Chapter 8

102 25 7
                                    

"Lucy?!"

Minho terbelalak senang saat ia melihat wajah Lucy yang terlihat bahagia. Ia juga melihat sosok Lewis yang berlari mengenakan seragam sekolahnya. Menoleh ke arah belakang dan tersenyum pada Minho.

"Lewis?!" Minho terbelalak senang saat melihat wajah tampan dan chubby milik Lewis yang sedang tersenyum padanya.

"Hey, Minam!" teriak seseorang dari belakang tubuhnya. Dan orang itu berlari menyusul tubuh Minho.

"Han?!" Minho terbelalak tak percaya saat melihat Han sudah berpakaian sama seperti dirinya dengan nomor dada 1409.

"Apa yang kamu lakukan, hah?! Aku kan bilang sama kamu tetep fokus!" ucap Han. Minho mengernyit.

"Kamu sendiri lagi apa di sini?!" tanya Minho bingung.

DUAK

DUAK

BRAK

Minho dan Han tak menyadari jika monster yang tadi ingin menjadi suami sosok Lee Min-Ah dan kedua sosok guru jahat yang sudah menyerangnya itu sedang mengejar mereka. Monster dan kedua sosok jahat itu menyerang semua peserta maraton hingga terjatuh dan tergeletak.

Han dan Minho menoleh ke arah belakang dan betapa terkejutnya Minho melihat ketiga musuhnya itu bangkit lagi. Minho yang sedang berlari bersama Han, Lucy dan Lewis terbelalak takut.

"Minam, kalo kamu pengen selamat dari mereka. Kamu harus keluar dari dunia ini! Itu semua terserah sama kamu!" ucap Lucy yang masih berlari bersama ketiga temannya. Minho terbelalak.

"Ap-apa maksudmu?!" tanya Minho bingung.

"Jangan liat ke belakang! Pokoknya kamu harus lari terus! Semuanya aku serahkan padamu!" ucap Lewis.

"Mereka datang!" seru Lucy. Minho menoleh ke arah Han.

"Cepet, Han! Cepetan larinya!" ucap Minho. Han menoleh ke belakang.

"Minam, kamu harus lompat ke pagar itu!" ucap Han sembari menunjuk ke arah pagar. Minho mengangguk dan berlari menjauhi Han, Lewis dan Lucy. Ia berbelok dan segera melompat ke arah pagar yang diintruksikan oleh Han.

Minho terus berlari secepat yang ia mampu. Ia terus berlari meskipun napasnya sudah sangat tersengal dan tercekat. Seolah oksigen disekitarnya sudah habis. Ia terus berlari mengikuti jalanan yang ada, hingga menuntunnya pada sebuah hutan. Penonton maraton masih ada dan bersorak padanya.

Hingga akhirnya, ia memasuki sebuah gua dan tak ada lagi sorak sorai dari penonton maraton. Ia terus berlari hingga terhenti saat melihat gua yang ia masuki sedikit aneh. Ia menengadah dan menoleh ke kanan dan ke kiri tubuhnya. Memastikan tak ada hal aneh lagi yang ada di sekitarnya.

"Hey, di sini!" teriak seorang lelaki berpakaian seragam sekolahnya. Namun ia tak mengenal siapa lelaki itu. Lelaki itu segera mendekat ke arah Minho berdiri dan menarik lengan Minho dengan segera, berlari memasuki gua gelap itu lebih dalam.

Minho menghentikan langkahnya saat napasnya terasa tercekat. Namun tak sampai di situ saja, ia terbelalak saat melihat ada mayat teman-temannya yang ditembak mati saat tragedi teror di sekolahnya yang baru.

"Ah!"

Minho tersentak melihat mayat-mayat itu yang terlihat menyeramkan. Lelaki yang menariknya berjalan meninggalkan tubuh Minho dan mendekat ke arah mayat-mayat itu. Ia menoleh dan membalikkan tubuhnya.

"Apakah kamu mau mati bersama kami?" tanyanya seram. Minho terbelalak. Ia menggeleng pelan kepalanya.

"Ma-maksudmu?!" tanya Minho terbata. Lelaki itu tersenyum.

Game • Lee Know ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang