pink cheeks

313 41 7
                                    

Hayuuu vote sebelum lanjut:)

Jennie pernah mengalami kejadian menakutkan yang membuatnya memiliki trauma. Kejadian yang membuat masa kecilnya tak begitu ia nikmati, Apa yang ia harapkan bisa terhapus dari ingatannya. Waktu itu, selama sebulan setelah kejadian dirinya sering tak bisa tidur disaat malam hari, ia begitu takut ketika menutup matanya, berlanjut setelah sebulan menyiksanya Jennie sadar ternyata kejadian itu juga membuatnya begitu takut saat melihat cahaya petir di langit. Ia takut mendengar suara petir dan guntur yang seakan menelannya serta mengingatkannya pada kejadian tragis yang ia saksikan, dan saat petir guntur terjadi diatas langit dirinya sudah pasti akan berakhir tidur dipelukan ayah atau ibunya dulu.

Maka dari itu hingga usia remaja dirinya akan sangat gelisah saat  mengetahui hujan akan turun. Begitu takut jika turun bersama dengan petir dan guntur.

Memasuki usia dewasa ini tentu membawa kemajuan yang baik bagi trauma Jennie karena bisa mengatasi sedikit demi sedikit  kegelisahan dan ketakutannya, tapi sayang sepertinya semesta memang tak membiarkannya terlepas dari rasa menyiksa itu. Dirinya tak dibiarkan lepas dari ketakutan, ia tak dibiarkan bahagia.

Jennie lagi-lagi mengulang rasa menyiksa yang menyapa dirinya dimasa lalu. Dan kali ini ia harus mengahdapinya tanpa ada ibu dan ayah di sampingnya.

"Hujan memang membenciku, Apa aku sebegitu tak pantasnya untuk merasakan keindahannya"
Jennie bergumang pelan. Menyalahkan hujan atas apa yang ia alami.
matanya masih menatap langit malam lewat jendela kamarnya. Ia merasa lelah walaupun tak melakukan apa-apa selain makan dan tidur.

Terhitung sudah tiga hari ia hanya mengahabiskan waktu di kamar yang mana membuat ibu dan kakaknya kawatir. Benar, setelah kejadian yang dialaminya malam itu, tiga hari yang lalu. Jennie merasakan ketakutan yang membuatnya memilih untuk mengurung diri saja. Mencoba menenagkan diri dan melupakan kejadian itu. Ia tak ingin ibunya  kawatir dan mengetahui apa yang terjadi, walaupun wanita parubaya itu tentu saja menaruh curiga padanya.
Jennie dengan alasan konyolnya
"Aku baru saja putus cinta bu, hanya ingin menenagkan diri " adalah alasan yang membuat ibunya tentu tak percaya begitu saja.

Jam menunjukkan angka 7 masih sangat awal untuk tidur tapi rasanya Jennie sudah mengantuk lagi. Ia beranjak dari kursinya menuju tempat tidur, Tapi sebelum itu Jennie meraih handphonenya yang berdering di meja, layarnya menampilkan nama Rose disana. Ia yakin sahabatnya itu akan mengeluarkan rentetan pertanyaan tentang keadaannya lagi.

" Halo.. "

"Jen bagaiamana keadaanmu? Apa masih sakit? Aku, Sooyoung dan Mina akan menjengukmu besok, jangan melarang lagi! "

Jennie tertawa kecil mendengar suara diseberang, rasanya ia sedikit terhibur dengan tingkah sahabatnya. Rose selalu kawatir dan sekarang nampak marah karena larangannya. Jennie memang mengaku sakit kepada sahabatnya ketika menanyakan alasan ketidakhadirannya dikampus selama tiga hari ini, dan yah mereka semua percaya itu.
"Ini sudah ke empat kalinya kau menyakan keadaanku dalam sehari ini.
Sungguh Rose, batalkan niatmu untuk menjengukku karena aku benar-benar sudah sehat, "

"Benarkah?"

"Benar Nyonya Min, tak usaha berlebihan"

Ucapan Jennie membuat Rose tertawa malu-malu mendengarnya, panggilan Nyonya Min menjadi sering ia dengar dalam seminggu ini. Jelas saja sahabatnya begitu senang menggodanya setelah mengetahui ia dan Pria impiannya berkencan. Sekali lagi, Rose dan Min Yooongi resmi berkencan.
Jennie, Sooyoung dan Mina benar-benar salut dengan segala usaha yang sahabatnya itu lakukan hingga bisa mendapatkan Yoongi.

"Kau membuatku malu..kututup.sampai ketemu besok Jen. Kami akan tetap menjengukmu! "

🌧

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 27, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RAINBOW [TAENNIE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang