kitten

234 37 21
                                        

Hayoo divote dulu sebelum lanjut:)

Hujan kembali menyapa kota Seoul, membuat sebagian manusia di kota ini harus menghentikan aktivitasnya diluar, memilih tinggal dirumah menikmati sejuk dan kedamaian yang hujan ciptakan.

Berbeda dengan sosok pria bertubuh besar dengan topeng yang menutupi wajahnya. Salah satu manusia yang tak terganggu dengan hujan. Bagaiamana ia sekarang melangkah dengan cepat menyeret sebuah tubuh lain.  Mengabaikan air dari langit yang membasahi tubuhnya. Nyatanya fenomena alam ini sudah biasa menjadi teman untuk menjalankan aksinya.

Keadaan disekitarnya begitu gelap, tak ada cahaya tapi tak membuat dirinya merasa buta, tak membuatnya harus kesulitan melakukan pergerakan. Dirinya sudah terbiasa dengan gelap, sebab sebagian darinya dan apa yang ia suka selalu berada dalam warna ini.

Lantas sosok dominan itu mengehempaskan tubuh tak sadar yang sedari tadi ia seret, memberikan tamparan di bagian pipi hingga membuat tubuh tak berdaya di hadapannya melakukan pergerakan.

Melihat objeknya sudah sadar, pria itu mendekatkan wajahnya memberikan tatapan gelap penuh kengerian pada tubuh lemah tak bedaya itu.
"Kau ingin ini diselesaikan dengan cepat atau ingin bermain dulu denganku"

"Tidak V! Jangan bertele-tele selesaikan  dengan cepat! Aku hanya bisa mengawasimu dari satu sisi".

V menjauhkan wajahnya dengan decak kesal mendengar sahutan dari seberang sana . Merasa terganggu  dengan suara rekannya Rm. Kalau saja ia bisa memilih untuk tidak diawasi oleh pria itu, V dari dulu akan melakukannya. Namun sayang bagaiamanapun ia harus tetap diawasi guna mengantisipasi gangguan dari sekitarnya.

"Kau berisik!"

Rm sudah terlalu biasa mendengarkan kata tajam atau umpatan terhadap dirinya. Terlalu sadar memang kadang dirinya menganggu saat rekannya sedang menikmati aksinya. Tetapi tetap saja kecerewetannya sangat membantu kelancaran pekerjaan yang mereka jalankan.

Karena harus menyelesaikan dengan cepat V mengabil pisau yang ia selipkan di celananya.  Mengayunkan tangannya menusuk calon korbannya yang bersandar tak berdaya pada dinding.

"Tingg!!"

"Sialan!!!! "
Gerakan perlawanan orang didepannya membuat tangan V terhempas ke samping membuat pisaunya terpental mengenai tiang listrik hingga menyebabkan bunyi nyaring bahkan benturannya juga menyebabkan lampu jalan gang yang tadinya mati kini menyinarkan cahaya remang.

V yang tersulut emosi dengan cepat memungut pisaunya dan menacapkannya pada pria didepannya.
Ia mencabut dan menancapkannya lagi melakukannya berkali-kali hingga membuat darah dengan bebas terciprat keluar memgenai wajah dan tubuhnya. Merasa tak puas V bahkan memberikan beberapa tusukan lagi pada tubuh yang sudah ditinggalkan nyawa itu dibagian wajahnya hingga tak dapat di kenali, tak sampai disitu sekarang V memberikan tusukan pada tangan yang tadi menghempasnya.
"untuk tangan sialan tak bergunamu".
Memberikan tiga tusukan disana kemudian memotong tangan itu hingga terpisah dari tubuh pemiliknya.

"Kau benar-benar membuatku menyelesaikannya dengan cepat"

V berucap sambil tertawa dibalik topengnya, menatap tubuh mengenaskan di depannya. Hasil kerjanya begitu indah untuk diamati oleh orang-orang yang mempunyai jiwa seeprtinya.  Sayangnya moment itu harus terhenti saat  ia merasakan adanya pergerakan lain disekitarnya.

V memutar badannya mengamati sekitar dibawah cahaya tamaran lampu, mencoba mendapatkan sesuatu yang ia rasakan dan benar saja di sebelah kirinya sekitar kurang dari lima belas  meter ada sosok lain yang sedang menyaksikannya.

"Tak lihat sesuatu  disekitarku Rm?" V berucap dengan tetap menatap  lekat pada sosok yang ada disana. Sosok yang baru saja menganggu kegiatannya.

"Apa? Aku tak melihat sesuatu yang aneh, apa ada orng lain disana? Aku hanya bisa mengamati sisi depan dan belakangmu"

"Kalau begitu aku kedatangan tikus"

"Maka jangan sampai lepas habisi segera! "

Rm dan rekan-rekannya biasanya akan menamai tikus untuk target atau orang-orang yang menagnggu kesenangan mereka.

"Rupanya kau dapat bonus V, tebas kepalanya bawakan untukku"

"Jey sialan! Apa yang kau lakukan! Kau sedang di tengah-tengah acara ibumu sekarang!"

Rm mengumpat mendengar sahutan dari orang yang tak seharusnya bergabung diobrolan mereka saat ini.

"Ayolah..,semua orang disini terlalu membosankan!" Jeykey kembali bersuara

"Sekali lagi kau menyahut aku yang akan menebas kepalamu sialan" Rm memperingatkan Jeykey, jika dibilang siapa yang bisa membocorkan identitas mereka dalam kelompok ini maka Jeykey adalah orang. Pria itu terlalu suka bercanda diluar batas yang kadang membuat Rm harus bertindak.  Rekan termudanya itu seringkali berbuat semaunya dan tak terkendali.

Sedangkan V yang berada di bawah cahaya remang itu melangkah menuju ― tikusnya. Harus menyelesaikan satu tugas tambahan lagi  pikirnya. Cipratan darah yang ada ditubuhnya kini hilang terbawa oleh air hujan. Membuat jalan yang ia lewati berwarna merah membuat kesan kengerian pada dirinya bertambah.

Setelah memiliki jarak yang sudah dekat dengan sosok didepannya, raut wajah penuh kengerian yang terpancar pada mata V berubah ketika merasa tak asing dengan sosok di hadapannya.

Benar.

Ia sangat kenal bagaiamana mata kucing itu bergerak-gerak tak tenang,  bagaiamanana raut wajah ketakutan yang tadi menatapnya kini menunduk dengan tubuh bergetar ditempatnya. Tak salah lagi, dia Jennie. Wanita yang akhir-akhir sedikit menarik perhatiannya.

V menghentikan langkahnya tepat di hadapan wanita itu. Menatapa lekat tubuh bergetar yang malam ia cap sebagai objek paling menarik. Memilih mengabaikan kalimat tak jelas yang wanita itu ucapkan berkali-kali ,V mengangkat tangannya mencengkram  dagu Jennie membuatnya dengan sempurna menghadapkan wajah wanita itu dengan wajahnya.

V menyunggingkan smrik sebelum menjilati bibirnya sendiri, begitu tertarik dengan wajah ini.
Sudah terhitung kali ketiga ia  bertemu dengan Jennie, membuat V merasa adanya rasa ketertarikan dengan gadis bermata kucing itu. Raut wajah marah dan ketakutannya benar-benar membangkitkan hormonnya. Wanita didepannya ini begitu memikat. punya daya tarik yang berbeda dari wanita yang pernah ia temui hingga usianya saat ini.

Mata V melirik bibir terbuka didepannya seolah menggoda dirinya. Maka dengan tatapan berkabut nafsu V melakukannya. megusap bibir Jennie kemudian memasukkan ibu jarinya disana, membiarkannya menguasai rongga itu. Sensasi yang ia rasakan makin menjadi ketika ibu jarinya bertemu dengan lidah Wanita itu. Matanya yang tadi mengamati kerja tangannya sekarang beralih untuk melihat wajah sang korban. Terlihat Jennie menutup mata nampak tersiksa dan ketakutan olehnya.

"Bagaiamana V? Sudah menyelesaikan tikusmu? "

Mendengar suara dari seberang seakan menyadarkan V yang terlena dengan sensasi yang ia ciptakan.
Dengan perlahan ia menjauhkan tangannya dari wajah itu, beralih mengambil payung hitam yang tergeletak dan  memayungi tubuh dihadapannya. Tak ada respond masih setia menunduk membuat V beralih meraih tangan gemetar Jennie, menuntunnya untuk memegangi payungnya, setelah memastikan payung itu sudah dipegang dengan benar, V memutar tubuh didepannya dan memberikan dorongan pada punggung kecil itu agar pergi dari sana.

"Tak ada yang perlu diselesaikan. Aku hanya menemukan anak kucing" Tuturnya

Kalimat V sukses membuat rekan-rekannya penasaran dengan jenis kucing apa yang yang ia temukan.



Tbc.
Gimana-gimana????
Lanjut gak? Ingatin yahh



.

RAINBOW [TAENNIE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang