Zero

824 40 14
                                    

"ARRRGGGHH!!"

Teriakan histeris dari seorang lelaki berambut hitam dan berwajah tampan terdengar. Manik kucingnya itu mulai mengeluarkan isi yang sedari tadi ditahannya saat melihat sekelilingnya. Ia menangis tersedu-sedu melihat semua temannya sudah menjadi bangkai tak bernyawa dengan kondisi yang mengenaskan.

Ia tak mengerti, awalnya ia sedang duduk manis di kursi bus yang membawa rombongan sekolahnya untuk studi wisata ke pulau Jeju dan saat ia sedang mengambil ponselnya yang terjatuh, sebuah keanehan terjadi. Lelaki yang memiliki name tag Lee Minho pada jas almamater sekolahnya terlihat ketakutan.

WUSH!

Manik kucing itu kini mengitari pemandangan sekitar. Anehnya di jalanan itu terlihat sepi dan tak ada yang melewatinya sama sekali. Hanya ada 3 bus rombongan dari sekolahnya saja. Lelaki itu mendengar ada suara angin yang sangat tak biasa dan manik kucingnya itu melihat sekelilingnya yang entah dengan tiba-tiba terbelah saat angin itu menerpanya.

Ia langsung berlari menghindari angin misterius itu yang seolah terus saja mengejarnya. Yang akhirnya membuat dirinya kelelahan dan memutuskan untuk bersembunyi di dalam air danau yang ia temui. Saat ia merasa sudah aman, ia langsung keluar dari persembunyiannya dan terheran-heran saat melihat seragam yang ia kenakan berbeda dengan yang ia pakai sebelumnya. Sebelumnya ia memakai seragam jas almamater hitam dengan kemeja putih dan dasi hitam. Sedangkan kini, ia memakai kemeja putih dan dasi hitam, namun dengan jas almamater berwarna krem.

×××××

BRUAK!

"Aw!"

"Kau tak apa?" tanya seorang lelaki berwajah manis dengan rambut hitam indah yang menghiasi kepalanya. Minho menoleh padanya dan tersenyum hangat.

"Aku tak apa," jawab Minho kemudian. Lelaki bermata bulat itu tersenyum sangat manis sehingga membuat Minho seperti kehilangan degupan jantungnya.

"Entah mengapa, melihatnya tersenyum membuatku tenang. Bahkan aku menyukai senyumannya. Senyuman hangatnya yang menurutku sangat khas," batin Minho sembari melamun menatap mata bulat itu. Lelaki di hadapannya mengernyit bingung dan mengibaskan tangan kanannya di hadapan wajah Minho.

"Hey?"

Minho tersentak saat lelaki tampan itu mulai membuyarkan lamunannya.

"Kau melamun?" tanya lelaki itu lagi. Minho menunduk malu.

"Maafkan aku," lirih Minho. Lelaki itu tersenyum lagi.

"Tak apa, siapa namamu? Sepertinya aku baru melihatmu di sini," tanya lelaki itu kemudian. Minho terbelalak.

"Ah, aku sebenarnya bukan berasal dari sekolah ini," jawabnya pelan. Lelaki di hadapannya itu mengernyit lagi.

"Maksudmu? Bukannya seragam itu adalah seragam sekolah ini?" tanya lelaki itu lagi. Minho terlihat bingung.

"Ya iya sih, tapi... jika aku menceritakan semua yang terjadi padaku, kau pasti tak akan percaya," lirih Minho yang masih dapat didengar oleh lawan bicaranya. Lelaki itu mendengus pelan.

"Ya sudah, nanti saat jam istirahat, kau dapat menceritakan semuanya padaku. Anggaplah aku temanmu di sini, aku akan dengan senang hati menjadi temanmu," ucapnya lembut. Mendengar ucapan lelaki tampan di hadapannya membuat Minho tersenyum.

"Namaku Lee Minho," ucap Minho memperkenalkan dirinya sembari menyodorkan tangan kanannya itu pada lelaki baik di hadapannya. Lelaki itu tersenyum lagi dan menanggapi jabatan tangan Minho.

"Namaku Han Jisung...."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Game • Lee Know ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang