chapter 8

352 43 10
                                    

Krik

Krikk

Krikkk

Malam semakin larut, suasana terasa semakin hening hingga sahutan suara jangkrik di luar sana menggema jelas sampai ke pendengaran mereka. Berulang kali baik Jennie dan Liam bergerak gusar di atas ranjang, mencari posisi ternyaman untuk tidur. Keduanya saling menyadari kalau mereka masih terjaga satu sama lain, namun memilih untuk saling mengabaikan.

Setelah diskusi yang mereka lakukan beberapa saat yang lalu, keduanya memutuskan untuk tidur. Mereka sama-sama lelah, dan ingin lekas beristirahat. Malam ini adalah malam pertama bagi keduanya menempati rumah itu, meski luar biasa nyaman namun masih terasa amat asing baik untuk Liam maupun Jennie.

"Haaahh" Liam menghela nafas panjang

Ia berguling dari awalnya memunggungi Jennie menjadi telentang

"Aku menyerah. Aku tak bisa tidur" keluhnya melirih

Jennie yang juga merasakan hal yang sama, ikut membalik tubuhnya. Sekilas ia melirik pria itu dan pembatas guling yang ia letakkan di tengah-tengah mereka, ternyata tak terusik sama sekali. Liam benar-benar menuruti keinginannya, menjaga jarak. Ia kemudian ikut menatap langit-langit kamar mereka, nampak begitu polos. Lampu utama telah dimatikan, dan diganti dengan lampu tidur sehingga penerangan di kamar itu nampak temaram.

Ada berbagai alasan yang membuatnya sulit terlelap, selain dengan suasana asing yang baru ia tempati, selebihnya Jennie merasa gugup luar biasa. Ia tak pernah tidur bersama orang lain berdua saja selain dengan Eomma Kim, hingga menyadari kini ada seorang pria yang berbaring di sebelahnya membuat ia gugup, takut dan bercampur khawatir. Tak perlu ia jelaskan, kalian pasti mengerti. Hehe

"Hmm sepertinya aku harus mengganti lampu tidur kita besok" ucap Liam lagi, Jennie tak menjawab melainkan hanya menoleh

"Langit-langit kamar kita terlalu polos, sangat tidak menarik. Seharusnya lampu tidur kamar ku di rumah halmoni dibawa kemari" lanjutnya

Jennie memperhatikan Liam dengan sakasama, satu hal lagi yang ia ketahui soal pria itu yang ia jadikan catatan dalam ingatan

Liam's habit;
1. Talkative

Ia tersenyum tipis, ternyata sikap Liam di perusahaan dan di rumah jelas berbeda.

"Aku punya lampu tidur proyektor galaxy, setiap beberapa menit sekali cahaya mereka akan berubah, menunjukkan sistem tata surya dengan berbagai planetnya. Di apartemen ku juga masih ada satu, galaxy aurora nebula. Masih dengan tipe yang sama, hanya beda desain visualisasinya saja. Kau tahu kan?"

Liam menoleh pada Jennie setelah menyelesaikan racauannya, ia tersenyum saat melihat Jennie berbaring menyamping menghadap dirinya hingga dengan spontan ia ikut menyamping dan kini keduanya berhadapan.

"Aku tahu, aku juga punya satu di apartemen ku" balas Jennie lirih

Mendengar ocehan Liam cukup menyenangkan untuknya, membuat tubuhnya secara tak sadar lebih rileks.

"Benarkah? Yang seperti apa?" Liam antusias, kini Jennie yang balas tersenyum

"Seperti yang pertama kau sebutkan"

"Ohh, apakah kau juga seorang astrophile?" tanyanya semakin semangat

Sadar atau tidak Liam mengikis sedikit demi sedikit jarak di antara mereka

"Hmm, aku menyukai antariksa namun dari pada itu aku lebih menyukai awan. Kau tahu? Nephophile" papar Jennie ringan, ia mulai semakin nyaman

Dream Wedding Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang