Hening adalah kata yang tepat untuk menggambarkan suasana kantor saat ini, semua orang sibuk mengerjakan pekerjaannya masing-masing termasuk Jennie. Hanya suara ketukan pada keyboard komputer yang menyertai keheningan mereka, sesekali suara helaan nafas lelah terdengar lirih bersahutan. Tak bisa dipungkiri lembur di hari libur menambah rasa lelah menjadi beberapa kali lipat dari biasanya, Jennie juga merasakan hal yang sama.
Gadis itu menghela nafas pelan, ia sedikit meregangkan otot bahu dan pinggangnya. Sudah terlalu lama ia terduduk dan matanya terasa cukup perih karena berjam-jam memandangi layar komputer tanpa henti, untuk menjaga fokusnya Jennie meneguk air mineral dari tumbler yang selalu ia bawa setiap hari. Ia melirik ke samping, ternyata Rose juga sama sibuknya. Rekannya itu benar-benar fokus dengan apa yang ia kerjakan dengan kacamata yang bertengger di pangkal hidungnya.
"Rosie" tegur Jennie lirih, yang dipanggil pun menoleh
"Kau, aku baru tahu kau memakai kacamata"Rose tersenyum bangga
"Bagaimana? Aku terlihat keren kan? Seperti orang-orang pintar" katanya sambil terkekeh, Jennie merasa konyol dan ikut terkekeh
"Ya ya ya, terserah kau saja. By the way, dimana kau membelinya? Sepertinya aku juga membutuhkan satu, mata ku terasa perih terlalu lama melihat komputer" jujur Jennie, ia sedikit menggosok matanya.
"Aah, aku membelinya secara online. Mau ku kirimkan link store yang menjualnya?" tanya Rose, dan dibalas anggukan oleh Jennie
"Nah, sudah ku kirimkan di line"Rose kembali melanjutkan pekerjaannya sementara Jennie meraih ponselnya untuk membuka aplikasi obrolan dan memeriksa pesan dari rekannya itu, tak lama ia kembali meletakan ponsel dan melanjutkan pekerjaannya. Ia ingin segera selesai, tersisa 3 jam lagi menuju jam pulang. Sekilas Jennie melirik sekitar dan berakhir pada meja Mr. Liam, meja itu kembali kosong entah kemana pemiliknya pergi. Ia pun juga menoleh ke belakang, si asisten manajer juga tak berada di tempat. Ia berniat menanyakannya pada Rose, namun rekannya itu lebih dulu berbicara seolah membaca pikiran Jennie.
"Mereka sedang meeting, kira-kira setengah jam yang lalu. Kau sangat fokus hingga tak menyadari sekitar mu, huh?" ucap Rose sedikit tersenyum
"Aah, begitu. Yaa, pekerjaanku banyak sekali. Aku ingin cepat selesai" Jennie tersenyum kuda
Seseorang tiba-tiba menghampiri kedua gadis itu di tengah percakapan mereka, dengan wajah lelah, baju yang mulai lusuh seseorang itu mendudukkan dirinya di balik meja kerja seberang kedua gadis itu. Jennie dan Rose jelas terkejut, mereka tak menyadari sejak kapan orang itu melangkah ke arah mereka dan duduk di hadapannya. Buru-buru keduanya kembali pada pekerjaan masing-masing, satupun di antara mereka tak berniat bertegur sapa dengan seorang yang baru saja tiba itu.
"Permisi" tegur seseorang itu mencuri perhatian Jennie dan Rose, membuat mereka menoleh bersamaan
"Kalian tahu dimana Mr. Liam dan Nona Bae? Ku lihat mejanya kosong"Rose dan Jennie sekilas betukar pandang, mereka saling memberi isyarat untuk menjawab pertanyaan itu. Rose memerintah Jennie, begitupun sebaliknya. Namun keduanya tak menangkap pesan masing-masing, hingga beberapa saat kemudian
"Ah, aku juga baru melihat wajah kalian. Karyawan baru?" Lanjut seseorang itu
Jennie dan Rose kompak mengangguk, dengan canggung Jennie mulai balas berbicara
"Emm, ya. Kami karyawan magang. Baru saja memulai beberapa hari yang lalu, perkenalkan saya Jennie Kim dan ini.." ucapan Jennie terhenti, ia melirik Rose
"Roseanne Park, atau Park Chaeyoung. Anda bisa memanggilku Rose" ucap Rose sopan
"Mr. Liam dan Nona Bae sedang meeting, Pak" sambung Jennie, orang itu mengangguk
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream Wedding
FanfictionLight story. Boleh langsung aja. Terimakasih untuk kesediaan baca, beri vote dan komen :) kalo berkenan tolong baca cerita yang lainnya juga ya.. hehe