Bagaikan dua tebing yang terpisah
Kau dan aku kokoh berdiri
Bertemakan jarak yang rentangnya
memisahkan
Kita pernah berdiri pada ruang yang
sama
Bersama heningnya ilusi kenyamananPada jarak angin bernyanyi
Biarkan hati mengucap sendu dan rindu
Dengan kata-kata tanpa aksara
Bungkam menyiksa mengais
harapan
Jikalau bisa, ingin rasanya hati ini
mengirim surat rindu
Surat yang kutitipkan pada hembusan
angin malamMelirik rindu, jiwa menjadi hampa
Luka menganga, meninggalkan bekas
tak kasat mata
Bahagia, seolah hanya kata tanpa
makna
Luka, terlalu nyata menjadi selimut
jiwa yang kosongJika jarak hanya sebuah kiasan,
Mungkin mudah bagi kita untuk
mengelak
Tapi jarak ini adalah siksaan kenyataan yang membentangSurat terakhirmu tersimpan di laci
Bersama hujan dan gugus bintang
Juga rangkum sejarah cangkir kopi
tempat kita sering menjamuPurwokerto, 5 Februari 2023