Not Today

55 5 0
                                    

Taehyung pemilik box smile itu berjalan riang sambil sesekali bersenandung kecil memasuki rumahnya "aigoo anak mama sepertinya sudah gila ya" Sena yang duduk di ruang keluarga mengejek anaknya yang baru masuk ke dalam rumah.

"Um karena mama juga gila jadi anaknya ikutan gila"

"Enak saja papa kamu tuh yang gila. Ngomong-ngomong kamu dari mana pulang-pulang udah jadi gila seperti itu" Sena yang memang penasaran dengan hal apa yang membuat anaknya sampai seriang itu bertanya namun anaknya malah melengos pergi meninggalkan dirinya dan Bryan papa Taehyung di sana.

"Liat anak kamu tuh"

"Anak kita sayang" koreksi Bryan "iya iya anak kita. Tapi lihatlah dia sudah gila seperti dirimu" menyindir suaminya adalah hal yang sangat menyenangkan untuk wanita paruh baya itu.

"Kamu udah kasih tau dia kalau sepupunya yang dari Thailand akan datang kesini bulan depan"

"Oh ya aku lupa sayang. Aku akan menyusulnya ke atas dulu. Bye suamiku tercinta" Sena sedikit berlari kecil mengejar Taehyung setelah menggoda suaminya. Bryan hanya geleng-geleng kepala dengan tingkah istrinya yang terkadang tidak ingat umur itu.

Tak banyak kegiatan yang dapat Jimin lakukan setelah pulang sekolah. Tadi dirinya sudah mengajak Taehyung untuk ke kamar asramanya namun Taehyung menolak, katanya sih dia ada urusan.

Sok sibuk banget kan tuh anak.

Berakhirlah Jimin hanya berguling ke sana kemari untuk mengusir rasa bosannya "tunggu" Jimin bangkit dan sedikit berlari kecil ke arah kulkas kecil yang Seokjin sediakan untuk dirinya. Ya kakaknya lah yang menyediakan semua isi kamarnya karena kamar asramanya hanya menyediakan tempat tidur, lemari dan meja belajar, alhasil Seokjin yang menyediakan sebagian besar isinya agar adiknya tidak terlalu kesulitan untuk tinggal sendiri.

Tok tok tok

"Apa tidak ada orang??" Jimin menempelkan telinganya pada pintu yang sedari tadi ia ketuk namun tak kunjung dibuka "sepertinya memang tidak ada orang"

"Aaaa kkamjjagi!!! Aishh mengejutkan saja" Jimin mengelus dadanya yang terkejut. Dirinya yang berbalik hendak kembali ke kamarnya di kejutkan dengan kemunculan Yoongi yang sudah berdiri di belakangnya tanpa ada suara.

Dan kenapa anehnya dia tidak mendengar suara langkah kakinya padahal dirinya tidak budek budek amat deh.

"Ini. Anggap aja sebagai tanda terimakasih karena lo kemarin malam ngizinin gue nginep. Makasih kakak baik hati" setelah mengatakan maksudnya Jimin kembali ke kamarnya "makasih juga kek. Udah kek orang bisu aja tuh mayat idup" Jimin menggerutu kesal karena Yoongi yang sama sekali tidak mengeluarkan sepatah katapun, dia.. ahh sudahlah tinggal kan Jimin kita beralih ke_

"Seokjin-ah!" Seokjin menoleh "oh! Om Yibo?" Laki-laki yang bernama lengkap Wang Yibo itu berjalan menghampiri Seokjin "sudah lama sekali. Apa kabar ponakan om, hm?"

"Baik om. Om Yibo kapan datangnya? Tante Zhan mana? Jimin pasti seneng kalo tau om disini" pria bermarga Wang itu terkekeh, walaupun Seokjin anak tertua di keluarganya namun tetaplah dia akan menjadi seperti anak kecil jika sudah bersama Yibo dan Xiaozhan.

"Tante Zhan sedang mengurus kepindahan sekolah Jungkook"

"Jungkook pindah sekolah? Om Yibo dan tante Zhan menetap di Korea dong" Yibo mengangguk "em tapi om tidak bisa menetap karena kamu tau sendiri kan belum ada yang bisa bisa mengurus perusahaan om yang di China" Seokjin mengangguk mengerti "oh ya bagaimana dengan Jimin. Om dan tante nanti ke rumah buat nengokin anak satu itu"

"Tentu datanglah. Nanti akan ku jemput Jimin pulang" Yibo mengerjit "itu.. anu.. Jimin tinggal di asrama sekolahnya" jelas Seokjin yang membuat Yibo terkejut "mwo?! Kenapa membiarkan dia tinggal di asrama. Kamu tau sendiri kan jika-"

"Iya aku tau. Tapi om tau sendiri kan Jimin jika sudah berkeinginan anak itu akan bagaimana. Jika sudah seperti itu aku tidak bisa tidak mengabulkan keinginannya"

"Hah baiklah. Nanti biar Jungkook juga ikut tinggal di asrama saja"

"Ide yang bagus" Seokjin tersenyum lebar mendengar ide yang Yibo cetuskan. Itu ide yang sangat bagus, dengan begitu dirinya tidak akan terlalu khawatir adiknya akan sendiri di sana.

Mood Taehyung semakin baik ketika mamanya mengatakan jika sepupunya yang dari Thailand akan datang bulan depan "mama gak lagi bohong kan? Perth bakal dateng ke sini?? Assssaaa!! Tae akan mengenalkannya pada Jimin nanti"

Sena menggertak tidak suka ketika anaknya membawa-bawa nama keluarga park itu "Jimin Jimin Jimin terus yang ada di otak kamu! Bisa gak sih kamu berhenti saja bergaul dengannya"

Taehyung yang sudah biasa mendengar mamanya marah ketika menyebut Jimin, memutar matanya malas "kenapa? Dia temennya Tae. Sebenarnya apa yang membuat mama tidak menyukai keluarga mereka. Mereka orang baik ma" Sena bangun, dirinya bisa-bisa kehilangan kesabaran jika harus berdebat tentang keluarga itu "sudahlah" Sena keluar dari kamar Taehyung yang hanya menatap kepergiannya.

"Sebenci itu kah mama dengan keluarga park? Sebenarnya apa yang salah" Taehyung menghela nafas, moodnya yang tadinya bagus sekarang sudah rusak saja. Dirinya hanya ingin tau alasannya namun sepertinya Sena tidak mudah untuk berbicara bahkan Taehyung sudah sangat sering menanyakan hal yang sama dengan Sena namun selalu saja berakhir seperti ini.

"Lupakan. Lebih baik aku menghubungi Perth saja" Taehyung mengotak atik ponselnya dan menghubungi Perth melalui video call "paan?! Ganggu sat!" Taehyung mendelik "yak!! Anak dajjal!"

"Hehe becanda gans. Ada apa" Perth tertawa senang sekali bisa menggoda sepupunya itu "gapapa. Lo beneran mau kesini" Perth mengangaguk "em nanti bulan depan"

"Kenapa gak minggu ini aja"

"Heh begok! Sekolah gue gimana. Lagian gue kesana cuma buat liburan doang untuk beberapa minggu. Tunggu- sayang sini" Perth memanggil seseorang yang dipanggil sayang itu yang kemungkinan kekasihnya. Taehyung tidak terlalu peduli siapapun itu namun matanya melotot ketika orang yang Perth panggil itu langsung duduk di pangkuan sepupunya dan mencium bibir Perth sekilas.

"Ada apa?" Laki-laki yang membelakangi layar ponsel itu bertanya "ouhhh mata gue ternodai" Taehyung mendramatis dengan menutup matanya. Laki-laki yang berada di atas pangkuan Perth menoleh terkejut "ishh kenapa tidak bilang kalo lagi melakukan vidcall" laki-laki itu memukul pelan bahu Perth.

"Tidak papa. Tae kenalin ini pacar gue Chimon. Mon dia Taehyung sepupu aku"

Laki-laki bernama Chimon itu mengangguk "hai Tae gue Chimon" Taehyung tersenyum "Chimon sangat manis" Perth yang mendengar sepupunya menggoda kekasihnya itu melotot "yak!! Alien gila. Dia kekasih gue bangsat!"

"Elah emang kenapa. Kalo dia juga suka sama gue gimana"

Perth menatap Chimon "kamu suka sama alien gila itu?"

"Suka dong kan dia ganteng" Perth menganga tidak percaya pacarnya akan mengatakan itu "tidak. Tidak boleh. Kamu itu milik aku dan seterusnya juga akan seperti itu"

Chimon dan Taehyung tertawa bersamaan melihat Perth yang terus menduselkan kepalanya pada Chimon "aku bercanda sayang. Walaupun Taehyung memang tampan tapi aku cuma cinta sama kamu" Chimon mengelus pipi Perth yang tersenyum lebar "Tae gue tutup dulu"

"Sayang tung-"

Tut tut

"Heh semoga Chimon selamat hari ini" setelahnya Taehyung bangun dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

"............"

.




.




.

TBC
Thank you all (⁠ ⁠˘⁠ ⁠³⁠˘⁠)⁠♥

Destiny Bond [YoonMin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang