langit abu abu

113 4 0
                                    


Hari yang berawan sesuai dengan suasana hati seokmin.
Lelaki itu tampak tidak secerah matahari setelah keluar rumahnya.
Mengundang heran dari sahabatnya jisoo.

"Kakak bohong sama kami soo"ucap seokmin membuat semua teori dalam kepala jisoo tersambung.

Seokmin masih menunduk didepan taman dekat rumah dengan gerimis yang mulai jatuh ke langit seakan sepakat dengan seokmin yang bersedih.

Atau lebih tepatnya kecewa.

Payung yang melindungi jisoo perlahan maju dan menutupi mereka dan membiarkan seokmin memeluk kakinya.

"Mungkin ada alasan kenapa kak jihoon tidak bilang"

"Dan berbohong setelah membayar uang kuliahnya!, Aku melepas mimpiku buat berkuliah bukan untuk melihatnya cuti soo. Perasaan iri selalu mengakar didadaku bahkan saat bekerja di toko bakery mingyu aku selalu iri lelaki itu mendapat ilmu yang lebih banyak dariku soo".

Tangisan turun seokmin tidak dapat terhindari.
Hujan mengalir seperti air mata seokmin yang kecewa.

Payung terlepas tersambut pelukan hangat jisoo kepada seokmin.
Tidak menguatkan tetapi tepukan halus dipunggung menguatkan seokmin secara perlahan.

Tubuh basah karena guyuran hujan tidak ada niatan melepas pelukan hanya hujan perlahan mereda dengan air mata seokmin yang mulai mengering.

"Udah tenang?,atau masih mau menangis?. Boleh aku bicara sekarang?".
Tepukan tidak berhenti dan anggukan kepala seokmin tanda setuju.

"Mungkin ada rasa kecewa dalam dirimu karena keputusan rahasia kak jihoon. Tapi sudah bicara berdua dengan kak jihoon,mungkin ada alasannya untuk memutuskan cuti dan tidak mau mama dan seok tau.

Mungkin bekerja untuk membantu seok kali? Atau ada mimpi kak jihoon diluar kuliah yang harus dicapai.
Kita tidak tau itu tetapi apa salahnya bertanya bukan?.
Seok kuat kok,kalau tidak bisa sekarangapa salahnya menunda dulu,tidak perlu memaksa keadaan berbaik pada kita seok".

Tepukan punggung beralih menghapus air mata seokmin yang turun.
"Cari waktu yang tepat dan berbicara layaknya saudara mungkin disanalah seok mendapat jawabannya,paham?".

"Tapi aku iri sama kamu soo,kamu bisa kuliah diluar bahkan sampai negara lain itu membuatku iri".

Puk
Tepukan pipi pelan jisoo yang merenggut
"Kalau kamu mau iri dengan orang lain itu malah membuat kamu memaksakan segalanya seok,perjuangan kita mungkin berbeda. Jangan selalu melihat keatas hal itu hanya membuat rasa tidak puas pada diri".

Jisoo berdiri dari duduknya dan menarik seokmin untuk berdiri.
"Ayo pulang,kamu lupa hari ini kan surat email resto yang kamu coba lamar keluar kan? Dan juga pengumuman lulusnya aku".

Senyuman jisoo yang merekah dengan genggaman tangan seokmin mereka pergi meninggalkan taman.

/terkadang perlu membicarakan segala sesuatu agar tidak terjadi salah paham. Baik itu fakta pahit sekalipun/.

histoire de seoksooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang