arjuna dengan tatapan tak terbaca. "Hahah...