paranoid

263 23 2
                                    

*******

Keras nya suara tamparan membuat satu ruangan hening.

Shinki tersenyum miring memegang pipi kiri nya yang terasa perih. Walau tak sesakit hati nya sekarang.

"KAMU TUH HARUS NYA BERSYUKUR DILAHIRIN DIKELUARGA INI" 

Jari tunjuk tepat berada didepan wajah laki2 itu.

"KALO IBU KAMU MASIH ADA" suara lacang ayah nya memantul didalam ruang makan sekarang.

" Dia pasti menyesal lahirin kamu"

"AYAH!!" Mata laki2 muda itu mendelik tak suka.

"Ayah gak usah ikut2 in ibu  "

"Asal ayah tau!"

"Aku yakin ibu gak bakalan pernah menyesal punya anak kaya aku"

Shinki berlalu pergi meninggal kan ruang makan dengan mata nya yang berkaca.

Dia melempar tas sembarangan lalu menghempas kan badan kekasur empuk yang berada tepat dipojok ruangan.

Ia mencoba memejam kan mata untuk tidur. Tetapi nihil.

Dan tak lama laki2 itu sudah berada di area balap motor seperti biasa.

********

"Yo shinki " boruto tersenyum sembari melambai kearah nya.

Area balap motor lumayan sepi malam ini karena ini bukan malam nya hari libur.

"Kenapa lo? " Boruto menatap shinki yang terlihat menyedih kan sekarang.

" Gue kenapa? " Dia membuat buat ekspresi binggung melihat lihat penampilan nya.

"Bokap lo? "

"Ck- " shinki menggaruk kepala nya "Gak usah dibahas bor gue gak suka"

Jawaban dari shinki membuat boruto tersenyum kecil.
" Mau main satu putaran?"

******

Rasa dingin dimalam hari membuat badan boruto menggigil.

Sejujur nya diri nya ingin langsung tidur setelah mengerjakan pr karna badan nya terasa tak enak

Tetapi setelah shinki menelepon diri nya mengurung kan niat awal nya karna merasa ada yang tak benar dari sahabat lama nya itu dan langsung berangkat kearea balap motor yang jarak nya cukup jauh di perbatasan suna dan konoha.

Laki2 itu beberapa kali memejamkan mata nya yang terasa panas saat mengendara.

Hingga suara motor membuat nya membuka mata  lebar lebar.

*******

"WOYY"

Teriakan seorang remaja jangkung berkulit coklat membuat seisi kelas menoleh.

" Anak sekolah seberang bikin masalah lagi " iwabe datang dengan wajah murka.

" Siapa lagi target nya kali ini?"

Mitsuki mengebrak meja didepan nya.

"Gak bisa dimaafin udah sering banget " urat tangan laki-laki yang biasa nya tersenyum ramah itu muncul.

"Target nya kali ini boruto malam tadi " iwabe melempar tas nya mearah meja tempat nya duduk.

" Seandai nya gue gak lewat situ kemarin boruto udah habis di kroyok"

"Main keroyokan anjing" metal ikut berdiri dari kursi duduk nya.

" Udh gue bilang kan kemarin buat bawa anak yang kemarin buat di interogasi "

Urat tangan anak 11 ips 3 itu mengencang diikuti juga dengan suasana kelas yang penuh dengan emosi.

"Langsung kita majuin aja " ucap salah satu anak kelas.

Kebetulan kelas ini diisi dengan anak laki2 semua .

"Sabar dulu" shikadai menutup buku nya tenang.

"Sabar apa nya dai, lo gila? Mereka udah kelewatan batas" wajah inojin yang biasa nya putih memerah.

"Boruto dimana sekarang ?" Shikadai tak menggubris perkataan inojin lanjut bertanya kepada iwabe.

"Gue mau ngantar dia kerumah sakit kemarin tapi dia bilang mau di rumah aja.

"Dia parah gak?"  Shikadai menatap safir mata iwabe tajam.

" lumayan, ujung bibir nya pecah sama lengan kanan nya-"

Iwabe tak sempat meneruskan perkataan nya ketika bunyi bel masuk berbunyi.

Shikadai, laki2 bersurai nanas beranjak dari bangku duduk nya keluar dari kelas tak memedulikan guru yang baru memasuki kelas nya.

Entah kenapa pikiran nya mengatakan bukan anak sekolah seberang yang melakukan nya.

'Merepotkan'

********

Suara ketukan papan tulis membuat himawari kembali tersadar dari lamunan nya

"Himawari? Kau tak apa?" Guru magang perempuan itu menatap binggung kearah murid nya yang tak terlihat biasa.

"Ah maaf kak, em sedikit tak enak badan"

"Jika tak enak badan silah kan pergi ke uks saja, ketua kelas tolong antar kan hima pergi"

"Baik kak" ketua kelas bergegas membantu himawari untuk pergi.

"Hima kalau begitu aku kembali kekelas" gadis seumuran dengan himawari itu melambai kecil lalu berjalan pergi.

Setelah memastikan orang itu pergi himawari menghela nafas panjang.

Mengingat pesan teks malam itu.

*******

Boruto duduk dijendela kamar nya malam itu.

Tangan kanan nya yang diperban membuat anak berambut kuning itu susah bergerak.

Dia menghela nafas lelah.

Entah kenapa satu pekan belakangan ini dia selalu merasa diawasi kesana kemari.

Dia juga menjadi paranoid.

'Clak' suara terbuka nya pintu membuat boruto menoleh tersadar dari lamunan nya.


"Hima"

********









Only You In My Heart Sarada Uciha  (Borusara)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang