"Jimin-ah tunggu.." Xiaozhan sedikit berteriak memanggil Jimin yang langsung keluar setelah dirinya sampai di depan gerbang asramanya. Bahkan selama perjalanan dia tidak berbicara sama sekali walaupun Yibo dan Xiaozhan mencoba untuk berbicara dengannya.
Yibo dan Xiaozhan tau betul jika anak itu sudah berkeinginan dan tidak dituruti akan seperti itu. Moodnya tidak akan baik bahkan lebih parahnya dia akan terus menangis saat ini sampai dirinya merasa lebih baik.
"Sudahlah biarkan dulu dia saat ini, kamu juga paling tau bagaimana mood anak itu jika sudah seperti ini" Yibo menghentikan langkah Xiaozhan yang ingin menyusul Jimin ke dalam "em baiklah aku akan menyuruh Jungkook untuk menemaninya malam ini" setelahnya keduanya pergi, berharap agar mood Jimin segera membaik.
…
Jimin berlari menuju lantai tiga dimana kamarnya berada, beberapa kali dia mengusap kasar air matanya yang terus mengalir.
Grapph
"Hiks... Hiks..."
"Ssstt uljima.." Yoongi memeluk tubuh Jimin hangat saat dirinya tidak sengaja melihatnya terus mengusap air matanya kasar "hueee.." tangisnya bukan mereda malah semakin menjadi "sudah berhenti, kenapa semakin menangis, hm?" Yoongi mengelus punggung Jimin untuk menenangkannya namun sepertinya itu tidak akan berhasil jika Jimin belum puas menangis.
Setengah jam berlalu keduanya betah dalam posisi yang sama, Yoongi yang terus memeluk Jimin dan berusaha menenangkannya "hiks.. g-gue tidur sama lo ya hiks.. hiks.."
"Em baiklah ayo ke kamar saja" Yoongi mengangkat tubuh Jimin ala bridal style dengan Jimin yang menyembunyikan kepalanya di ceruk leher Yoongi dan mengalungkan tangannya.
…
Jungkook sedikit berlari ke kamar Jimin setelah Xiaozhan menghubunginya "uhh nchim pasti sedang menangis sekarang" di depan kamar Jimin, Jungkook menetralkan nafasnya yang memburu setelah berlari dari lantai dua ke lantai tiga.
Tok tok tok
"Nchim!!"
Tok tok tok
"Nchim!! Buka pintunya!!"
Tok tok tok
"Nch- uhh nchim pindah kamar? Kata mama kamarnya ada di kedua paling ujung"
"Bukan nchim gak pindah kamar" jawab Jimin dengan suara serak karena terus menangis "terus kenapa ada di kamar orang, kalo mama tau bisa-bisa..."
"Sstt! Makanya tidak usah bilang, kookie kenapa kesini?" Tanya Jimin yang ingat alasan Jungkook ke kamarnya "em mama khawatir sama nchim jadi kookie di suruh kesini"
"Nchim udah gapapa, kookie balik aja ke kamar"
"Tapi-"
"Nchim mau sendiri kookie" potong Jimin sebelum Jungkook menyelesaikan ucapannya. Jungkook yang mendengar itu mendelik "katanya mau sendiri tapi kenapa dikamar orang? Emang orangnya gak ada?"
"Uhh diamlah"
"Baiklah baiklah kookie akan ke kamar tapi kalau ada apa-apa datang saja ke kamar kookie ya" Jimin mengangguk mengiyakan dan setelahnya Jungkook kembali ke kamarnya.
…
"Aaa..! Begok!!" Jantung Jimin rasanya hampir copot dari tempatnya "berisik" Yoongi berjalan ke atas ranjangnya dan merebahkan tubuhnya "ya lo ngapain maskeran malem-malem sih!" Yah Jimin terkejut melihat muka Yoongi yang menggunakan masker sehingga membuatnya terlihat seperti hantu apalagi kamarnya yang tidak terlalu terang karena hanya lampu tidur yang dinyalakan.
Yoongi melepas masker yang dirinya gunakan dan menarik tangan Jimin hingga jatuh ke atasnya. Jimin berkedip lucu seperkian detik sampai dirinya sadar dan segera ingin bangun tapi tangan Yoongi malah menahan pergerakannya "tidur di sini" Yoongi memposisikan Jimin menjadi tidur di sampingnya dengan dadanya sebagai bantalan.