[][][]
Hadirnya Fredrinn menjadi suasana baru di rumah mereka.
Lelaki itu menyimpan banyak keahlian selain pandai berburu ditengah hutan rindang; dia mampu membuat mainan berbahan dasar sederhana, kadang rongsokan pun bisa menjadi kesenangan bagi ketiga kerdil. Dia jarang kelihatan bekerja, tetapi profesinya berada jauh dari tempat kediaman, dia akan kembali ke kota setiap satu bulan sekali selama empat belas hari untuk melanjutkan pekerjaannya sebagai distributor kayu. Kadang Fredrinn pulang lebih lambat karena permintaan pesanan melampaui batas ekspektasi sehingga dia harus menetap sedikit agak lama. Beruntung, Xavier tidak menuntut apapun dan hanya menitip pesan agar si kekar senantiasa damai, sehat dan sejahtera selama jauh di sana. Merasa mendapat dukungan dari orang paling disayang, Fredrinn diam-diam mengulas senyum sembari mendengarkan celotehan anak-anak bengal yang paling ia rindukan ketika pulang ke kediaman utama.
Fredrinn sudah lama menantikan momentum ini, dimana dia bisa merasakan kehangatan keluarga sebagaimana mimpinya sejak dulu, ketika masih muda dan belum bekerja. Memang, sempat Fredrinn berpikir untuk menikahi perempuan jelita kharismatik, kemudian menjalin rumah tangga ditemani suara anak-anak menyapa gendang telinga. Tetapi ketika melihat Xavier pertama kali; ada aura magis transparan yang membuat dirinya terlena akan rupa menawan tersebut. Dia sempat menyangkal, mengatakan bahwa itu hanya kesenangan sementara dan akan berakhir dalam sepersekian bulan. Tetapi semakin lama ia memerhatikan Xavier serta kehidupannya selaku orangtua tunggal, dia tak mampu menyangkal kekaguman berlebihnya lagi. Xavier memang bukan perempuan sebagaimana imajinasi semula si lelaki kekar, tetapi dia adalah sosok incaran hatinya; pesona baru dari mata yang senantiasa menantikan nikmatnya menua bersama.
Fredrinn selalu terpukau akan bagaimana keras Xavier mencoba terus menerus mengasuh ketiga anak sekaligus bahkan ketika sadar dirinya hanya sendirian. Dia tidak pernah kedapatan menyentak bahkan memaki bocah-bocah bengal tersebut, justru tampak senang dan damai mengurus ketiganya meski Fredrinn sendiri tahu bagaimana melelahkan bekerja di dua tempat berselang sembari merawat anak-anak dalam masa pertumbuhan. Sukar dilakukan. Tetapi Xavier mampu menjalaninya. Laki-laki yang kini sepenuhnya dewasa itu mungkin tidak pernah menyadari bagaimana si kekar senantiasa memerhatikan dari kejauhan, kadang mengawasi anak-anaknya di halaman luar ketika si orangtua tunggal sibuk berkutat di dapur.
Cinta di mata Fredrinn sesederhana hamparan biru langit ditemani gumpalan awan sebagai teman; tidak perlu kelihatan megah nan mewah, cukup bisa menyejukkan hati juga mata. Dan ia mendapatkan keduanya ketika bersama Xavier, tak peduli berapa puluh kali si pemuda elemen biru itu memarahinya karena terlalu memanjakan ketiga bocah.
Hari demi hari perubahan pun terjadi. Kebiasaan yang semula tidak pernah dilakukan kini perlahan terlaksana. Mulai dari ide menanam tumbuhan sebagai sarana produksi pangan sendiri; Fredrinn membantu membajak lahan juga menanam berbagai benih sayuran nan buah, sementara Xavier beserta ketiga boncel akan berkeliling menyirami tanaman mereka secara rutin. Kala akhir pekan tiba, mereka sepakat memutuskan untuk berkemah di hutan luas, meskipun terdengar berbahaya, tetapi ketiga bocah-bocah petualang tersebut sangat menggemari pesona alam di pelosok kawasan tempat mereka tinggal. Xavier Julian akan menyiapkan tenda, sementara si kekar dengan kedua anak lainnya sibuk mencari kayu bakar juga memburu hewan terdekat untuk menjadi santapan liar mereka. Fredrinn memang kurang ahli memanah, tetapi ia mampu mengajari dan memonitor Melissa yang menguasai teknik serangan dari jauh dengan busur serta anak panah yang diberikan Xavier untuk melatih kemampuan tambahannya. Yin satu frekuensi dengan si kekar, keduanya ahli menangkap dan menjinakkan binatang dari jarak dekat, apalagi Yin hiperaktif kalau sudah perihal menangkap kelinci. Tetapi karena Yin tidak tega membinasakan dan memakan hewan kesayangannya, dia hanya menangkap binatang berbulu lembut tersebut untuk kemudian dilepaskan. Mereka berakhir menyantap burung liar setempat.
KAMU SEDANG MEMBACA
NIGHT CHANGES
Fanfiction"A family is like a circle. The connection never ends, and even if at times it breaks, in time it always mends." - Nicole M. O'Neil • Xavier, remaja menjelang dewasa yang memutuskan kabur dari rumahnya justru harus menghadap realita dimana tiga kerd...