No person is sent to you by accident
A story of aruna and sakala, finding each other in the most confusing time.
start : 5 Feb 2023
end :
Pjw-Kmj
Selamat membaca :)
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
#13 "I'm here,take your time"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Jadi gimana nih pulangnya?"
Aruna memastikan kembali, setelah mereka ditinggal oleh travis tanpa penjelasan. Yang ditanya masih sibuk menebas pasir yang sudah mengering dari celana jeansnya,
"Grab aja lah, emang lo udah pengen balik?"
Gak juga, dia masih mau duduk di sini, tanpa alasan yang jelas, hanya mendengar ombak dan menghirup udara bebas membuatnya segar,
Melihat pasir kering di pipi si saka, tangan ona bergerak membersihkannya. yang diperlakukan begitu malah menutup mata menikmati "Kenapa sih travis sampek semarah itu?" Dia mulai bertanya lembut, tapi tak ditanggapi,
"Katanya temen satu-satunya dari kecil, kok ga dikejar?" tambahnya
"panjang ceritanya,"
huft bilang aja gak mau cerita, ona cuma bisa memanyunkan bibir. kesal sekaligus heran. Sakala ini cowok yang paling mudah akrab sekaligus paling tertutup padanya,
"Kalo ada masalah itu diomongin saka, bukan didiemin,"
"gue sih sadar cuma orang baru, tapi travis sama vanya kan beda! Cerita ga bikin lo lemah," pungkasnya
"Gue cerita pun, orang ga bisa nolongin na," sakala hanya menatap dirinya, entah apa yang dipikirkannya?
"nyeseg tau, berasa ga dianggep temen"
Ona kembali fokus ke pemandangan pantai setelah mengatakan itu. Tak banyak pengunjung hari ini, kebanyakan datang berkelompok dengan keluarga,
Hingga satu anak dengan kuncir dua yang ona yakini berusia lima tahunan, tersandung tepat di depan mereka. Merusak keheningan dengan tangisannya, membuat ona dan saka saling tatap sesaat,
ona pun bangkit membantu si bocil, tapi tangisannya justru makin kencang. Karena luka di lututnya mungkin, untung tak lama ibu si anak datang membawa si anak pergi,
Sedih sih, tak bisa mengambil hati anak tadi, tapi lebih miris melihat sakala yang tak peduli, masih duduk dengan lulut terlipat dan tangan terkunci. Matanya mengikuti ibu dan anak itu, sebelum kembali menunduk,
