Pernikahan Liam dan Jennie digelar dengan sederhana namun tetap khidmat, sekitar 500 orang tamu yang mereka undang. Sudah termasuk keluarga besar, kerabat, sahabat dan rekan kerja mereka. Benar, Liam dan Jennie tak menyembunyikan status hubungan mereka dari perusahaan, justru pihak perusahaan memberi dukungan dan turut berbahagia untuk keduanya. Perusahaan tidak mempermasalahkan hubungan romantis dalam satu kantor, dan Liam juga Jennie merasa tak perlu bersembunyi dan membuat drama.
Kabar pernikahan mereka yang tersebar seminggu sebelumnya sempat membuat geger satu kantor, mereka heboh dengan berbagai macam reaksi. Ada yang tercengang saking terkejutnya, ada yang ikut riang tanpa alasan, hingga ada juga yang patah hati. Kebanyakan dari mereka adalah penggemar Liam, pupus sudah harapan mereka untuk memenangkan pria itu. Namun kabar baiknya, meski beberapa ada yang tak menyukai si calon istri sang idola mereka hanya mampu menyimpannya dalam hati.
Selesai dengan acara perayaan yang cukup melelahkan, Liam, Jennie dan keluarga besar mereka masing-masing memutuskan untuk pulang. Setelah seharian menyalami para tamu, akhirnya mereka akan mendapatkan waktu beristirahat.
"Nini, eomma pulang dulu. Eoh? Aigoo, uri aegi sudah dewasa. Kau sudah menjadi istri seseorang sekarang, jadilah istri yang baik ne.. berbahagialah kesayangan eomma" ucap Eomma Kim berpamitan sambil memeluk putrinya erat, rasa haru masih menyelimuti hatinya. Ia amat bahagia, dan itu terlihat jelas di wajahnya.
"Uri sa-wi.. tolong jaga putriku, eoh. Sayangi dia, bahagiakan dia. Eomma percaya pada mu" ucap Eomma Kim menepuk-nepuk bahu menantu barunya, Liam.
"Nde.. eomonim. Aku akan" balas Liam pasti, ia tersenyum tulus.
Eomma Kim balas tersenyum dan memeluknya sekilas lalu pergi meninggalkan mereka, kemudian Jisoo tiba dan merangkul adik kesayangan satu-satunya.
"Aigoo, adik kecil ku sudah dewasa.. sekarang kau memiliki tempat merajuk yang baru, kau boleh memanfaatkannya sesuka hati. Eoh? Katakan pada ku jika dia menyakiti mu, arasseo? Aku akan memukulnya untuk mu" Jisoo terkekeh dan mengusap kepala Jennie sayang
"Oppa! Kau menyebalkan!" Sejujurnya Jennie merasa terharu, namun Jisoo tetaplah Jisoo. Ia memukul bahu kakaknya itu pelan, ucapan Jisoo membuatnya malu. Namun pria itu tetap tertawa.
Liam yang mendengar penuturan Jisoo hanya mendengus malas, oh sahabat baiknya ini sedang mencari muka!
"Yow! Ma bro! Kau juga adik ku sekarang, jadi kau harus memanggil ku 'hyung'!" Jisoo beralih pada Liam dan memukul bahunya bercanda
"Yak! Kim Ji-" jawab Liam sebal, ia lupa jika ia harus berdrama sedikit lebih lama
Interaksi Liam dan Jisoo terasa berbeda di mata Jennie, ia merasa kakak dan suaminya tidak seperti mereka baru bertemu. Lebih dari pada itu, mereka terlihat seperti teman lama. Jennie memicing penuh curiga, apa yang ia lewatkan ?
Sadar diperhatikan oleh gadis yang baru saja menjadi istrinya, Liam buru-buru mengoreksi.
"Ye. Jisoo Hyungnim!" Liam menegakkan tubuhnya dan sedikit membungkuk memberi hormat, membuat Jisoo terbahak. Ia merasa bangga.
"Haha aku tak menyangka teman kecil ku, akhirnya menjadi adik ipar ku" Jisoo menepuk-nepuk bahu Liam
"Teman?" Jennie membeo, membuat kedua pria itu menoleh. Ya, mereka tak berencana menutupi, namun juga tak akan membuka semuanya. Ehehe
"Eum. Aku dan Liam berteman baik saat kami masih kecil dulu, hingga akhirnya ia menetap di luar negeri. Siapa sangka kita malah bertemu lagi di pernikahan kalian" Jisoo terkekeh
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream Wedding
FanfictionLight story. Boleh langsung aja. Terimakasih untuk kesediaan baca, beri vote dan komen :) kalo berkenan tolong baca cerita yang lainnya juga ya.. hehe