Here we'll see how bastard Felix is...
***
Ketika eksistensi matahari sedang berada dipuncak benderang, disaat semua budak korporat keluar dari kubikel-kubikel mereka untuk beristirahat sejenak dari pekerjaan yang melelahkan, Anggi justru baru saja menggulet dari tidur nyenyaknya.
Jam 12 siang seharusnya jadi saat paling sibuk di kehidupan manusia, namun Anggi malah baru saja terbangun dari tidurnya. Bagaimana tidak, pukul 6 pagi tadi Felix baru mau melepaskannya. Anggi bahkan sudah beberapa kali pingsan, tapi entah bagaimana bisa Felix tetap menyetubuhinya.
Diciptakan dari apa tubuh Felix itu? Tenaga pria itu seperti tidak ada habisnya. Dia terus menyetubuhi Anggi dengan tempo cepat, seperti kesetanan. Jika memang Felix mengkonsumsi obat penguat sebelum mereka berhubungan badan, lantas obat kuat jenis apa yang dikonsumsinya sampai bisa bertahan lebih dari 9 jam? Mustahil ada obat yang mampu bertahan selama itu. Anggi mulai merasa jika pria asing bernama Felix itu sedang kesurupan. Kesurupan setan sange.
Skipp-----
"Silahkan duduk, Farah," ucap Felix mempersilahkan sekertarisnya itu.
Farah mengangguk, dia hendak duduk dikursi yang letaknya berada di depan meja kerja Felix, namun suara Felix menginterupsinya.
"Bukan duduk disitu, Farah. Tapi disini." Felix menunjuk pangkuannya sambil menatap Farah dengan senyum lebar.
Farah tersenyum dan segera menuruti perintah bosnya. Dia meletakkan map yang dibawanya tadi keatas meja dan segera berjalan mendekati Felix. Tanpa diperintah dua kali dia duduk dipangkuan Felix, roknya yang ketat dan pendek makin tersibak keatas memperlihatkan stocking dan celana dalamnya. Posisi mereka saling berhadapan.
"Berani kamu dudukin bos besar, hmm?" Ujar Felix di telinga Farah.
Farah mengigit bibir bawahnya dengan pandangan mata yang tidak lepas dari Felix. Dia meletakkan kedua tangannya dipundak Felix. "Farah diperintah buat duduk disini, pak."
"Bohong. Kamu pasti mau ngelonte, kan?" Tuduh Felix.
Farah merubah wajahnya jadi memelas. Matanya memandang sayu, bibirnya sedikit mecebik, tangannya saling meremas didepan dada. "Maaf, pak. Lonte Farah cuma mau dibelai-belai sama bapak. Lonte Farah kangen," ucap Farah dengan suara lirih. Bagaikan seorang anak kecil yang tengah mengadu pada orang tuanya.
"Ohh... lonte bapak ini mau dibelai-belai hmm?" Goda Felix.
Felix membelai paha Farah, semakin naik sampai ke selakangannya wanita itu.
"Ininya juga mau dibelai?" Ucapnya sambil membelai vagina Farah.Skippp----
"Arghhhh, iyahh masukin yang dalem Farahhghh, kepala kontol saya nyentuh tenggorokan kamu. Kamu memang lonte saya yang paling top. Kamu kalau udah resign dari sini, bisa buka rumah bordil, tinggal ngangkang dapet duit, memek kamu juga dapet nikmat," ujar Felix sambil mengusap-usap rambut Farah yang tergerai.
Pria itu menonton pertunjukan Farah yang begitu binal mengulum penisnya, bagai lollipop. Wajah Farah dibuat sebinal mungkin, dia mengulum penisnya sambil menatap Felix dengan tatapan : "gagahi aku, pak!"
Skippp---
"Penyakit lonte? Wow, binal sekali kamu sayang."
Clok! Clok!
"Arghh! Sa-kithh ahhhh"
"Sakit, hmm? Ini harus diperiksa sama dokter. Coba kamu duduk dimeja sini, ngangkang yang lebar. Saya mau periksa penyakit memek lonte kamu."
Mau nonton Felix main dokter-dokteran sama sekertarisnya? Yuk, lanjut baca versi lengkapnya di KaryaKarsa (hunny_hubby020) dengan judul "BAB 17 | THE BASTARD"
Ada 3k kata lebih lho + visualisasi....
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Beautiful Sins (REVISI)
RomansaMENGANDUNG BAHASA + ILUSTRASI VULGAR 21+. MOHON BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN. EFEK APAPUN YANG DITIMBULKAN DARI MEMBACA CERITA INI SEPENUHNYA ADALAH TANGGUNG JAWAB PEMBACA. *** Perasaan tertarik yang salah itu mengantarkan Felix dan Ella pada sebuah...