#04

916 120 12
                                    

Jeon Jungkook

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeon Jungkook

☆☆☆

Pagi-pagi sekali Hoseok sudah datang ke apartement Jimin dan menyeret pemuda itu turun dari ranjang karena dia ada jadwal pemotretan majalah. Hoseok bahkan tidak peduli dengan makian yang terlontar dari bibir pangeran cantik kebanggaan Korea tersebut dan tetap memaksanya untuk berbenah.

Sepanjang perjalanan menuju gedung pemotretan, Jimin sama sekali tidak antusias dan memilih untuk tidur saja. Tapi ketika Hoseok membangunkannya dan memberitahu jika mereka sudah sampai, Jimin di buat tercengang melihat gedung yang tak asing lagi berada tepat di hadapannya.

☆☆☆

Jungkook membenahi dasinya sebelum pergi ke tempat atasannya yang memintanya datang. Ia keluar dari ruangannya dan melihat tiga karyawannya yang langsung berdiri dan membungkuk kepadanya.

"Aku akan turun ke studio, jika ada apa-apa hubungi saja aku." Pesan Jungkook kepada mereka.

"Baik, Sajangnim."

Dan Jungkook pergi dari kantornya, meninggalkan Yeri yang tengah memandangi punggungnya dengan pandangan yang teramat sulit di baca.

Di tempat pemotretan sudah banyak orang dan kehadiran Jungkook disana di sambut baik oleh kru yang tengah bersiap-siap. Bagi mereka, Jungkook juga atasan karena jabatannya di kantor ini adalah wakil CEO.

"Dimana Song Joong Ki sajangnim?" Tanya Jungkook, mempertanyakan atasannya yang tak terlihat di sekitar sana.

"Song Sajangnim ada urusan di luar jadi beliau meminta anda untuk memantau pemotretan hari ini." Jawab salah seorang kru yang membuat Jungkook mengangguk.

Jungkook pun akhirnya duduk di kursi belakang komputer yang sudah di persiapkan untuknya dan menunggu proses pengambilan gambar di mulai. Lima belas menit kemudian kru memberi isyarat pemotretan akan segera di mulai dan model yang sudah di rias masuk ke dalam area kanvas.

Kedua mata Jungkook membulat sempurna mengetahui siapa yang menjadi model majalahnya hari ini. Ia mendongak dari komputer yang terhubung langsung dengan kamera milik kameramen dan melihat pemuda cantik dengan rambut lebat juga sweater tipis khas musim panas berwarna abu-abu. Dia juga memakai celana panjang yang membungkus kaki indahnya dan wajahnya yang dipoles tipis dengan make up memancarkan pesonanya.

"Jimin-ssi, kau sudah siap?" Tanya fotografer yang di balas anggukan ringan dari Jimin.

Lampu di ruangan itu mati di gantikan lampu sorot yang hanya menyorot pemuda di tengah kanvas putih itu. Mereka menghidupkan musik untuk Jimin agar ia bisa lebih rileks dalam berpose.

Jimin mencoba melakukan pekerjaannya sebaik mungkin walaupun dia tau kini ada sepasang mata pria yang teramat dirindukannya tengah memperhatikannya. Ia mencoba memenuhi pikirannya dengan musik yang mengalun sembari berpose dengan tema yang dibawanya.

[ FREE ] RealityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang