somethin stupid

89 10 0
                                    

Happy reading and welcome to the story!


"I love you! Ayo pacaran!" Seokmin kecil mengedipkan matanya menatap sebuah cokelat koin terulur kepadanya dari seorang yang dihadapannya saat ini pemuda sama kecilnya dengan dia.

Shua namanya, panggilan kesayangan dari mommy tercinta dan kini menyatakan cinta bermodalkan cokelat koin. "Kita masih kecil Chua kata ibu begitu" yah penolakan walaupun seokmin kecil tergoda akan cokelat koin tapi dia lebih takut ibunya saat ini..

Si shua cemberut gitu saja bahkan cokelat koin dia jatuhkan dan injak lalu berlari menuju rumahnya yang kebetulan bersebalahan dengan rumah seokmin. Meninggalkan seokmin yang menatap sedih pada cokelat koin yang sudah jatuh. "Semoga masih bisa, kan belum lima menit" dan cokelat koin dia makan walaupun demikian dia tetap mengikuti kerumah shua dengan tangis kecil terdengar dan tawa kecil dari mommy shua.

Seokmin kecil mengedipkan matanya lagi dan mendekat shua ikut mengelusi bahu teman sepermainannya itu walaupun demikian tidak membantu malah semakin kencang pula tangis shua kecil.

Aduh






"Aku menyukaimu! Ayo pacaran" buku dihadapannya dia abaikan demi perhatian dari seokmin yang sibuk belajar dan tendangan pada tulang kering dibawah meja berhasil mendapatkan perhatian seokmin "tidak sekarang shua! Sakit sekali ini!" Dan balasan shua "makanya jadi pacarku supaya tidak sakit"

Lelaki dihadapannya kini tumbuh dewasa, menjadi teman walaupun ada beberapa kali menyatakan perasaannya tetap seokmin tolak dengan beragam alasan pula, lupa kalau shua juga keras kepalanya tidak bisa ditolak.

"Kerjakan sana contoh soalnya Joshua, kita akan masuk kuliah!"

"Aku tidak mau kuliah, aku mau jadi suami yang baik untuk seokmin"

Kan keras kepala sekali bahkan kini seokmin ternganga mendengar jawaban temannya ini.




Tahun kelulusan mereka, menyerah tidak mungkin walaupun berbeda jurusan shua masih tetap menyatakan perasaannya walaupun demikian ditolak lagi karena seokmin menemukan cintanya. Aduh dan penolakan keras dari seokmin "aku mencintai Lily tolong jangan hancurkan pertemanan kita Joshua Hong"

Padahal kedatangan Joshua dengan sebuket bunga untuk sebuah ucapan selamat telah melalui sidang dan bunga itu dia langsung hantamkan kepada muka seokmin. Sebuket mawar merah lengkap dengan batang berduri berhasil melukai wajah seokmin yang berteriak marah.

Sampai rumah shua tutup keras pintu kamarnya walaupun di gendor keras oleh seokmin yang mengejarnya sampai rumah. Shua lebih sakit hati dibandingkan wajah tergores seokmin kali ini.

Dan itu adalah pertemuan terakhir, baik shua maupun seokmin tidak lagi bertemu walaupun demikian ada beberapa kali ketemu entah disuruh menghantar makanan dari ibu.
....








"Sudah hampir mau sepuluh tahun Joshua, umurmu juga sudah mau tiga puluh. Kau tidak mau cari pacar?"

"Tunggu mommy mati dulu ya" Dan lemparan selada segar telak menghantam wajahnya Walaupun Joshua hanya tertawa saja. Joshua kini sudah 30 tahun bahkan tidak lagi cinta menjadi prioritasnya yang kini dia hanya mengurusi mommy dan bisnis makanan yang bisa dia tinggalkan sedikit .

Tetangga sebelah rumah juga sudah pindah bersamaan dengan seokmin diterima di perusahaan jauh membuat kedua orang tua seokmin memilih untuk pulang kampung dan menjadi sepi tuk mommy Joshua.

"Mommy habis menelfon ibu seokmin dan dengar kalau seokmin mau menikah" lirikan mata ibunya membuat Joshua menghela nafasnya "ibu mau aku apa dengan informasi itu?" Tanya Joshua.

"Kau datang kesana, temani mommy"

"Dan melihat anak laki-laki kesayanganmu menangis disana?"

"Ide bagus, lagipula mau bagaimana lagi memang tidak berjodoh"

"Begitulah mom, semoga pengantinnya itu tahan dengan kelakuannya aduh"

Ibunya mengangguk dan mengelus rambut Joshua, "anak mommy sudah cukup berjuang, sekarang saatnya cari yang bisa menerima cinta shua oke?" Dan anggukan dari Joshua dan kecupan manis pipi mommy menjadi jawabannya.



"Apa alasanmu menyukainya Joshua?"

"Dia bodoh tapi baik"

Itu yang selalu Joshua jawab atas pertanyaan mengenai rasa cinta pada seokmin. Anak kecil yang lancang masuk kedalam halamannya dengan sepeda roda tiga ikut campur urusan membuat rumah dari bata dan berkenalan dengan tangan yang habis mengusap ingus. 

Itu yang menjadi alasannya, seokmin bodoh tapi baik hati membantunya untuk bermain bersama.

..
.





"Ini bukan sih alamatnya mom?" Rumah minimalis yang terlihat sepi di depan pintu tidak ada keramaian untuk sebuah acara pernikahan. Hanya dirinya dan mommy sendiri, Joshua dengan kemeja biru santai celana putih sedangkan mommy nya memakai pakaian dress selutut berwarna biru juga.

"Memangnya kenapa?" Tanya mommy Joshua, "tidak apa-apa juga sih"  keduanya masuk kedalam rumah itu, perjalanan menuju tempat yang katanya ada pesta cukup memakan waktu satu jam tapi saat ini apa?

Hanya jisoo yang melihat seokmin dengan boxer terpakai dan sikat gigi yang berada di dalam mulutnya menunjuk dirinya dengan alis bertaut.

Mungkin haruskah jisoo berlari sekarang atau bagaimana? Ini bukanlah dalam ekspetasinya untuk sebuah pernikahan seokmin si cinta pertama melainkan hanya akal-akalan sang ibu!

"Berdamai dengan seokmin!" Teriakan mommy dan tawa dari ibu seokmin tampaknya akan menjadi lebih baik atau sebaliknya.





..























"Minta maaf"

"Tidak mau"

Oh bukan duduk santai, jisoo yang di pojokan oleh seokmin yang masih dengan sikat gigi berbusa mengacung padanya seperti pedang menuntut minta maaf pada jisoo.

"Minta maaf untuk wajahku jisoo!"

"Tidak mau! Kau kekanakan!"

Oh negoisasi batal, seokmin menghela nafasnya panjang lalu pergi dari sana mungkin ingin berkumur, meninggalkan jisoo yang tidak menyangka akan kembali bertemu dengan seokmin.

"Dasar orang gila, otaknya di mana hah?!"













Mungkin ucapan mengenai cinta seharusnya dia tarik karena kini dia sudah ditarik menjauh dari rumah menuju tempat tempat yang tidak cocok untuk umur kepala tiga mereka.

Taman bermain, restoran cepat saji dan taman beserta es krim, tapi dengan JISOO YANG MEMBAYAR sebagaimana ada sedikit kebohongan yang seokmin lakukan 'dompetku tertinggal' dan kini jisoo merenggut dan memakan brutal es krimnya di salah satu ayunan berdampingan dengan seokmin yang melayang tinggi.

"Semoga kau jatuh dan mukamu menghantam tanah!"

"Lalu kau tidak bisa menikah denganku?"

Oke, ini aneh bahkan es krim itu jatuh dan juga jisoo yang ternganga mendengar kalimat seokmin. Sedangkan si pelaku kini telah berhenti dan menatapnya dengan tatapan aneh.

"Aku akan ulang ucapanmu, sebelum itu minta maaf padaku"

Mungkin seharusnya jisoo tidak mengajak seokmin jadi pacarnya sejak awal.

Sesuatu yang bodoh!



















End.
Membingungkan, sama dengan isi kepalaku akhir ini.

Keluarlah idenya sendiri karena memendamnya tidak baik hahaha

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 10 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

histoire de seoksooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang