Chapter 3

147 23 11
                                    

"JANGAN! JANGAN DIBUKA AKU MOHON!" teriak Minho histeris namun Han tetap membuka jendela kelas itu.

WUSH

Minho dan Han terdiam saat merasakan angin yang menerpanya. Han menoleh pada Minho dan tersenyum.

"Liat? Gada apa-apa kan, Minho?" tanya Han. Minho masih terlihat ketakutan.

"Rasain deh, anginnya adem banget kan?" ucap Han lagi. Minho masih terlihat sesenggukan dan mengatur napasnya. Han menggenggam lengan Minho dan menuntunnya ke luar jendela.

"Ayo sini coba rasain anginnya!" ucap Han. Minho terbelalak takut.

"Argh!" Ia memejamkan matanya saat Han menuntun tangan kanannya ke luar jendela. Terpaan angin yang berhembus menerpa tangan Minho tanpa ada keanehan apapun. Minho membuka matanya perlahan.

"Pagi ini anginnya adem, tau. Udah, gak perlu takut. Gak bakal terjadi apa-apa, Minho," ucap Han lagi sembari tersenyum.

"Tenang aja, ya?" ucap Han lagi. Minho menatap wajah Han dengan perasaan sedikit lebih lega dari sebelumnya.

"Eum!" Minho mengangguk dan tersenyum membalas senyuman Han. Han merangkul bahu Minho.

"Hm, gimana kalo misal pagi ini kita bolos pelajaran jam pertama dan pergi jalan-jalan keluar?" pikir Han. Minho menoleh dan membelalakkan matanya.

"Kamu jangan gila deh, Han!" ucapnya. Han tertawa pelan.

"Gapapa lagi. Cuma sesekali ini!" ucap Han. Minho terdiam dan berpikir. Untuk sesaat Han ada benarnya. Ia harus menghilangkan rasa penatnya apalagi karena kejadian aneh tadi pagi yang baru saja dialaminya itu. Minho mengangguk menyetujui ucapan Han. Han mengembangkan cengiran manisnya.

"Hari ini kan kamu lagi banyak pikiran, pas kan timingnya kalo kita bolos dan jalan-jalan keluar?" pikir Han. Minho mengangguk lagi membenarkan ucapan temennya itu. Han mengelus lengan Minho dengan lembut.

"Kuy! Sebelum banyak yang Dateng di kelas kamu dan di kelasku!"

Han dan Minho berjalan menyusuri lorong dan menemukan kelas Han. Minho berhenti sejenak dan memandangi wajah tampan lelaki berotot kekar yang sedang duduk di atas meja sembari memainkan ponselnya.

"Liat apa?" tanya Han pada Minho. Han mengikuti arah pandang mata Minho dan mengangguk sebagai jawaban.

"Aaa... itu Lewis Seo," ucap Han pada Minho. Minho mengernyit.

"Lewis?"

Mendengar ucapan Minho, Lewis menoleh pada mereka berdua dan tersenyum.

"Unch, kalian berdua ini kek sepasang kekasih aja!" ledek Lewis dan bangkit dari duduknya, berjalan menuju ke arah pintu kelasnya.

"Kami kan emang pacaran! Iya kan, Ho?" canda Han sembari memeluk tubuh Minho. Minho hanya terdiam dengan raut wajah memerah. Ia tersenyum tipis.

"Woah, Minho senyum. Berarti beneran dong kalian?!" tanya Lewis tak percaya. Minho menoleh ke arah Han yang sedang tersenyum.

"Pantes selama ini lu kek gak suka kalo ada cewek yang naksir, Han, Han. Ternyata inceran lu ini toh?" pikir Lewis. Minho memandangi wajah chubby Lewis, ia dengan tiba-tiba mengulurkan tangan kanannya dan mengelus pipi Lewis. Lewis tersentak.

"Ei, Minho kenapa nih, Han? Aneh banget!" tanya Lewis dengan tatapan horor. Han tertawa.

"Dia kan baru aja jadi Newborn dan langsung ditakdirkan jadi pacarku! Hahaha," ucap Han dengan candaan isengnya. Lewis menggeleng pelan.

"Newborn ya? Aneh-aneh aja elu tuh!" ucap Lewis.

"Tanya aja coba, dia tau gak sama lu! Kan lu selalu bilang ke gua kalo lu kenal sama banyak orang di sekolah ini?" tantang Han. Lewis tersenyum miring.

Game • Lee Know ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang