Park Jimin
☆☆☆
Lusa entah mengapa terasa begitu lama dan Jungkook sudah tidak sabar menanti hari itu datang. Dia dan Jimin akan pergi berdua dan itulah yang membuat Jungkook bersemangat bangun pagi dan bersiap-siap untuk menjemput kekasihnya begitu hari itu tiba. Mereka akan pergi ke pulau Jeju.
Perjalanan menuju pulau Jeju membutuhkan waktu seharian. Maka dari itu kemarin sebelum pulang bekerja, Jungkook mengajukan surat izin absen kepada Joong Ki untuk hari ini. Teringat jelas ekspresi mesum Joong Ki ketika menerima surat itu dari Jungkook.
"Bulan madu, eoh?" Godanya membuat Jungkook menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Kami hanya pergi berlibur."
"Liburan berdua." Joong Ki tertawa keras.
"Kau mau ikut?" Tawar Jungkook.
"Dan melihat kalian bermesraan di depan hidungku?" Joong Ki mendengus. "Tidak, terima kasih."
"Jadi, aku mendapatkan izinku?"
"Pergilah. Jika untuk Jimin aku sanggup memberimu waktu satu minggu."
"Aku hanya butuh cuti satu hari." Cibir Jungkook sebelum pamit pulang. Dia masih sempat melihat Joong Ki yang tersenyum bahagia untuknya.
Pagi itu hangat dan Jungkook memilih berjalan kaki daripada naik taksi menuju apartement Jimin. Lagipula dia tak ingin terburu-buru dan sebisa mungkin memberikan waktu istirahat untuk Jimin. Jungkook tau kemarin pemuda itu sibuk sekali dengan pekerjaannya menjelang penayangan perdana drama terbarunya.
Namun Jungkook justru dikejutkan dengan sesosok pemuda yang tengah melakukan perenggangan tepat di depan gedung apartement milik agency besar Korea. Pemuda itu sepertinya baru bangun tidur karena masih memakai piyama merah muda hatinya dan topi hitam menutupi wajahnya yang polos tanpa make up. Pemuda itu membuat Jungkook berhenti mendadak.
Jimin, Jungkook mengenali pemuda itu dengan mudah. Beberapa pengemar mungkin tak akan menyadari jika pemuda itu adalah idola mereka yang selalu tampil elegan di depan kamera. Namun pemuda itu benar-benar Jimin. Jimin yang apa adanya. Jimin yang sekali ini adalah milik Jungkook dan bukannya milik penggemarnya.
Jimin tak menyadari sosok Jungkook yang memperhatikannya sambil tersenyum. Dia masih asyik merenggangkan otot-otot tubuhnya yang kaku karena tidurnya semalam sangat tidak nyenyak. Bagaimana bisa nyenyak jika kata-kata Yoongi tentang 'aku mengawasimu' terus menari-nari di dalam otaknya.
Tentu saja Jimin tau selama ini Yoongi sudah bersikap tidak adil dengan mengawasi semua kegiatannya. Namun keterusterangan pria itu membuat Jimin muak dan marah.
"Sialan. Bastard!" Umpat Jimin saat membayangkan wajah Yoongi di dalam kepalanya. Tunggu saja sampai kontraknya habis, Jimin tidak akan memperpanjang kontraknya dan akan berhenti menjadi idola. Dia bisa bekerja kantoran seperti Jungkook.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ FREE ] Reality
FanfictionJeon Jungkook yang bekerja di sebuah perusahaan majalah diam-diam berkencan dengan seorang idola terkenal. Hubungan mereka terpaksa disembunyikan demi mempertahankan popularitas Jimin. Tak ayal mereka sering sekali salah paham satu sama lain.