Suara riuh dari siswa-siswi
'SMA Pusaka Gemilang' menggelegar dikantin untuk mengisi perut yang belum terisi sejak tadi, ada yang tengah asyik menggosipkan berita terbaru yang mereka dapatkan. Di kursi paling pojok itu terdapat segerombolan siswa yang sedang asik melempar ejekan dengan salah satu sahabatnya—raut wajahnya terlihat sedikit berseri, karena sepekan yang lalu ia sempat berjadian.Disaat detik-detik ia ingin mengungkapkan isi hatinya ditengah lapangan tersebut, dan pada waktu yang bersamaan itulah hampir seluruh murid yang berada diluar ruangan sontak melihat tragedi itu dari atas, beberapa disekitar lapangan—sebuah momen sakral yang sungguh romantis.
Angga namanya. Seorang murid dari kelas 12 IPA 1 yang namanya tak asing didengar hampir seluruh sekolahnya—terdengar hiperbola namun itu sebuah fakta. Paling utama antara lain kaum hawa, yang terpana dengan penampilan fisiknya dan lagi pun ia juga murid berbakat.
"Nga, lo 'kan udah seminggu nih jadian ama Jingga. Ngak ngadainkan acara makan?" tanya Faris berbasa basi guna mencari topik yang pas.
"Nggak!! ngomongnya enak bener lo!!!" sergah Angga lalu memandang tajam kearah Faris depannya pas.
Farhan mendecak kecewa dengan sahabatnya itu, karena tidak ada acara hiburan untuk merayakan ini semua.
"Ck!! Harusnya juga ada syukuran gitu!!!"
"Lo berdua banyak maunya, Lo kira gua mau ngadain resepsi lamaran???" cibir Angga refleks menoyorkan jidatnya Farhan.
"Sakit bego!" Ia meringis kesakitan, tangannya sambil memegangi area jidatnya yang terasa nyut-nyutan itu.
"Mampus!!!"
*****
Bel pun berbunyi, menandakan waktu istirahat telah berakhir. Kini ketiga orang itu meninggalkan kantin dan berjalan memasuki kelas masing-masing—hanya Faris yang kelasnya berbeda dengan yang lain, sedangkan Angga dengan Farhan mereka satu kelas.
Kemudian dari arah luar ruangan kelas, samar-samar terdengar suara langkah kaki yang semakin lama semakin mulai mendekat dikelasnya. Dan ternyata itu Pak Handoko-guru mapel bahasa Inggris, sekaligus wali kelas.
"Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam." seluruh murid berbarengan menyahuti salam barusan.
Sedari tadi Farhan membahas hal yang tak seharusnya dijawab. Yang ditanya tidak menanggapi ocehannya, ia sedang asik memainkan ponselnya. Farhan menyeka mulut, dilihatnya Angga sedang senyum sendiri.
Gilak tuh anak! Padahal baru aja seminggu jadian udah songong kek mau nikah aja! dumel Farhan dalam batinnya.
"Woi kampret!" teriak Farhan sontak membuat Pak Handoko dan seluruh mata memandang kearah Farhan.
Dengan canggung ia meminta maaf.
"Maaf pak! Anu tadi saya manggil Angga tapi dianya ngak denger, jadi saya keceplosan teriak," ucap Farhan sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.Angga yang melihat sahabatnya yang sedang canggung itu lantas hanya menahan ketawa sekaligus menjadi image ceritanya.
Mampus gak tuh!
"Eh Lo! Sejak kapan manggil gua? Gua ngak ngerasa ada yang manggil tuh," ujar Angga yang kini berakting pura-pura polos tanpa dosa.
"Tau ah! Lo daritadi sibuk Ama tuh hape! Ketawa ngak jelas!"
"Oh..."
"Oh???"
Pengen rasanya tonjok teman yang nggak jelas kalo ditanyain, Angga hanya mengakat bahu pandanganya sedang fokus menatap kedepan tanpa memperhatikan yang berada disampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terjebak 2 Alam [S1 dan S2]
Horror•TERJEBAK 2 ALAM• (telah dibukukan) [HOROR•THILLER•MISTERI] Satu dari kelima anak dalam cerita ini, akan menjadi awal dimana kisah pendakian awal mereka dimulai hingga mereka berada didepan rumah tua setelah kabut tebal menghilang. Siapa yang akan m...