-17-

125 22 2
                                    

"Selamat menikmati makanan kalian." Ucap salah satu pelayan restaurant dan dia langsung pergi.

"Seokjin, silahkan dimakan. Disini makanannya sangat enak, dijamin kau akan menyukainya." Ucap Jiwon.

Seokjin mengangguk, "Terima kasih, yang mulia."

Lalu dia mulai menyicipi hidangan itu, dan setelah itu dia membulat. "Emm, ini enak. Aku suka."

Jiwon tersenyum, "Itu benar. Aku disini hampir setiap hari dengan keluargaku, dan ini jadi langganan juga untukku. Dah, silahkan makan lagi, Seokjin." Katanya.

Dan mereka mulai acara makannya.

Sementara itu.

"Astaga, dimana kau Seokjin." Ucap Sooyoung saat dia sudah berada di kota.

Dia terus mencari Seokjin sampai dia ketemu.

Dan beberapa menit kemudian.

Sooyoung terhenti di sebuah restaurant makanan.

Sooyoung melihat di jendela itu, menyipitkan matanya, "Itu seperti Seokjin."

Dan emang benar itu Seokjin.

"Iya benar, itu Seokjin."

Kemudian dia melihat sebelahnya, dan dia membulat matanya.

Feeling dan pikiran dia selama ini benar.

Seokjin bertemu dengan Jiwon.

Sooyoung mengepalkan kedua tangannya, saat dia melihat Jiwon berbincang dengan Seokjin.

"Ternyata pikiran ku benar, Seokjin bertemu dengan Jiwon."

"Dan aku tidak bisa kesana, karna disana dijaga ketat oleh prajuritnya. Jiwon kalau soal penjagaan tidak main-main." Ucapnya.

Sooyoung melihat sekeliling, dan di dekat dia berdiri terdapat kursi kosong dengan koran disana.

Sooyoung segera duduk di sana, lalu membuka koran itu dan menutup setengah wajah, karna dia ingin melihat gerak gerik Jiwon.

"Sebaiknya aku tunggu disini, begitu Seokjin selesai aku akan menegur keras sama Jiwon." Ucapnya.

Baiklah, kita balik lagi ke Seokjin dan Jiwon.

Jiwon sendari tadi melihat Seokjin makan. Bagi Jiwon, melihat Seokjin makan rasanya hatinya sedikit tenang.

Seokjin yang menyadari itu, menghentikan makannya, "Yang mulia tidak makan?"

Jiwon tersadar, lalu dia tertawa, "Oh, saya makan kok." Lalu dia tersenyum.

Seokjin yang sedikit salah tingkah, kini melanjutkan makannya.

"Seokjin, apa saya boleh bertanya sesuatu?" Ucap Jiwon sebagai awal pembicaraan.

"Boleh, yang mulia. Mau bertanya soal apa?" Jawabnya.

Jiwon sebenarnya nggak enak mau nanya ini, tapi dia harus memastikan semuanya. "Apa benar kau ini, anaknya Choi Sooyoung?"

Seokjin mengangguk, "Iya benar, saya anaknya Choi Sooyoung. Yang mulia kenal dengan eomma saya?"

"Oh aku sempat bertemu aja." Dan Seokjin mengangguk.

"Mendengar itu, kenapa hatiku jadi sakit ya?"

"Oh iya, tadi kenapa kamu mabuk?"

Seokjin terbatuk saat Jiwon menanyakan itu, kemudian dia menatap Jiwon sedikit malu. "A-aku hanya ingin minum saja."

Jiwon tersenyum, "Benarkah? Kurasa kau sedang ada masalah. Tidak mungkin kau hanya minum saja, Seokjin."

"Nah kan, yang mulia tau kan." Seokjin mengangguk, "Iya, saya ada masalah, sedikit."

Who I Am? | Kim Seokjin (Hiatus) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang