"I tidur sini, ya?" Zeeqri tunjuk ke arah sofa tempat dia duduk.
Sengaja memancing perhatian Diya sebenarnya. Jika dia meminta untuk tidur sekatil dengan Diya, harus dia kena halau balik malam ini.
Kemudian, badan direbahkan gaya perlahan dengan mata tak teralih dari menatap wajah Diya yang juga sedang memandang perlakuannya.
Apabila Diya masih kaku berdiri di situ setelah beberapa detik, Zeeqri angkat sedikit kepalanya. Tangan bertongkat siku menahan sisi kepalanya.
"Nak jointidur kat sini ke?" Soalan ditanya sambil sebelah lagi tangan menepuk pada sofa tempat dia sedang berbaring sekarang ini.
Pantas Diya geleng kepala.
"Dulu kalau I baring di sofa, you suka menyelit." Senyum terukir di bibir Zeeqri.
Detik manis antara mereka sengaja diimbas untuk menyentuh hati Diya. Tapi hatinya pula yang disentuh.
Masih terasa hangatnya nafas Diya yang menampar di dadanya saat mereka baring saling berhimpit di sofa.
Semua momen itu ada tempat khas di mindanya yang akan diulang tayang bila rindu datang menjengah.
Sekarang, walau Diya ada di depan mata, rindu masih lagi tidak terhapus
YOU ARE READING
HENTIKAN WAKTU
RomanceBerkahwin dalam usia yang cukup mentah. Tanpa cinta dan terpaksa. Dulu Zeeqri kata, hatinya bukan untuk Diya. Jadinya, Diya tak perlu tunggu dia. Hari ini, setelah 13 tahun berlalu, tatkala ditemukan kembali, bila Diya sudah berubah menjadi wanita y...