"minji-ah"
Yoongi berjalan menghampiri Jimin yang tertidur di sofa, laki-laki bernama lengkap Park Jimin itu selalu saja mengingatkannya pada sosok Minji, seorang gadis cantik dengan segala kepribadiannya yang 380 derajat kebalikan dari pemuda yang tengah tertidur itu.
Jika Jimin orang yang selalu berbicara dengan kasar, sebaliknya Minji selalu berbicara dengan lembut dan penuh perhatian. Jika Jimin orangnya petakilan sebaliknya Minji orang yang kebanyakan diam tidak suka pecicilan seperti Jimin. Satu lagi Jimin tidak tau malu asal kalian tau saja dan Minji bukan orang yang seperti itu.
Dua orang yang mampu menarik perhatian seorang Min Yoongi, sekeras apapun hatinya ingin menolak Jimin semakin dirinya menginginkannya.
Dirinya tidak mempermasalahkan soal orientasi seksualnya yang mungkin berbelok bahkan dia tidak perduli soal gender, namun sesuatu seperti menahan dirinya.
"Nghhh" Yoongi langsung berdiri ketika telinganya menangkap lenguhan Jimin yang menggeliat dalam tidurnya.
Mengelus dadanya "apa-apaan sih gue ini" Yoongi menggerutu dan memilih menuju kamarnya untuk membersihkan tubuhnya yang terasa sangat lengket.
....
Brukkk
"Aww! Pantat semok gue!!" Jimin mengelus bokongnya yang terasa sakit akibat jatuh dari sofa tempat tidurnya tadi.
"Uhh siapa sih yang buat sofa sekecil ini. Gue jadi jatuh kan" Jimin bangun dari acara jatuhnya sambil memegang pinggangnya.
"Yoongi!! Lo udah pulang belum" teriak Jimin memanggil Yoongi yang kebetulan masih berada di dalam kamar mandi.
Ceklek
"Belum"
Jimin menoleh, matanya terpaku melihat Yoongi yang mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil di tangannya, air yang menetes dari ujung rambutnya yang basah mengalir menyusuri tubuhnya yang hanya menggunakan handuk untuk menutupi bagian privasinya dan itu terlihat sangat sexi.
Jimin menggeleng "gak pernah liat tubuh yang bagus lo" Yoongi menyampirkan handuk kecil itu di pundaknya dan berjalan menghampiri Jimin.
"Badan gue jauh lebih bagus kali" Jimin bersedekap dada angkuh menatap malas Yoongi.
"Terus ngapain lo liatin tubuh gue sampai ileran gitu" Jimin gelagapan mengusap ujung bibirnya namun tidak merasakan ada air liurnya yang menetes.
"Lo!! Dahlah gue laper dari siang belum makan" Jimin mengusap perutnya yang semakin terasa ingin diisi sekarang juga.
Yoongi melotot dengan pernyataan Jimin "kenapa lo lewatin jam makannya!" Tanpa sadar Yoongi meninggikan nada bicaranya pada Jimin.
"Gimana gue mau makan gak ada makanan di kulkas lo dan di kamar gue juga kosong" Yoongi berjalan menuju kulkasnya yang benar saja tidak ada makanan sama sekali di sana, dirinya lupa belum membeli apapun minggu ini.
"Baiklah. Maafin gue, lo mau makan apa?" Mata Jimin berbinar-binar "kita keluar cari makan?!" Antusiasnya mendekati Yoongi menyisakan beberapa centi jaraknya.
Yoongi membuang muka sebelum mendorong wajah Jimin menjauh dari wajahnya "lo diem di sini gue keluar sendiri" Jimin merunduk mendengar Yoongi "gue mau ikut" cicitnya kecil.
"Gak. Lo liat tuh ini udah jam 11 malam" Jimin mengikuti tangan Yoongi yang menunjuk jam dinding di belakangnya dan kembali menatap Yoongi.
"Gue ikut~!" Sebenarnya bukan itu yang Yoongi permasalahkan, namun pakaian yang Jimin pakai sekarang sangat tidak ramah bintang seribu.