#15 him

609 112 2
                                    

#15 A man of secret

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

#15 A man of secret

Life must go on, se-berantakan apa pun suasana hatinya, ona tetap berangkat bimbel. Di perjalanan pulang dia mampir ke minimarket, sambil memilih antara onigiri atau roll cake, dia teringat ucapan andien beberapa saat lalu yang mulai mencari opsi ke dua, walau peringkat tryout nya lebih tinggi dari ona, dia menyarankan ona melakukan hal serupa

Dia juga menanyakan weekend nya bersama sakala, berfikir sesuatu romantis terjadi di antara mereka. Ya, mereka semakin dekat saat di pantai, saka bahkan cerita sedikit tentang mamanya, ona happy, tapi setelahnya beda cerita,

Ah, kenapa juga ona marah ke saka semalam?

Sejak tryout nya berantakan ona jadi merasa menghabiskan weekend untuk main itu kesalahan besar, merasa bersalah pada diri sendiri tapi dia malah menumpahkannya ke saka. Dia bahkan masih tak menjawab pesan saka, tak tau harus bicara apa

"Aruna?"

Sesaat setelah melangkahkan kaki keluar minimarket, gadis cantik dengan senyum anggun menyapa dirinya, vanya!

"Baru bimbel ya?"

Ona membalas senyum ramah itu, mereka memeluk satu sama lain sekilas

"Mau ngobrol dulu ga?"

Tentu ona mau, lagi pula langit masih gerimis tipis. Mereka pun duduk di emperan minimarket, menyaksikan langit yang mulai redup dan gedung gedung perkotaan yang mulai menyala,

"Gimana bimbelnya? Lancar?" tanya vanya sambil memakan rotinya,

"ya gitu deh van, susah hehe"

"Eee, lo udah kerja keras banget ona, pasti bisa masuk FK!"

Entah tulus atau ungkapan kosong, ona ingin percaya. Gadis itu menawarkan coklatnya dan ona mengambil satu potong,

"lo tu ngingetin gue ke temen gue tau na"

"Muka gue pasaran gitu?" Candanya

"Bukan! Semangat lo ona," Jawabnya sambil senyum "ada temen gue tu pengen banget jadi dokter. Spesifiknya dokter bedah. kalo lo na?"

"Hmm, belom ada sih" Ona menggeleng, jujur tujuannya cuma dokter saja dia belom mikir kesitu. Masuk FK aja udah sesusah ini kan!

"Jadi temen gue ini tu pinter na, cita-cita dia cuma jadi dokter, se passionate itu deh pokoknya" vanya memulai ceritanya sambil makan snack

"Bahkan dia udah ngelist sekolah kedokteran luar yang dia pengen juga. Itu dari kelas satu sma gue kenal, cita-cita dia ga pernah berubah,"

Aruna bisa melihat ujung bibir vanya tertarik saat cerita, tanda dia menyayangi orang yang dia ceritakan,

"Mirip kayak lo na pokoknya, pinter dan passionate anaknya"

"Gue ga se-pinter itu kali van" gadis ini menilainya terlalu tinggi "terus sekarang dia masuk univ mana?" ona mulai penasaran, sementara wajah vanya berubah melow

Gap Year | Jeongwoo MinjiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang