28. Your punishment, lady

16.3K 591 86
                                    

Mona mencengkram bahu berotot alex dengan kuat. Ciuman alex benar-benar membuat dirinya tidak dapat melawan bahkan kakinya sudah terasa lemas karna bibir alex yang mengulum bibirnya sangat dalam.

Ciuman yang terkesan tergesa-gesa itu juga terlihat menyiratkan kerinduan yang amat mendalam. Mona meneteskan air matanya tanpa diminta. Tidak tahu kenapa namun matanya sudah terasa berair.

Alex melepaskan pagutannya namun tidak dengan wajahnya yang tidak mau menjauh sedikitpun.

"Aku merindukanmu." Bisik Alex namun masih terdengar. Mona menatap kedalam mata Alex yang mampu membuatnya tidak bisa melepaskan pandangannya dari mata hitam gelap itu.

Cup

Alex kembali memberikan kecupan ringan tepat dibibir Mona yang sedikit terbuka kecil itu.

Cup

"Kau tidak merindukanku, hm?" Alex menempelkan dahinya dengan semakin mengeratkan pelukannya di pinggang Mona.

"Alex," ujar Mona akhirnya yang kini mulai bersuara.

"Kau tidak membenciku?" Tanya Mona sambil menatap takut sekaligus penasaran. Dia pikir Alex akan langsung menodongkan pistolnya kepadanya lalu pergi begitu saja setelah membunuhnya.

Alex yang mendengar itu lantas tertawa sambil menenggelamkan kepala Mona ke dadanya. Menghirup pucuk kepala Mona dengan sayang dengan pelukan yang sama sekali tidak dirinya lepas, Alex kembali menatap wajah Mona yang sekarang terlihat bingung itu.

"Kenapa aku harus membencimu?" Tanya Alex balik bertanya.

"Karna aku telah melanggar kontrak kerjaku?" Jawab Mona dengan nada polos. Alex kembali tergelak lalu mengusap pucuk kepala gadisnya itu.

"Ya, dan kau akan mendapatkan hukuman dariku, nona." Ucap Alex lalu melepaskan pelukannya dan sekarang menggenggam erat tangan Mona.

"Hukuman?" Alex mengangguk.

"Apa aku harus membayar dengan uang?" Alex menggeleng.

"Hah! Kau akan membunuhku?" Tanya Mona dengan takut menatap alex.

"Kau pikir aku sekejam itu?" Mona menggeleng.

"Hukuman apapun itu aku akan menerimanya, Alex." Pasrah Mona menunduk. Dirinya memang merasa amat bersalah setelah ketika melarikan diri saat itu bersama Dion. Mungkin dengan mendapatkan hukuman dirinya akan merasa sedikit lebih lega karna sudah menembus kesalahannya bukan?

"Apa kau yakin dengan apapun itu?" Tanya Alex yang diangguki dengan cepat oleh Mona.

"Ya, kau bilang saja Alex aku akan menerimanya."

"Kalau begitu, sekarang kau ikut denganku." Ujar Alex lalu menarik tangan Mona keluar dari ruangannya.

Tangan Alex yang senantiasa menggenggam lengan Mona seakan tidak ingin kehilangan gadis itu lagi. Banyak pasang mata di dalam cafe memperhatikan dua sosok itu keluar tanpa peduli orang-orang disekelilingnya.

"Kita mau kemana, Alex?" Tanya Mona ketika Alex membukakan pintu mobil untuknya.

"Ditempat dimana kau akan mendapatkan hukumanmu, nona." Ujar Alex lalu menutup pintu setelah Mona duduk di kursinya.

Seketika, Mona menyesali ucapannya sebelumnya.

"Ini sudah malam. Bagaimana jika hukumannya kita lanjutkan besok?" Tawar Mona.

"Apa kau tahu, aku tipe orang yang tidak akan merubah tujuanku." Ucap Alex menatap Mona.

"Bagaimana jika sekali ini saja kau rubah tujuanmu itu?" Ucap Mona dengan alis mengkerut. Lalu tiba-tiba Alex menarik lengannya sehingga membuat mereka begitu dekat.

"Ssstt, sekarang kau sedang dalam masa hukuman. Tetap menurut dan jangan banyak bertanya." Ucap Alex setelah itu menghidupkan mobilnya.

Mobil yang mereka kendarai berjalan membelah jalanan ibu kota yang ramai. Beberapa menit kemudian mobil pun berhenti di salah rumah yang terbilang sangat mewah.

"Dimana kita?" Tanya Mona memperhatikan rumah megah dihadapannya.

"Rumah." Ucap Alex lalu berjalan masuk diikuti oleh Mona dibelakangnya.

Baru saja Mona memasuki rumah itu, dirinya sudah disuguhkan oleh pernak pernik rumah yang tak kalah mewahnya.

"Apa ini rumah mu?" Tanya Mona sambil masih memperhatikan sekitarnya.

"Tentu saja." Jawab Alex dengan tersenyum pongoh ke arah mona.

Mona mendelik, "ck, memangnya berapa lama kau akan tinggal disini Alex? Rumah sebagus ini akan berdebu jika ditinggal sang pemiliknya." Ucap Mona.

"Tentunya aku akan tinggal sangat lama disini. Dan kau akan menemaniku disini." Ucap Alex yang berhasil membuat Mona terkaget.

"Oh maaf saja, aku sudah memiliki apartment sendiri untuk kutinggali." Jawab Mona.

"Kau pilih tinggal disini atau di apartemen mu yang kecil itu?"

"Hei! Apa maksudmu dengan apartemen yang kecil?"

"Aku salah? Baiklah jika begitu aku akan tinggal disana bersamamu."

"Mana bisa begitu. Aku tidak mau tinggal bersamamu."

"Kau menolak?",

"Tentu"

"Bagaimana jika aku bilang kalau hukumanmu adalah tinggal bersamaku?"

"Kau,," Mona tidak bisa melanjutkan ucapannya. Mengingat dirinya akan menuruti apapun hukuman yang diberikan Alex kepadanya membuat dirinya dilema.

"Hah, baiklah. Tapi apartemen ku terlalu kecil untuk menampung pria besar sepertimu." Ejek Mona melipat kedua tangannya.

"Kalau begitu kau yang harus tinggal disini. Tidak ada penolakan lagi, nona." Final Alex lalu melangkah menaiki tangga ke lantai dua.

"Sabar Mona." Ujar Mona menghembuskan nafas kesabarannya.

"Permisi, nona." Ucap seorang pria dari arah pintu masuk.

"Ed?" Ujar Mona lalu menyipitkan mata memastikan orang yang dirinya sebut itu.

"Ed, itu kau?" Ucap Mona menutup mulut lalu berjalan mendekat kearah Ed sambil membuka lengan seolah akan memeluknya.

"Ehem, i-iya ini saya." Gugup Ed sambil pandangannya tertuju di lantai dua melihat seorang pria yang kini mengarahkan pistol tepat kearahnya.

Mona yang menyadari jika Ed tidak mau membalasnya lantas kembali menurunkan lengannya.

"Ahaha, sudah lama sekali kita tidak bertemu." Mona ikutan gugup karna mendapatkan respon Ed yang seperti itu kepadanya.

"I-ya" jawab Ed yang masih curi-curi pandang ketempat dimana Alex tengah berdiri.




To be Continued
✓Jangan lupa vote 🌟 ya
✓komen dong biar aku makin semangat

See You
ლ⁠(⁠・⁠﹏⁠・⁠ლ⁠)

MAFIA & BABY SITTER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang