Part 18

885 77 26
                                    

"Jadi seperti ini kelakuan mu di saat kita tak ada disini"

Leon yang mendengar suara yang tak asing di telinganya pun menoleh ke belakang. Saat setelah menoleh ke belakang, betapa terkejutnya ia melihat kakak nya berada di sini dengan mengenakan pakaian yang sama dengan pakaian yang ia kenakan saat ini.

"Loh.. kalian kok ada disini?"tanya Leon

"Kenapa, hm? Kamu tidak suka jika kita ada disini bersamamu? Agar kamu dengan leluasa merokok, balapan dan juga melakukan hal hal buruk lainnya, begitu?"balas Samuel

"Ga gitu kak... Tapi kan-"

"Tapi apa?"tanya Kevin sambil berjalan ke arah leon, lalu menyambar rokok yang berada di sela sela jari leon lalu setelah itu ia injak.

"Dimana lagi rokokmu?"lanjut Kevin sambil meraba raba saku celana dan juga saku baju nya. Namun nihil, kevin tak menemukan sisa rokok leon.

"Tuh"jawab leon dengan dagu yang menunjuk ke arah dimana bungkus rokok yang sudah kosong berada.

Mereka berlima melihat sekeliling roftoop yang ternyata putung rokok berserakan di mana mana. Mereka yang melihat itu pun langsung menatap leon dingin yang di balas leon dengan tatapan santai.

"Kenapa kalian melihat ku seperti itu? Apa ada yang salah denganku?"tanya leon santai.

Wah seperti nya beliau ini mempunyai banyak nyawa... Semoga kau baik baik saja leon...

Okay skip..

Saat ini mereka ber enam sudah duduk di sofa yang berada di rooftop tersebut dengan posisi.. mereka berlima duduk di sofa yang panjang sedangkan leon duduk di sofa single didepan kelima pemuda yang lebih tua tiga tahun itu.

"Sekarang ceritakan kehidupan mu disini selama kita tidak ada di sampingmu"tegas Samuel.

"Apa yang perlu di cerita kan? Bukankah waktu aku ke Shanghai, aku menceritakan semuanya?"jawab leon

"Maksud ku-"sebelum Samuel menyelesaikan ucapannya tiba tiba ponsel Leon berdering.

Leon yang merasa ponselnya berdering pun dengan segera ia ambil ponsel di saku celananya lalu ia lihat siapa yang menelepon. Saat tahu siapa yang menelepon, ia dengan segera bangkit lalu sedikit menjauh dari kelima pemuda yang sedari tadi menatapnya dengan tatapan yang sulit di artikan.

Saat tahu leon sedikit menjauh, mereka berlima bingung. Siapa yang menelepon nya, sampai sampai leon harus menjauh dari mereka untuk mengangkat nya.

Disisi Leon..

"Ada apa tuan menelepon saya?"

"...."

"Hah? Apa anda waras? Mana mungkin saya mau kesana, sedangkan di sana ada seorang jalang"

"...."

"Lucu sekali, seorang Mr.J seperti mu memohon pada seorang bocah ingusan dan juga bocah pembawa sial. Ini langka, harus segera di beritakan"

"...."

"Ck. Baiklah, saya usahakan. Ku tutup telepon nya, karena kau sangat menganggu"

Sambungan telepon berakhir.

"Kesana ya..."gumamnya pelan

Setelah mengangkat telepon, dia kembali ke tempat di mana para kakaknya berkumpul dan sedang menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.

Saat leon baru saja duduk, ia sudah di serbu banyak pertanyaan.

"Siapa yang menelepon mu barusan?"

"Iya, siapa itu. Kenapa kau harus menjauh untuk mengangkat nya?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 27, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pengganti? || ZHONG CHENLE ( HIATUS )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang