-18-

108 18 3
                                    

Selama di perjalanan.

Seokjin terus melamun, pikirannya terus teringat dengan perkataan Jiwon, dan perselisihan antara Eommanya dengan Jiwon.

"Temukan dirimu yang sebenarnya, temukan semua kebenaran itu, aku yakin kau pasti bisa menemukannya."

"Anggaplah kau dua orang dengan satu raga. Choi Seokjin dan Kim Seokjin."

"Mendengar Seokjin bicara seperti itu, aku semakin yakin sekali. Bahwa selama ini, Choi Seokjin itu adalah Kim Seokjin."

"Kenapa? Kau takut semuanya terungkap? Kita lihat saja Choi Sooyoung. Aku tidak akan tinggal diam. Aku akan mencari kebenaran semuanya. Dan bisa saja, kalau selama ini aku feelingkan benar, Choi Seokjin adalah Kim Seokjin."

"Aish kenapa aku pusing sendiri." Ucapnya sambil memegang kepalanya.

"Apa maksud ini semua? Rahasia apalagi yang Eomma punya selain fakta bahwa Appa meninggal karena dibunuh bukan sakit."

"Kurasa untuk kali ini, yang mulia Jiwon benar. Aku harus mencari jati diriku. Aku harus mencari tau siapa diriku yang sebenarnya. Apakah aku ini benar-benar Choi Seokjin, atau Kim Seokjin."

Dan tak terasa dia sudah sampai dirumah. Seokjin langsung buka pintunya, dan masuk ke dalam rumah.

Kosong. Tidak ada orang disana.

"Itu aneh, kenapa sepi sekali?" Gumam Seokjin.

Prok! Prok! Prok!

Seokjin menoleh kebelakang dan melihat Sooyoung yang berada di depan rumah sembari bertepuk tangan.

"Eomma? Eomma dari mana?" Tanya Seokjin yang sebenarnya dia tahu Eommanya habis dari mana.

"Justru eomma bertanya padamu. Kau dari mana? Kau habis sakit kenapa kau keluar berkeliaran tanpa sepengetahuan Eomma." Tanya balik Sooyoung dengan dingin.

Seokjin terdiam dan menunduk. Dia harus jawab apa, nggak mungkin dia habis bertemu dengan Jiwon.

Atau. . .

"Apa kau habis bertemu Ratu Jiwon?"

Kan.

Seokjin menatap eommanya, bagaimana eomma tahu?

"Gimana rasanya berbicara sama sang Ratu? Enak? Menenangkan untukmu? Kalian bahas apa aja sih."

Seokjin masih terdiam membeku, nggak mungkin juga dia ngomong apa saja yang dia bicarain ke Jiwon.

"Jawab Eomma, Choi Seokjin!!"

Seokjin terkejut, lalu dia sedikit menunduk kepalanya, "Berbicara tentang.. Penyebab hilangnya Kim Seokjin."

Sooyoung berjalan ke arah Seokjin, lalu. . .

Plak!!

Sooyoung menampar keras ke pipi Seokjin, hingga Seokjin memegang pipinya karna panas dan menatap Sooyoung.

"Untuk apa kamu mencari dan ingin mengetahui itu semua?" Tanya Sooyoung geram.

"Eomma, aku hanya ingin tahu saja. Emang salah?" Protes Seokjin.

"Tentu saja salah! Itu urusan mereka! Kau tidak perlu tahu soal itu apalagi ikut campur soal itu!!"

Seokjin terdiam sebentar, mencerna semua perkataan demi perkataan.

Lalu dia mulai paham.

"Aku tidak perlu tahu? Eomma, ada alasan aku ingin tahu kenapa Kim Seokjin itu hilang," Seokjin diam sejenak.

"Semuanya karna ulah Appa sendiri kan?"

Sooyoung menatap Seokjin heran, "Apa maksudmu?"

"Eomma, aku udah tahu semuanya. Appa meninggal bukan karna sakit kan? Melainkan dibunuh kan?"

Sooyoung membulat matanya, "Dari mana aku tahu? Apa jangan-jangan Jiwon menceritakan semuanya itu ke kamu?!"

"Eomma jangan berbohong lagi! Aku tahu semuanya eomma! Bahkan aku mendengar pembicaraan antara Eomma sama ratu Jiwon!"

Sooyoung terdiam.

"Dimana ratu Jiwon memberitahu ke eomma apa yang aku ceritakan pada beliau, kemudian eomma marah dan hampir menampar ratu Jiwon, lalu ratu mengatakan kebenarannya akan terus terungkap."

Sooyoung terus terdiam.

"Mendengar itu semua, sekarang aku mulai nggak percaya lagi sama Eomma."

"Dan eomma, eomma jujur sama Seokjin. Siapa aku sebenarnya? Kenapa aku disebut-sebut adalah Kim Seokjin? Apa benar, kalau aku, Choi Seokjin adalah Kim Seokjin?"

Plak!!

Kedua kalinya Sooyoung menampar Seokjin hingga Seokjin terjatuh mengenai meja, dan juga mengenai dahinya hingga berdarah.

Sooyoung terduduk lalu memegang pipi Seokjin dengan kuat hingga pipi dan rahanya sakit.

"Bisa-bisanya kau lebih mempercayain dia daripada Eomma mu sendiri! Ingat Choi Seokjin, semua yang dia katakan adalah bohong!! Dan eomma minta sama kamu, jangan mendengarkan omongan dia dan jangan pernah bertemu dengannya lagi selamanya!!"

Sooyoung melepas pipi Seokjin lalu dia menarik tangan Seokjin membawanya ke kamar Seokjin.

Seokjin yang dibawa sempat berontak, dan ingin melepaskan diri. Namun, Sooyoung memegangnya sangat kuat, mungkin saat di lepas pergelangan Seokjin akan memerah.

Sesampai di kamar, Sooyoung membuka pintunya, lalu mendorong keras Seokjin hingga terjatuh mengenai kasurnya.

"Choi Seokjin, mulai hari ini eomma tidak akan pernah mengizinkan kamu untuk keluar dari sini. Kau akan di kamar terus untuk selamanya. Dan satu hal lagi, kau jangan pernah mencari kasus itu lagi dan kau harus mendengar apa perkataan Eomma mengerti?!"

Lalu Sooyoung menutup pintunya dan langsung mengunci pintu kamar.

Seokjin berlari ke arah pintu, lalu berusaha mengetuk pintunya. "Eomma!! Keluarin Seokjin, eomma!! Eomma!! Seokjin akan mendengar perkataan eomma! Tolong jangan ngurung Seokjin, eomma!!!"

Sooyoung mendengar jeritan Seokjin hanya terdiam, dia seharusnya tidak mempertemukan Seokjin dengan Jiwon dari awal.

Memang ya, penyesalan selalu datang pada akhirnya, kan?

"Eomma?"

Sooyoung menoleh, dan melihat Soobin yang sepertinya kebingungan.

"Eomma kenapa mengunci Seokjin hyung?"

Sooyoung tersenyum, "Untuk sekarang, Soobin tidur bareng eomma ya."

"Memangnya kenapa eomma?"

"Hyungmu sedang eomma hukum karena dia bandel, jadi eomma kurung."

"Tapi eomma, aku kasihan sama Seokjin hyung."

"Sudah, dia akan baik kok. Yasudah kita ke dapur yuk!"

Dan Sooyoung langsung membawa Soobin menuju dapur, meninggalkan Seokjin yang masih berteriak untuk membukakan pintu.

"Eomma, buka pintunya!! Eomma!!" Teriak Seokjin, dan dia langsung terduduk di depan pintu sembari menangis.

"Ya tuhan, kenapa semuanya jadi seperti ini. Kalau begini caranya, aku nggak bisa mencari jati diriku yang sebenarnya. Ya tuhan, aku harus percaya sama siapa kali ini?"

TBC
Sorry ya kalau agak-agak kurang memuaskan ;)

Jangan lupa vote and comment!
See you next chapter!

Who I Am? | Kim Seokjin (Hiatus) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang