Gap Year | Jeongwoo Minji

#09 never not

#09 And that was a pair of wolf eyes,

"Lo nemu trik dari mana na? Beneran lebih cepet,"

Aruna tersenyum puas, dia membagi trik yang diajarkan saka kepada andien. Bisa dibilang saka cukup membantunya, banyak soal yang kini bisa dikerjakan lebih cepat, tapi kita lihat dulu besok, setelah try out ke 3.

Dia memanglah si jenius Sakala. Tak hanya matematika, ona bisa tanya masalah fisika dan kimia juga. Saka bilang dia lemah pelajaran bahasa dan sosial, walau menurut ona lemahnya saka tetap di atas rata-rata anak lain

Mereka berdua sedang duduk di kursi kafe, ona menikmati greentea latte sementara andien sibuk menjawab soal. Empat hari hidup bersama, ona sering kesal pada saka. Dikira dia tak akan main lagi karena belajar hingga larut dengannya,

Nyatanya tidak!

Dia malah berangkat tengah malam lalu pulang pagi. Melakukan hobinya tentu saja, balap liar. Tak hanya itu, saka bahkan nyetok beer di kulkas, yang sepertinya dia minum sebelum tidur,

Otak ona hari-hari ini hanya dipenuhi kekhawatiran akan sakala,

"Dien.."

"Hmmm?"

"Ini cerita teman gue ya," sahabatnya mengangguk sambil terus mengerjakan "dia tuh pinter banget, bisa dibilang jenius, tapi mau gap year. Kira-kira kenapa ya?"

Andien menengok wajah polosnya, sebelum kembali ke latihan soal lagi

"Siapa? Gue kan tau semua temen lo?"

"Adaa, temen kak jaden"

Kini mata andien melek 100% "siapa? Kak arsen? Kan udah lulus Arsitektur?"

Memang andien sedang terkagum-kagum dengan kak arsen, sampai tau sedetail itu. Dia mau banget dikenalin, padahal ona sendiri tak begitu kenal, apalagi setau ona kak arsen punya pacar,

"Ada deh, lo gak kenal! Jawab dulu lah"

"Dia belum nemu mimpi kali na"

Iya juga, kenapa ona gak mikir kesitu?Jadi sadar selama ini yang mereka lakukan hanya tentang ona, yang dibantu belajar ona, yang suka curhat juga ona. Enggak sih! Saka aja yang tertutup, bukan salah ona