thats crazy

223 28 0
                                    

Ayooo divote sebelum lanjut:)

"Ya Tuahann!!! "

Ternyata tidak. Ternyata harapanya tak terkabul. Memang terlalu mustahil baginya untuk tak mengenali tubuh yang sedang memunggungi pintu itu.

Jennie menutup mulutnya dengan mata membulat, puncak dari rasa kaget dan syoknya malam ini sepertinya ada disini. Ia jadi semakin takut, melangakah meninggalkan tempat inipun rasanya terlalu jauh dan penuh kesialan berkedok kejutan untuknya.
tak tahan lagi, jika  bisa memilih lebih baik ia pingsan saja takut jika ada yang lebih mengejutkan didepan sana. Ia ingin pingsan saja dan berharap seseorang membawanya pulang kerumahnya. Dengan begitu ia bisa keluar dari tempat ini tanpa melihat sesuatu lagi.

Jennie membuka pintu didepannya lebih lebar agar ia bisa masuk. Sepasang manusia penghuni ruangan itu tak menyadari kehadirannya  terlalu menikmati percumbuan mereka.

Walaupun tak terlihat jelas karena cukup jauh memunggunginya , Jennie mengenali wanita yang sedang berciuman panas dengan seorang pria disana adalah sahabatnya, Rose.
Ia sangat tahu bentuk tubuh, rambut wanita itu, bahkan pakaian yang dikenakannya tadi. Jennie masih ingat dengan Jelas.

Saat Jennie ingin mendekat sebuah tangan menepuk bahunya membuatnya  mengehentikan langkah dan menoleh
"Pria pengaman tadi" Bahkan Jennie sudah memiliki nama untuk pria yang saat ini tersenyum padanya.

Melihat kebingungan wanita didepannya yang seolah menagatakan — ada apa — pria itu mengubah senyumnya dari manis menjadi jahil.
"Ingin bergabung? "

Dahi Jennie mengerut mendengar apa yang baru saja pria itu katakan. Memang benar sih Ia ingin bergabung tapi bukan untuk melakukan hal yang sama melainkan memisahkan percumbuan didepannya itu.
"Apa yang mereka lakukan"

"Seperti yang kau lihat, mereka bersenang-senang"

Benar juga, Jennie juga bisa lihat mereka saling menikmati tapi maksud dari pertnyaannya bukan itu, tapi..entahlah..rasanya Jennie jadi bodoh saat situasi seperti ini.

"Tidak! Maksudku mengapa bisa begitu? "
Jennie bertanya lagi, barangkali pria didepannunya ini tahu apa yang sebelumnya terjadi hingga sahabatnya bisa seliar ini. Dugaan semenntaranya adalah Rose sedang mabuk, ia yakin sahabatnya itu tidak sadar. Maka Jennie harus mengehentikannya.

"Ya begitulah"

Ohh ayolah.. Jawaban yang dilayangkan pria itu sama sekali tak membuat Jennie puas, yang ada ia jadi kesal. Ditambah lagi bagaiamana tatapan pria itu melihatnya dan menaggapi setiap pertanyaannya. Rasanya ia di permainkan dan yakin pria itu pasti melihatnya sebagai wanita bodoh. "Tapi wanita itu temanku"

"Dan pria itu temanku"
Pria itu kembali tertawa, mengedipkan mata nampak puas setelah melihat bagaimana kesalnya wanita didepannya saat ini.  "Heyy kau terlihat lucu dengan ekspresi seperti ini" Pria itu menjeda ucapannya nampak memainkan lidahnya, dengan senyum aneh sebelum kembali bersuara.
"Apa bisa menggigit pipimu? Hanya sedikit"

Sekarang Jennie meliriknya balik dengan sinis, apa pria dihadapannya baru saja menertawai wajah bodohnya. "Dasar gila"
Tak mau meladeninya lagi Jennie kembali melanjutkan niatnya untuk menghampiri Rose.

Ya Tuhan Rose benar-benar mengeluarkan sisi liarnya saat ini.

"Rose?"

"Rosee.!!! "

Barulah panggilan Jennie didengarkan, karena pintu ruangan ini terbuka, suara musik dari luar masuk memenuhi rungan hingga membuat Jennie harus berteriak agar suaranya terdengar.

Sedangkan pemilik nama, Sahabatnya yang berada diatas paha Pria yang menjadi teman cumbunya menoleh melihat Jennie berada di belakangnya, cukup terkejut. Lantas Rose beranjak dari sana nampak mengatakan sesuatu pada pria itu sebelum membawah Jennie sedikit menjauh.

RAINBOW [TAENNIE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang