Chapter 9

105 23 2
                                    

"Tarik ini. Tarik kedua kabel ini dan belah aku menjadi dua!"

Han terlihat tersenyum getir menatap Minho. Minho terbelalak tak percaya mendengar permintaan Han. Ia menggelengkan kepalanya kuat-kuat.

"AP-APA?! GAK! AKU GAK MUNGKIN NGELAKUIN ITU! ITU SAMA AJA AKU BUNUH KAMU, HAN JISUNG!" teriak Minho dengan mata berkaca-kaca. Han menatapnya.

"Jangan nangis! Kamu cowok kan, Ho?!" bentak Han. Minho menggeleng. Ini terlalu sakit untuknya. Ia hanya ingin Han dan dirinya pergi dengan selamat. Bukan malah seperti ini.

"Aku gak bisa Han Jisung! Ini menyakitiku! Aku hanya ingin kita bisa pergi dari sini bersama-sama! Aku gak pengen kamu mati seperti yang lain! Bukannya kamu udah berjanji akan selalu membantuku?!" teriak Minho lagi sembari terisak pelan. Han menatap tajam wajah Minho.

Plak!

"ARGH!" Minho berteriak saat Han menampar wajahnya. Ia tak habis pikir kenapa Han bisa sekasar itu padanya.

"Ayo, ngomong lagi! Ngomong sekali lagi, Lee Minho!" bentak Han lagi. Minho menangis.

"Ngomong sekali lagi, 'AKU LEE MINHO'!" pinta Han lagi. Minho hanya bisa terisak. Han mencengkeram lengan Minho lagi.

"NGOMONG!"

"Aku... aku Lee Minho...." Minho masih menangis.

"Namaku 'Lee Minho'!" tuntun Han lagi. Minho terlihat sesenggukan.

"Namaku Lee Minho!"

"NGOMONG LAGI!" Han menuntun Minho terus menerus.

"NAMAKU LEE MINHO!" teriak Minho. Han tersenyum.

"Bagus! Ayo lagi, Minho!" ucap Han lagi.

"Aku Lee Minho... namaku Lee Minho...." Minho terlihat lemas.

"Namaku Lee Minho... namaku Lee Minho... namaku Lee Minho... namaku Lee Minho...." Minho terus mengulang kalimat itu. Han tersenyum. Manik bulatnya itu menitihkan air matanya.

"NAMAKU LEE MINHO!" teriak Minho sembari mencengkeram bahu Han. Han masih terlihat tersenyum.

"Hiks... hiks...." Minho terisak. Han langsung menangkup wajah tampan Minho. Ia memandangi wajah tampan itu dan menatap mata sembabnya.

"Minho... sekarang dengerin baik-baik apa yang bakal aku bilang padamu," ucap Han. Minho masih terlihat menangis.

"Ready?" tanya Han. Minho yang masih menangis hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Dunia yang saat ini kita pijak, adalah dunia fiksi dan gak nyata!" ucap Han. Minho terbelalak.

"Ap-apa?!"

"Ada seseorang yang jebak kita semua di sini! Di dalam dimensi ini!" sambung Han. Minho hanya menatap wajah Han dengan sendu.

"Dan yang bisa menghentikan ini semua adalah dirimu, Lee Minho! Hanya dirimu," ucap Han lagi. Minho terlihat ingin menangis lagi.

"Karena kamu di dimensi ini adalah pemeran utamanya, Minho!" teriak Han. Minho mulai menitihkan air matanya lagi. Han mencengkeram bahu Minho lagi.

"Hanya ini satu-satunya cara agar kamu bisa keluar dari dimensi ini!" teriak Han lagi.

"Hiks... hiks...." Minho terdengar terisak lagi.

"Mereka akan tetap mencari kita. Mereka akan tetap membunuh semua orang, bahkan kita berdua!" ucap Han lagi. Han menatap mata Minho yang basah. Air matanya mengalir menuruni wajah chubby miliknya, saat ia menatap mata Minho.

"Karena kamu yang jadi pemeran utamanya di sini, jadi hanya kamu yang bisa mengeluarkan kita dari sini!" ucap Han namun lebih lembut. Ia tersenyum getir. Minho terlihat menggeleng pelan.

Game • Lee Know ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang